Retak

302 14 3
                                    

" Pagi bu"
" Pagi sayangg"
" Bu, yang lain pada kemana ?"
" Biasalah, mereka masih tidur dikamar, apalagi hari minggu begini."

Alia berjalan menuju kamar kakaknya. Ka fahri namanya, jarak yang tak begitu jauh menjadikan mereka berdua layaknya sahabat.

TOK...TOK..
Tidak ada jawaban dari dalam kamar
" Ka fahri, aku buka ya pintunyaa."

dan ketika Alia membuka pintu" Hwaa." Alia tersontak kaget karena melihat ulah kakaknya yang memakai topeng badut.

" Hahahaha"
" Fahriiii buka gak topengnyaa"
" Sopan ya, adek yang satu ini!"
" Iye maap ka, udahan atuh pake topengnya, alia blom buka mata nih. gelap kek hati abang.''

Fahri melepas topengnya " Iya iya, Alia cantik kaya kripik."

" Sekarepmu bang"

" Li, liat deh " sambil merogoh sesuatu dari kantongnya.
" Ih, ka Fahri!"
" Tunggu, Tunggu..mahluk astral lagii?"
" Iiih apansiih sini potonya"
" Ambil aja kalo bisa"
" Kalo gak dikasih aku klitikin lho ka"
" Kabuurr"
Fahri berlari keluar kamar dan disusul oleh Lia yang berusaha meraih foto kenangannya bersama mahluk astral.

***

Di meja makan

" Ayo sini anak-anak, makan dulu yuk. Ibu udah bikinin makanan kesukaan kalian."
" wahh, oseng paya "
" Ayam gorengkyuu." seru fahri yang tak mau kalah
" Ye..nugget kesukaan ica"
" Alhamdulillah "
Di selala-sela Sarapan, ada seseorang yang mengetuk pintu.

TOK..TOK..

" Assalamualaikum"
" Itu suara ayah ka?"
" Ayah udah pulang, yuk ca kedepan."
Saat alia beranjak dari meja makan, ibunya mencegahnya keluar
"Kenapa bu?"
Mata ibunya berkaca-kaca, dan seolah ada air bah yang akan tumpah sebentar lagi.
" Ibu?" perasaan alia tak karuan. Dari tadi ibunya hanya memandang Alia. Seakan ada sesuatu yang akan terjadi.
Benar saja, dugaan alia. Ibunya berlari ke kamar sambil menangis. Belum sempat alia mencegahnya, ibunya sudah terlanjur lari.
" Ada apa sebenernya ya Allah?"
Aku pun melangkah untuk menemui ayahku, aku rindu sekali dengan lelaki yang satu ini.
"Alia"
"Ayaaahh, alia kangen banget."
" Sama ayah juga."
" Ayok masuk yah."
Aku menggandeng tangan ayahnya, tapi nampaknya langkah ayahterasa berat untuk memasuki rumah iya menahan langkahnya dan melepaskan genggamanku.
" Yah, ayo masuk."
" Ayah mau disini sebentar sayang. oh iya ica, boleh minta tolong?"
" Boleh doonkk"
" Buatkan ayah teh ya"
" aokeee"
" Fahri, Alia. Boleh kita bicara?"
Alia dan fahri mengganguk
" Ayah gak bisa tinggal disini lagi"
Duaarrr
Petir seakan menyambar tubuh ku, penantian kedatangan ayah yang selalu dinanti dan di rindu, namun mengapa ia hadir ketika ia benar benar ingin pergi.
" Tapi kenapa yah?" Fahri bertanya dengan penuh heran. Tangannya merangkul pundak alia. Ia tahu, adiknya pasti sangat terpukul
" Maafin ayah nak, ayah harus pergi''

Tubuh lelaki itu menjauh, dan sekarang menuju ke dalam mobil merahnya.

'' Ayah, ku rasa itu tak cocok untukmu. adakah ayah yang tega meninggalkan anaknya? apakah ayah tahu. Ica sering sakit, dan sering menggigau memanggil namamu, apakah ayah tak tahu, pengorbanan seorang istri yang berjuang sendirian tanpa dampingan suami selama ini. kau rela jika alia kecewa pada sosok lelaki yang ia kagumi dan sekarang, mungkin kau rela membuat anak laki-lakimu ini membenci dirimu ''
" ka fahrii, aku mau ayaahh." air mataku tumpah, aku tak mampu menahan kesedihan ini, semua kenangan kita? Apa akan berakhir seperti ini?

'' Suatu hari kau akan mengerti nak'' ucapnya lirih

'' Bang-''

'' Ka... jangan seperti itu,'' aku mendekap tubuh kakak ku

" Kita ga bisa sama sama lagi li," ucap ka fahri sembari menguatkan diriku
" Sabar li."
" Aku mau ayahhh.''

Ka Fahri menahan ku yang ingin berlari mengejar ayah

" Ayaahh.." ku lepas genggaman ka fahri dan dengan sekuat tenaga ku aku mengejar ayah, karena aku butuh penjelasan, mengapa ia setega itu.
" Ayah, tunggu lia ayahh...jangan tinggalin kita ayah, kembaliii."
Aku masih terus berusaha menyusul mobil merah itu.
Bruk
Aku terjatuh, lututku berdarah. Tapi tak seperih luka di hatiku ini.
Aku terus berlari mengejar mobil merah ayah, tapi semakin kukejar, mobil itu semakin menjauh. Allah, apa ini akhir dari sebuah cerita? Tapi ini begitu menyakitkan. Aku terus berlari
Bruk lagi-lagi aku terjtuh
Tubuhku jatuh, terdengar sayup-sayup suara ka fahri dari belakang ku
" Uhibbuka fillah abi." pandanganku buyar aku tak bisa mengondisikan hati dan pikiranku saat ini

" Li, Liaaa bangun li.."








AlianaWhere stories live. Discover now