Mendengar kabar bahwa Daniel akan membawa putra tunggal mereka pergi ke Busan, tentu papa dan mama Ong sangat senang. Perjodohan ini berjalan sangat mulus dan lancar. Kedua belah pihak yang dijodohkan sangat cooperative dan kini tengah dimabuk asmara.
Lihat saja dua orang yang dijodohkan itu kini tengah saling tersipu malu. Huh, papa dan mama Ong sampai geli sendiri melihat mereka berdua.
Okay, mari kita lihat bagaimana situasi Daniel dan Seongwoo saat ini...
"Daniel, nanti kalau kita menikah, Daniel ingin punya anak berapa?" Seongwoo bertanya dengan wajah merona. Entah mengapa ia ingin menanyakan tentang hal itu kepada Daniel.
Seongwoo ini carrier. Ia bisa hamil, dan ia sangat senang mengetahui fakta itu. Ia jadi tidak takut Daniel akan kecewa jika ia tidak bisa memiliki anak karena Seongwoo adalah lelaki.
Daniel nampak berpikir. "Emmm... mungkin tiga?" ia menjawab dengan pertanyaan.
Seongwoo terkikik geli melihat ekspresi Daniel yang salah tingkah. Memang dasar centil, Seongwoo dengan nekatnya mencubit pipi gembil Daniel. Sembari wajahnya memerah karena kelakuannya sendiri.
"Aku gemas sama Daniel... hihihi..." Seongwoo lalu menunduk malu setelah mendapat tatapan terkejut dari Daniel. Pasalnya, ini skinship yang lumayan berani dari Seongwoo. Lelaki manis itu biasanya hanya diam dan merona saat Daniel mengusak rambutnya. Ia juga biasanya hanya menyentuh tangan Daniel sekilas.
"Haaah... aku jadi ingin memelukmu, Woo. Bolehkah?"
Seongwoo yang ditanyai seperti itu, pipinya makin merona. Dengan malu-malu ia mengangguk. Lalu setelahnya ia bisa merasakan hangatnya pelukan Daniel. Dan hembusan napas Daniel yang terasa di lehernya.
"Baru beberapa hari kita kenalan, tapi aku sudah sangat menyukaimu, Woo..." bisik Daniel dengan suara husky-nya.
Seongwoo mendengarnya merasa sangat bahagia. Uh, jadi ingin menikah sekarang juga. Batin Seongwoo berteriak.
"A-aku juga s-suka sama Daniel..." Seongwoo berkata lirih.
Daniel terkekeh mendengar Seongwoo yang berkata dengan terbata-bata. Menggemaskan sekali, astaga... Entah sudah berapa kali Daniel berkata dalam hatinya.
Di belakang sana, mama dan papa Ong tengah saling bersorak-sorai dalam keheningan. Rasanya seperti menonton drama Korea secara nyata. Sungguh manis sekali keduanya. Daniel dan Seongwoo sangat cocok sekali disandingkan seperti itu. Jadi tidak sabar melihat mereka saling berciuman di altar nanti.
"Tidak salah papa tanpa malu menghampiri tuan Kang untuk menjodohkan anak kita ya, ma." papa Ong berkaca-kaca. Rasanya baru kemarin beliau memiliki Seongwoo. Menimang bayi kecilnya. Dan kini harus dihadapkan pada kenyataan bahwa Seongwoo sebentar lagi akan menjadi istri. Sungguh waktu sangat cepat berlalu.
Mama Ong bahkan sudah menangis. Terharu. Tak menyangka anaknya yang sudah sekian lama sendiri, kini akan segera melepas masa lajangnya. Dengan calon yang sangat berkualitas. Bisa dipastikan squad arisannya nanti akan iri melihat calon suami anaknya. Tidak ada lagi yang bisa menghina keluarga Ong.
Ternyata pemikiran ibu-ibu tak jauh-jauh dari situ, ya.
Busan. Kota yang indah. Banyak pantai yang harus dikunjungi jika kalian berkunjung ke Busan. Kota kelahiran Daniel itu memiliki beraneka macam tempat-tempat wisata yang indah. Dan akan terasa makin romantis jika kalian mengunjunginya bersama dengan seseorang yang kalian sayangi.
Setelah pekerjaan Daniel selesai, kini Daniel mengajak Seongwoo mengunjungi pantai Haeundae. Pantai yang terkenal dan paling sering dikunjungi wisatawan itu, sore ini nampak sedikit lengang. Maklum, bukan musim liburan.Keduanya berjalan dengan santai menikmati hembusan angin yang menyapa. Setelah menyelesaikan rekaman vlog Seongwoo, kini keduanya bisa sedikit menikmati suasana pantai ini.
"Semua pantai rasanya kalah dengan pantai ini..." gumam Seongwoo.
"Huh? Mengapa begitu?" Daniel ternyata mendengar gumaman Seongwoo.
Sedikit malu, Seongwoo menunduk. Menyembunyikan rona di pipinya. "Karena di pantai ini aku berjalan berdua bersama calon suamiku."
Mendadak Daniel berhenti berjalan. Ia beralih menatap Seongwoo dengan raut seriusnya. Dan yang ditatap hanya makin menunduk. Sedikit ketakutan melihat wajah Daniel yang agak menyeramkan itu.
"Woo, kumohon. Jangan berkata-kata manis seperti itu. Aku benar-benar tidak bisa mengendalikan debar jantungku ini..." kedua tangan Daniel memegang bahu Seongwoo. Menatap intens kepada Seongwoo dengan raut wajah yang begitu putus asa.
Sungguh, hanya diam dan berjalan berdua bersama Seongwoo saja rasanya Daniel hampir meledak. Apalagi digombali sedemikian rupa oleh Seongwoo. Hampir saja Daniel berteriak melampiaskan seluruh perasaannya. Berdebar, dan bahagia.
Lalu Daniel memilih untuk menarik tubuh Seongwoo masuk ke pelukannya. Dipeluknya calon istrinya itu erat-erat. Membiarkan Seongwoo merasakan bagaimana jantungnya bekerja begitu keras memompa darah. Debaran itu terasa memekakkan telinga Daniel. Dan ia ingin Seongwoo tahu bahwa perasaannya nyata.
Ia jatuh cinta.
Yang berawal dari perjodohan rekan bisnis, beralih menjadi benar-benar jatuh cinta. Dan Daniel tak pernah lebih bersyukur dari ini.
Perlahan disentuhnya dagu Seongwoo. Ia dongakkan wajah Seongwoo. Menatap tepat ke dua mata cokelat Seongwoo. Tersenyum kala melihat rona di kedua pipi Seongwoo. Manis.
Didekatkannya wajah mereka. Dan dikecupnya bibir tipis Seongwoo.
Mendapat serangan mendadak dari Daniel, Seongwoo merasakan jantungnya seakan berhenti berdetak. Ciuman ini, ciuman pertamanya. Dan rasanya seperti ribuan kembang api tengah meledak secara bersamaan. Begitu meriah. Dan Seongwoo merasa begitu bahagia.
Tak cukup dengan kecupan, Daniel mulai melumat bibir tipis nan menggiurkan itu. Manis. Seongwoo sangat manis. Dan Daniel menyukainya. Menyukai Seongwoo. Menyukai momen ini.
Setelah melepaskan ciuman mereka, Daniel menangkup wajah Seongwoo. Menatap kembali kedua mata Seongwoo.
"Suka sudah bukan lagi kata yang tepat untuk menggambarkan perasaanku, Woo. Aku sayang. Aku sayang kamu, Woo."
Dengan mantap Daniel mengungkapkan perasaannya. Melihat bagaimana reaksi Seongwoo yang seperti ingin menangis.
"Sungguh?" dengan lirih Seongwoo bertanya.
Daniel mengangguk pasti. "Aku tahu ini terlalu cepat, Woo. Kalau kamu belum bisa memastikan perasaanmu, nggak papa. Aku akan tunggu. Sampai saat itu, kita bisa melakukan pendekatan dulu. Kita saling mengenal dulu, gimana?"
Seongwoo benar-benar ingin menangis saat ini. Bagaimana Daniel mengungkapkan perasaannya dengan sangat gamblang. Tanpa ada rasa takut bahwa rasa ini akan sementara saja singgah. Tanpa peduli bahwa waktu yang mereka jalani untuk dapat merasakan perasaan sebesar sayang, masih begitu singkat.
Tetapi, Seongwoo ingin tidak peduli akan hal itu juga. Ia ingin mengatakan pada Daniel bahwa ia juga memiliki rasa yang sama. Tanpa ketakutan dan tanpa rasa ragu.
Maka, ditatapnya kedua mata Daniel. Memantapkan hatinya untuk mengatakan perasaannya. Bahwa dalam waktu singkat Daniel bisa merebut hati Seongwoo. Dan membuatnya jatuh sangat dalam kepada pesonanya.
"A-ku juga sayang kamu, Daniel. Kita jalani pelan-pelan, ya? Semua rasa ini baru buat aku. Ini... pertama kalinya aku merasa kaya gini."
Daniel? Bagaimana reaksinya? Tentu saja ia sangat sangat bahagia. Wajahnya menampakkan raut yang begitu lega. Senyuman lebar bertengger di wajah tampannya. Sekali lagi ia peluk tubuh kurus Seongwoo.
"Terima kasih, Seongwoo. Terima kasih."
Dari Busan, cinta mereka bersemi💕
bersamboeng.....
Apakah kalian sudah merasa cringe? Hihihi jerapah ngetiknya kilat jadi kalo aneh maafkan yah 😂 Lain kali kalo inget bakalan jerapah edit ehehehe
Anyway, thank u buat yang sudah membacaaaaaa, I love you all so much!!!!!!❤❤❤❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh yang Dijodohkan
Hayran KurguKetika menolak perjodohan sudah mainstream......................