chapter 9

72 7 0
                                    

Setelah sakit kemaren Nadia mulai pulih, dan hubungannya sama Aditya mulai membaik kembali meskipun ya bisa dibayangkan bagaimana sakitnya Nadia:'

5hari kemudian, penderitaan hati Nadia tak juga berujung.
Ternyata Aditya masih berhubungan dengan perempuan itu. Sakit fisik saja belum pulih total, kini hatinya meski merasakan sakit kembali:"

"Nad aku pikir , udah lah lepasin dia" Allena

"Gue nyesel gak dengerin Lo All, kali ini gue nyerah"

"Lepas dia, setelah itu Lo harus lebih bahagia tanpanya. Lo bisa gue yakin"

Nadia: Dar Lo sama Adit ga?

Darma : iya Nad, ada apa?

Nadia: gue nyerah kali ini Dar:' gue mau balikin semuanya ke dia share lokasi sekarang gue kesana sama Allena

Darma : Oke. Jln.Mawar no 17

"Lu yakin kan Nad? Lu bisa?" Allena menghapus airmata Nadia

Nadia yang dulunya ceria, sekarang murung bagaikan mayat hidup, muka cantiknya kian berkurang setelah penderitaan yang kesekian kalinya dari Aditya.

"Gue bisa, meskipun ini berat buat gue All" Nadia tersenyum sambil menatap lurus kaca mobil yang Allena Kendarai

***

"Mana Adit?" Melihat Darma yang duduk sendirian disana

"Dia lagi ke kamar mandi sebentar, yauda gue tinggal ya lu baik baik, kalo ada apa apa gue disebrang sana" pamit Darma

"Gue juga Nad, gue sama Darma, kalo keadaannya gak baik gue kesini"

Tak lama Aditya menghampiri Nadia yang tengah duduk dengan kardus yang ia bawa.

"Ehh ada disini" Sapa Aditya

"Kamu gak usah so baik sama aku! Kamu sengaja Nerima aku lagi karena rasa kasihan kan?! Kamu jahat dit, gak nyangka kamu bisa kaya gini sama aku! Tega!!! " Nadia menarik baju Aditya

"Gue bosen sama lu Nad! Lu terlalu baik buat gue!" Hentak Aditya

"Alasan lu gak masuk akal! Lu ngelepas gue gitu aja setelah luka luka yang lu kasih ke gue! Hidup lu indah banget Dit! Hiks..."

"Gue udah bilang kemaren kalo gue lepas lu, tapi lu yang kekeh sama gue, jadi ini buka salah gue!!"

"Gue bertahan karena gue inget janji lo yang gak akan ninggalin gue, gue inget kata kata lo. Dan satu lagi gue bertahan sampe sesakit ini karena apa?! Karena gue sayang sama ibu Lo, ibu Lo yang minta gue buat tetep bertahan! Sementara Lo kaya gini! Brengsek! "

Brukkk Nadi melempar kardus yang berisi satu Boneka panda, jam tangan, baju, dan masih banyak lagi. Merupakan barang pemberian Aditya

"Gue gak butuh ini semua! Makan sama Lo kalo perlu kasih sama selingkuhan receh Lo itu! " Nadia melemparkan semuanya di hadapan Aditya.

Sementara Aditya tetep terdiam.
Ada harap harap cemas Damar dan Allena menyaksikan ini semua.

"Lo tau? Gadis yang sekarang Lo sakitin adalah gadis yang dengan susah payahnya di bahagiakan oleh ayahnya. Dan Lo nyakitin gue gini aja!
Satu lagi Dit, dulu Lo selalu ngelarang gue buat berpakaian terbuka, keluar malam Lo selalu larang gue!  Dan sekarang liat cewe baru Lo seperti apa? Jauh lebih parah dari gue. Gue mundur terimakasih semuanya"

"Pergi Lo sana! Kalo perlu gak usah balik lagi!" Bentakan Aditya kini terdengar sakit di hati Nadia

Plakk!!!! Satu tamparan kuat pada pipi Aditya.

"Brengsek!!" Nadia sembari menamparnya

"Nadia!!!!! " Balas Aditya yang juga hendak melayangkan tamparan itu pada gadis mungil itu. Tak lama Damar langsung mencegah tangan Aditya yang hampir menyentuh pipi Nadia

"Lu brengsek Dit! Sekasar kasarnya gue. Gue gak pernah kasar sama perempuan!" Damar menepiskan tangan Aditya.

Sementara Allena mencoba menenangkan Nadia.

"Ayo pergi. " Damar.


Berbahagia saja dengannya.
Prihal sakit hatiku aku pandai mengatasinya.





Tegar banget lu Nad:'
Jangan lupa Vote ya!

R U M I TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang