21. 8F

202 18 5
                                    

Di kelas gue yang baru ini, gue itu cuma seongok tai kucing yang ada di lapangan sekolah gue.

Tak diperhatikan.

Diliides.

Dicap menjijikan.

Anjing.

Udah hampir satu semester gue tinggal di kelas ini, sedikit yang bisa gue ceritain, karena disini, di 8F ini, hanya sebagian orang yang mampu menarik perhatian gue dalam 1 semester ini.

Gue punya 3 temen deket yang mau nemein gue dalam suka dukanya orang pinter.

Namanya Sabdoel Kusmayanti. Jadoel ya namannya, pertama gue kenalan, anjir... Udah kebelet boker gue nahan ketawa.

Hari pertama sekolah itu, gue duduk bareng si Alod yang kebetulan sekelas sama gue. Jadi anak 7B yang masuk kelas purba ini cuma gue, Alod, Potron sama Raka.

Lo pasti tau reaksi Raka gimana pas tau masuk 8F.

"Anjing, Baru pertama sekolah udah gini aja nasip gue fak"

Gue cuma diem , pura pura kalem padahal mah dalam ati udah kyk uler keket.

Back to topik lurr.

Ceritanya si Sabdoel ini duduk tepat di belakang gue. Anaknya mah berisiknya ngalahin geng Ucup. Ngalahin Alma. Ngalahin berisiknya jantung gue pas deket sama Dion.

Hehe.

Maap khilaf rindu.


Sabdoel yang duduk di sebelahnya Potron asik haha hihi sama temen temen yang lain, orangnya mudah bergaul, beda sama gue yang butuh banyak waktu untuk adaptasi.

Lalu, dengan tidak sengajanya  si Sabdoel sialan itu numpahin es teh ke gue.

Fuking.

Gue memaki maki perempuan idiot itu dalam hati.

"EH ANJING" kata gue keras.

Seluruh penghuni neraka yang disebut kelas unggulan ini noleh ke arah gue. Mereka natap gue dengan pandangan 'wah, anak bad nih'

Gue memutar mata males.

Nggak gue ladenin, gue kembali dengerin musik yang gue puter.

Rok biru tua gue yang basah gue biarin aja. Emosi gue anjing.

Lalu, dengan sangat tiba tibanya sang pelaku penumpahan es ke rok gue itu ngelapin. Pake tisu mikinya.

"Sorry ya, gue ga sengaja nih, beneran deh, maki aja gue sekarang" katanya takut takut.

Gue cuma diem.

Males anjir nggagas dia.

Sampai kegiatanya pun berhenti.

Wali kelas gue yang gue tau namanya Bu Dal ini dateng ke kelas. Ngucapin salam lalu meminta kami para penghuni kelas ini untuk membentuk struktur organisasi.

"Nah iya, gini, kita bentuk strukturnya ya, kita pilih ketua,wakil,skretaris,dan bendaharanya dulu.

Gue jengah kawand.

"Berneo, kamu mau ya" perintah bu Dal pada seorang laki laki anak kelas gue yang mirip banget sama malika 'kedelai hitam pilihan'. Liat wajah Berneo bikin gue keinget sama oreo.

SAMA SAMA ITEM ANJIR.

Berneo menolak mentah mentah.

Sudah hitam, banyak dosa lagi bngst.

"Kalau gitu, Bu Dal pilih acak saja ya" katanya final.

Anak kelas pun cuma ngangguk atau ngomong "Iya..."

Alah tai.

"Raka Setya Maulana, kamu ya?" kata Bu Dal pada Raka yang lagi enak enak duduk.

Raka langsung terjengkang kebelakang.


SUKURIN ANJIR.










SAATNYA GUE KETAWA NGAKAK.











"Saya mau asal Julia juga mau bu!"







ASOOOOO.






GUE GANTIAN YANG KEJENGKANG GENGS.





FUK YU BIT RAKA!

Gue menolak dengan keras.



Asw, gue banyak dosa. Lalu bu Dal menatap gue dengan pancaran sinar leser biru. Gue keringet dingin. Mau nggak mau gue ikut dong. Ah sial.

"Sabdoel Kusmayanti, wah Da! Kamu ikut ya!" kata Bu Dal penuh semangat. Dan Sabdoel Sabdoel itu hanya mengangguk antusias.

Dasar anjing,mau aja nurut.

Lalu nama nama lain yang nggak gue kenal.

"Fayyad Parama Ardiansyah"

"Bowok Dwi Zaenal"

"Ikabehal Maulana"

Awalnya mereka ogah ogahan.

Tapi, sama kyk gue, mata Bu Dal langsung menyinarkan pancaran leser biru.

Dan.








Pemilihan itu berlangsung lancar.







Ketuanya itu Raka.











Dan paling fukinsit nya itu.















GUE WAKILNYA ASDFGHJKL.







Dan si Sabdoel itu sekretarisnya.







Lalu Sabdoel Sabdoel gajelas itu nepuk pelan bahu gue.

"Apa sih sat" jawab gue ngegas.

"Gue mau kenalan aso, ngegas ae njir" jawabnya.


"Y"

"Nama gue Sabdoel Kusmayanti"

Jadoel banget asw.

Nama model apaan itu anjir.

Gue udah mau ngakak anjir


"PFTTTT"


Pengen boker fak.






Kisah Putih BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang