Dalam rangkaian sajak aku menyelipkan rindu
dalam sela baitnya kutuangkan rasa sakit dan penyesalan yang pilu
tidak terlalu banyak majas; kamu lebih rumit dari itu
pena yang dengan sengaja aku tuangkan tinta air mata
Tumpukan kertaspun tidak cukup untuk menampung luka
lengan bergetar, terlalu banyak rindu yang terkumpul seakan akan hanya suaramu yang terdengar
hati yang tidak pernah terima, saat perpisahan kau lontarkan
kaki yang kaku, saat melihat kau mempunyai bahagia yang baru.
lalu, seketika kau memecahkan keheningan.
kenapa banyak sekali kertas berserakan?
aku hanya tersenyum, tanpa bersuara ku memungut rindu yang telahku tuangkan lewat kertas, dan ku masukan tempat sampah.
-Fedrihendrawan
