Waktu tak dapat diputar kembali
Semua telah berlalu
Hanya tersisa senyum kegetiran
Tiada lagi kata bahagiaMulut yang beraroma mesiu
Bagai racun yang terus menguar
Telah siap mengoyak otakmu
Dengam serpihan-serpihan tajam
Yang menemani setiap langkah kakimuPeluhmu telah kau bungkus dengan sekam
Hukum negeri kau langgar
Seolah uang adalah segalanya
Dengan tak tau malu kau bungkam kekuasaanSiapa kita di sini?
Hanya butiran-butiran debu yang hina
Dan lewat kelembutanNya kita bisa tertawa
Menghirup berjuta rasa yang dianugrahkanNyaTapi kita selalu lupa
Bahwa yang kita miliki hanya sementara
Kita terlalu sibuk dengan materi
Hingga tergerus kearogansian
Kata yang terus kau sebut dengan pengangkut kejayaanSungguh lucu sandiwara ini
Kau ubah merah menjadi hitam
Aneh memang,
Kekuasaan yang ada kau bungkus dengan kasta
Lalu dengan angkuhnya kau berlenggan
Seolah semua adalah hal wajar yang terjadiAku masih berdiri di sini
Menanti senjamu yang dulu selalu indah
Berharap dirimu kembali menjadi jinggaku
Kembali dalam fitrahNya yang harmoni
Tanpa belitan kearogansian dunia26 Februari 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
KUMPULAN SAJAK SANG AMATIR
PoesíaLukaku karenamu. Ku tuliskan semua yg kurasa dalam bait puisi ini. Curahan atas suka duka dalam kehidupan. @ aku lah sang sajak amatir