Satu

5 0 0
                                    

Aku Shakila Asha Irawan anak kedua dari tiga bersaudara. Ayah ku bekerja sebagai wiraswasta, punya bisnis di bidang property, sedangkan Bubu bekerja sebagai Dokter di salah rumah sakit di kota tempat ku tinggal. Abangku kelas 12 SMA walaupun dia SMA kami tidak satu sekolah, dia di swasta dan aku di negeri. Adikku sendiri masih kelas 4SD.

Hari ini aku sangat malas ke sekolah karena pasti bakal upacara dan bakal membosankan mendengar pembina upacara yang lain dan tak bukan guru-guru di sekolah ini, kenapa aku bosan karena mereka mengulang kata-kata yang sama dan memiliki inti yang sama juga, pemborosan gak capek emangnya mulut terus komat kamit kaya mbah dukun baca mantra.

Tokk tokk tokk
"Kak kilaa bangun sekolah nak, sarapan kebawah kalau udah siap" ucap bubu sambil mengetok pintu.
"Iyaa bubu, bentar" ya seperti yang kalian bayangkan aku harus meninggalkan tempat ini, tempat yang di sebut pulau kapuk.

"Udah mandi sana" ucap abang
"enggak mau wekk" akupun menarik selimut untuk menutupi tubuhku. Tetapi bukan abangku namanya kalau dia tidak menggangu, kali ini dia mencium pipi ku dan berkata
"adek ku sayang mandi atau di cium lagi"
"aghhh bubu abang cium-cium bauu" ucapku berterik dan berlari ke kamar mandi.

Setelah acara mandi cantik ku usai aku pun ke bawah untuk sarapan bersama yang lain.
"kak, sini makan samping ayah" akupun menggeser kursi yang di letakan di sampingnya.
"Bubu Kila pengen telor dadar" sambil menunjuk telor dadar tanpa sayur yang sudah di siapkan Bubu.
"Ambil sendiri punya tangan kan?" siapa ni main jawab-jawab aja.
"Enggak sampek lagian abangkan lebih dekat sih" Balasku tak mau kalah.
"Udah makan kok pada berantam sih, ini ayah ambilkan"
"makasih ayah kusayang" sambil mencium pipinya.


Aku memasuki halaman sekolah dengan sedikit berlari karena hari ini menjadi hari pertamaku di kelas 11. Tidak ada yang spesial di kelas 11 ini, adik kelasnya juga jelek HAHAHA tapi ada satu orang yang selalu ku tunggu-tunggu yaitu Tama Veldi. Udah ganteng, tinggi, hidung mancung, muka baby face duhh gak sabar banget deh jumpa calon imam.

Akupun mencari 5 sahabatku yang paling aku sayang+benci juga.
Ada Balqis yang menjadi orang ketiga dalam hubungan bang Rendy dan kak Intan.
Dinda si pendiam tapi sekali ngomong, omonganya pedes banget.
Audry yang tomboy, dan udah pacaran 4 sama pacarnya si Nata.
Nana yang serius belajar tapi kaya adik kecil buat kami.

Akupun bergegas naik ke lantai 2 mencari mereka karena upacara bentar lagi di mulai.
Itu teman-temanku keluar kelas
"Eeeehhh tunggu dong, narok tas bentar"
"Cepat Kila nanti pak Supra datang"
pak Supra itu guru paling killer tapi dia baik pada saat tertentu.

Kan apa ku bilang, pembinan upacara ini gak capek apa bicara terus. Padahal intinya sama itu itu juga di ulang. Aku sudah mulai bosan dan murid lain pun sudah seperti cacing kepanasan. Tapi secara tiba-tiba ada yang bersinar sosok imamku terlihat duhh bisa pingsan ganteng banget si abang meleleh lama-lama.

Seandainya si abang gak punya pacar udah adek sikat abang mah. Kenapa sih cowok ganteng selalu cepat lakunya, padahal kalau di bandingin lebih cantik aku dari pada pacarnya sayang aja aku agak kecil huh.

Upacaran sudah selesai kami pun berhamburan untuk naik ke kelas, aku memilih naik ke kelas karena AC pasti sudah hidup, teman-temanku memilih ke kantin dulu baru naik.

Saat aku naik ke kelas tiba-tiba bahuku di tabrak seseorang.
"Duh sakit, siapa sih yang jalan gak pakai mata"
"Sorry" ucapnya dingin dan lanjut berjalan.
Ihh nyebelin banget sih jadi orang, awas aja kalau jumpa lagi. Kayak enggak asing ya sama model badannya siapa ya.

Kita.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang