promise

560 23 0
                                    

Sepanjang mata memandang aku belum melihat dia disini.

"Aih, mana coba dia?aku udah nunggu disini berapa lama mungkin 15 menit."ucapku menggerutu." pokoknya kalau aku hitung sampai 10 belum dateng juga,hmm aku bakalan pergi''

Aku pun mulai menghitung di dalam hati.

"1,2,3,4,.."

''5,6,7,8,9,10,kalau gua belum dateng sampe hitungan ke-10 lu bakal pergi kan?."

Dari mana dia tahu ?

"Hehe... tau aja lagian lama banget datengnya untung belum lumutan,aku udah nunggu dari tadi, kalo aku tahu kamu datengnya lama mah, mending aku ngerjain mtk dulu,sebentar lagi UN ."

"Masih hitungan bulan ."

"Hidup ini tuh butuh orang-orang yang 'futuristic'. Yang punya target buat kedepanya, punya planning, jadi hidupnya gak main-main doang bisanya, kayak..-"bola mataku tertuju padanya

"Apa lo?"ucapnya sambil melotot ke arahku.

Kami berjalan menyusuri cekdam (red:cekungan dalam) iya itu adalah nama sebutan aku dan dia, kami berjalan menuju rumah pohon. Belum sempat aku menaiki rumah pohon, dua ekor kura-kura berhasil mengambil perhatianku

"Ayo naik well.'' ucapnya yang sudah berada di atas rumah pohon

"Ntar ."

"Waahh lucu bangeettttt..." aku mendekati kura-kura itu

"Kita juga bisa jadi kura-kura itu well"

"Hah?maksudmu."dia turun dari rumah pohon

"Well, ditungguin gak naik naik."

Aku diam

"Mau diambilin gak ?"

Hah mau ngambilin ? emang bisa berenang yah, danau ini lumayan dalam untuk usia seperti kami.

"Ey, bengong ." Ia memukul kepalaku dengan buku sketsanya.

"Eh, emm..apaan ?"

"Mau diambilin ga kura kuranya Alia khoirunnisa?

"Ooh..mau mauu"

Tak menunggu lama ia mampu mengambil kura-kura itu, meskipun tidak terlalu dalam tentu butuh keberanian untuk anak kelas 6 sd .

"Ni well."

"Makasih trall, makasih banget, banget, banget."

"Ga usah lebay."

Aku tersenyum

"Balik yuk."

"Ayo tral."

Sepanjang jalan pulang aku dan dia hanya diam, tapi suasana ini tak bertahan lama.

"wel."

Lagi -lagi dia memanggilku seperti itu, ya mungkin aku terlihat bawel dimatanya, tapi menurutku tidak. Tetapi yah, sudah lah tak apa.

"Iya."

"Liat deh kura kura itu."

"Iya, lucu banget kan ?"

"Bukan itu maksud aku ."

" Ciee makhluk astral ngomong aku, kesambet apaan pak?"

"Serius nih, aku mau kita selalu bersama kaya kura-kura ini. "

"Ehmm sahabatkan harus selalu bersama tral."

"Mungkin lebih dari itu well." ucap si makhluk astral dalam hati

"Alhamdulillah dah nyampe. Eh hari minggu kita belajar yuk, ajak yang lain juga, banyak banget tau Pr nya. Ada Mtk, Ipa, Indo,yah pokoknya mapel-mapel UN deh."

Dia terdiam.

"Suutt..astral bengong aje." kukipas kipaskan tanganku di depan wajahnya

"I...ya apa wel"

"Haduuh udah ngomong panjang lebar juga."

"Iyain aja lah,jangan lupa janji kita ."

"Oke."

Kututup lembaran-lembaran masa lalu, masa kecil ku bersama si mahkluk astral. Andai saja dia tahu, diam -diam aku jatuh cinta padanya, aku tak tahu kapan rasa ini muncul. Disamping itu aku berpikir untuk menghapus perasaan itu, karena aku tahu ini hal bodoh. Aku tak mau merusak persahabatanku dengan dia karena hadirnya perasaan ini. Biarkan saja rasa ini tersimpan baik, hingga mungkin takdir yang akan mempersatukan aku dan dia.



jangan lupa bersyukur hari ini...:)

ikuti terus kisahnya >.<





AlianaWhere stories live. Discover now