7

26 0 0
                                    

Setelah kepergian Fred dan teman-temannya, Ivy menggandeng Red menuju depan kelasnya.

Sekolah masih sepi, meskipun ada beberapa siswa yang sudah hadir disekolah, termasuk siswa kelas Red yang masih terdiri dari tiga orang. Termasuk teman Red kemarin, siapa namanya? Ingatkan Ivy nanti untuk bertanya padanya.

"Sayang, apa kau sudah sarapan?" Ivy mendudukkan dirinya dan Red di depan kelas Red.

"Erhm, belum." Red menjawab malu-malu sambil melihat sekelilingnya.

"Sudah kuduga. Kau harus sarapan, sayang. Aku tidak mau kau sakit. Ini sudah kubuatkan bekal untukmu. Maaf hanya roti selai." Ivy menyerahkan kotak bekal yang tadi dibuatnya pada Red.

Red yang baru kali ini mendapatkan perhatian dari seorang gadis langsung saja terharu.

"Terima kasih." Dia mengambilnya dengan wajah cerah dan mata mengkristal.

Ivy yang melihatnya hanya tersenyum geli. "Hey, aku tidak memberikannya dengan gratis."

Ucapan Ivy tersebut membuat Red terdiam. "B-bagaimana aku membayarnya?"

"Cium aku." Ivy membisikkan dua kata maut padanya.

Red kontan saja melebarkan matanya, terkejut. "B-b-bagaimana mungkin aku menciummu, kak?"

Ivy yang mendengar kegugupannya menyengir geli. "Cium saja. Terserahmu mau dimana saja. Cepat selagi sekolah masih sepi."

Red yang sebenarnya malu, entah mengapa merasa tertantang untuk mencium kakak kelasnya itu. Sekaligus ingin menunjukkan kepemilikannya terhadap gadis itu.

Ivy yang menduga Red akan mencium pipinya mendekatkan wajahnya. Dan saat dia merasa Red sudah merapatkan wajahnya, dia segera memalingkan wajahnya yang mengakibatkan bibir mereka bersentuhan.

Red yang tidak menduga aksi Ivy pun tak kuasa menahan napasnya, terlebih Ivy menggunakan kesempatan itu untuk mengulum bibir bawahnya. Bahkan menggigit gemas bibirnya.

Ivy yang merasa sudah cukup mengisi energinya pun melepaskan bibir Red.

"Baiklah, sayang. Masuklah kekelas. Jangan nakal ya, sayang. Kakak pergi dulu." Ivy meninggalkan Red setelah mengecup rahangnya.

Red yang menyadari situasinya sedang disekolah segera melihat sekeliling. Untung saja tidak ada yang memerhatikan. Red masih termenung mengingat harum aroma napas Ivy dibibirnya. Sepertinya aku kecanduan mencium bibir kakak, Pikirnya.

Sesungguhnya ada dua pasang mata yang menyaksikan panasnya kegiatan mereka tadi.


#CHOCOLATE LOVE#


Julian yang melihat interaksi Red dan Ivy yang sangat intim tersebut mengepalkan tangannya geram.

Melihat Red yang tersipu malu membuatnya jengah. Menatap prihatin pada nasib temannya itu.

Dia bergegas kembali ke kursinya saat melihat Red memasuki kelas. Dua teman kelasnya yang lain tidak ada yang memperhatikan tingkahnya. Terlalu sibuk membaca pelajaran yang nanti berlangsung.

"Pagi, J." Red terlalu bahagia menyapa temannya itu.

"Pagi, Veenn. Ada apa denganmu? Kau terlihat bahagia sekali pagi ini."

"Apa kau percaya jika kukatakan aku memiliki pacar, J?"

Julian yang mendengar pertanyaan Red, menatapnya tidak percaya. Tapi segera mengubah ekspresinya. "Siapa gadis beruntung itu, bro?"

"Ivy."

Julian menarik napasnya dengan berat saat mendengar nama itu disebutkan Red.

"K-kau pacaran dengannya, Red? Seriously? Like really really in relationship?" Tanya Julian memastikan.

"Ya! Ya, Julian. So unbelievable, right?" Red yang penuh semangat menyebutkan hubungannya dengan Ivy, tidak menyadari perubahan raut wajah Julian.

"Congrats, bro!" Julian menyatakannya dengan tidak semangat.

"Apa kau tidak senang, Julian?" Ternyata Red menyadari perubahan Julian.

"Tidak. Tentu saja aku senang teman."

"Kau tidak jujur, kawan." Red menyadari perubahan Julian.

"Apa kau mengenal Ivy, Julian?"


Thursday, February 28th 2019
18:14 PM

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 28, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Chocolate LoveWhere stories live. Discover now