~ Happy Reading ~
•••
"Itu tadi siapa, Neth? Pacar kamu?"
"Ishh, bukan kak. Dia itu cowo terngeselin yang pernah Anneth kenal."
"Kenapa gitu? Tadi waktu kenalan sama kak Iky kelihatannya baik terus juga sopan kok."
"Kelihatannya kan kak, aslinya ngeselin parah."
"Jangan gitu, ingat loh benci sama cinta beda tipis." Ledek Iky.
"Ihh, nggak ada itu, jangan gitu ah kak ngomongnya."
"Terus gimana dong?"
"Udahan ah kak, nanti geer lagi dia kalau kita omongin."
"Dia apa kamu yang geer? Cie elah adik kakak, jangan malu gitu atuh."
"Dihh, apaan. Udahan ah nggak usah dicengin mulu akunya."
"Iya deh iya. Ntar kalau kamu ngambek, kakak bisa bangkrut harus nuruti apa mau kamu."
"Nah, itu tahu. Makanya jangan coba-coba ya."
"Iya-iya. Btw, nama cowok tadi itu siapa? Kakak nggak pernah lihat dia deh kayanya."
"Namanya Deven Adrian, kak."
"Terus kenapa tadi kamu bisa bareng dia?"
"Itu semua berawal dari permintaan Pak Andre, kepala sekolah di sekolahku untuk bantu dia belajar supaya bisa lulus tahun ini, Kak. Makanya aku bisa bareng dia tadi."
"Tapikan Neth, cinta itu datang karena terbiasa. Awalnya benci lama-lama jadi cinta. Terus kan, awalnya ogah tapi nantinya jadi demen." Ceplos Iky menahan tawanya. Ia hobi jika melihat raut wajah cemberut adikya itu.
"Ngambek nih ya akunya?!"
"Eh, eh, jangan. Iya deh maaf, nggak lagi. Tapi kenapa sih kamu segitunya sama si Deven itu?"
"Anneth sama Deven itu beda kak. Ibarat bumi sama langit. Jauh banget bedanya."
"Ish, kamu nggak boleh gitu. Orang yang kelakuannya bandal atau jahat sekalipun, bukan berarti dia bakalan seperti itu selamanya. Dia pasti punya keinginan untuk berubah, Neth."
"Dan, sekarang emang tugas aku kak untuk merubahnya."
"Kalau niat kamu baik, kakak dukung. Kakak yakin, Deven yang sebenarnya itu nggak seperti yang kamu lihat waktu pertama kali kamu kenal dia. Setiap orang itu pasti baik, tapi mungkin karena keadaan aja yang menyebabkan dia berubah."
"Kakak kenapa bisa berfikiran seperti itu ke Deven?"
"Feeling kak Iky, Deven itu sebenarnya emang anak baik-baik." Balas Iky menatap adiknya yang terlihat bingung itu.
Iky pun mengacak rambut adiknya pelan, "Udah jangan terlalu kamu pikirin. Istirahat sana, udah malam. Good Night, cantik. Kakak keluar yaa."
Iky mencium kening adiknya sekilas, dan langsung keluar dari kamar adiknya itu dengan senyuman manisnya, dan membuat Anneth mengangguk, dan membalas balik senyuman kakaknya.
"Apa benar ya, yang dibilang Kak Iky? Udah ah bisa mumet mikirin cowok nyebelin itu. Mendingan gue tidur. Good night, dunia." Pekiknya dalam hati yang pikirannya sudah gusar sedari tadi memikirkan ucapan kakaknya.
•••
"Deven, buka pintunya. Kakak mau masuk!" Prilly berulang kali berkata seperti itu didepan pintu kamar adiknya. Tapi hasilnya nihil, sama sekali tidak ada jawaban dari adiknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Semesta
Fiksi RemajaJangan dipaksa, jika semesta tidak mengizinkan. Aku hanya takut, akan timbul luka diantara kita - Deven Aku lebih memilih jatuh cinta kepada senja, karena senja tahu cara datang dan berpamitan dengan baik tanpa harus menorehkan luka - Anneth