(41).Akhirnya...

28.6K 917 43
                                    

NINDY POV

Hari ini gue udah diperbolehkan pulang sama dokter,tentunya bukan gue aja tapi sama jagoan kecil gue sekarang,sudah dua hari menginap di rumah sakit itu bukannya enak tapi bikin enek karena harus makan makanan yang dikata bergizi namun tidak sesuai dengan lidah,itu salah satu alasan kenapa gue gasuka disini

Abimanyu Rafardhan Bagaskara

Entah mas dani bermimpi apa semalam bisa dengan cepat menyusun nama tanpa campur tangan gue,tapi gue setuju aja sih sama namanya,artinya juga bagus,dan cocok buat jagoan kecil gue ini

Mas dani bahagia banget saat tau kalau anaknya laki-laki,dia memang tidak ingin mengetahui jenis kelamin anaknya saat masa kehamilan katanya sih buat surprise,dan surprise kali ini sesuai dengan keinginannya

Sekarang kita lagi perjalanan menuju rumah mama.Mama menyuruh mas dani dan gue untuk tinggal dirumah mama sampai keadaan gue pulih sehabis melahirkan dan tentu saja mas dani meng iya kan perkataan mertuanya itu

"Abii anak papa yang ganteng kok masih tidur aja"ucapnya sambil melirik kearah anaknya sebentar kemudian kembali melihat jalan didepan

"Nyetir yang fokus jangan lirik-lirik nanti bisa ketabrak"

"Iya iya cerewet"balasnya kemudian tertawa

Sungguh gue gak nyangka kejadian kemarin tidak menimpa suami gue ini,gue gak sanggup kehilangan orang yang sudah memiliki tempat khusus dihati gue,masih ada luka atas kepergian vino dan gue gamau jika ketambahan luka yang sama lagi,Oh Tuhan.. Jagalah keluarga kecil ini ..

"Kok ngelamun" ucapan mas dani buat gue langsung sadar atas lamunan gue tadi

Gue pun menggeleng

"I love you" gue pun mencium pipi sebelah kirinya

Dia tersenyum "Mama sekarang sering modus ke papa dek,jangan ditiru"ucapnya kearah abi

"Apaan biasanya juga mas yang sering modus"balas gue tak mau kalah

"Dikit"

"Sering mas!"

"Iyadeh ngalah sama kesayangan"

Blushing.selalu saja seperti ini padahal bukan satu atau dua kali melainkan berkali-kali mas dani selalu mengeluarkan modusnya untuk gue,tetapi tetap saja warna merah dipipi ini selalu muncul saat dia mengatakan hal seperti itu

Sesampainya dirumah mama tentunya kami disambut,mama memang suka dengan anak bayi jadi tidak heran lagi kalau mama sangat menyayangi cucu keduanya ini setelah Miko

"Miko mau endong adek bayi ma" seru Miko sambil menarik ujung baju mbak shinta

Mbak shinta memang sering kerumah mama meskipun mereka tidak menginap setidaknya mereka menemani mama yang selalu ditinggal papa dan kak rendy

"Gaboleh ya nak,adeknya masih kecil"tutur mbak shinta

Gue rasa Miko ngambek dan berbalik badan serta mengerucutkan bibirnya yang semakin buat gue gemas liatnya

"Miko sayang..sini deh ayo kita gendong adek abi"ajak gue

Wajah mbak shinta sepertinya melarang,tetapi gue balas dengan anggukan yakin

Miko akhirnya duduk disofa sebelah gue kemudian gue taruh abi di gendongan tangan miko,gue yakin anak lima tahun ini sudah kuat untuk mengangkat abi yang besarnya hanya 3.1 kg

Dia bahagia "ati-ati ya ko,nanti adeknya jatuh"wanti-wanti mbak shinta

Miko mengangguk mengiyakan "nanti kalo adek abi udah besar bisa main sama kakak miko ya" ucap miko sambil menatap Abi

Assalamualaikum Dokter Dani (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang