🎬

4.2K 444 2
                                    

Seokjin menjatuhkan dua gelas kopi yang ia pegang. Karena tak sempat memesan apapun saat di Cafe tersebut, Seokjin pun memesankan dua gelas kopiㅡsatu gelas rencananya akan ia berikan untuk Jiyu. Berharap jika wanita itu belum pergi terlalu jauh. Tapi kejadian di depannya sungguh membuat seluruh tubuh Seokjin melemas.

Dengan mata kepalanya sendiri ia melihat tubuh Jiyu yang tertabrak mobil dan terpental jauh, membuat tangannya terasa mati rasa dan menjatuhkan kopinya. Seokjin menggelengkan kepalanya cepat, setetes air mata jatuh begitu saja. "Tidak, tidak... CHOI JIYU!" Teriak Seokjin sembari berlari menuju jalan raya yang sudah dipenuhi oleh orang-orang yang berkerumun.

Seokjin menembus keremumunan orang-orang, dan kemudian segera berlutut di hadapan Jiyu yang tergeletak penuh darah. "Choi Jiyu, hei! Bangun! Siapa yang menyuruhmu untuk tidur disini?" Sentak Seokjin seraya meraih tubuh Jiyu dan memeluknya.

"Jiyu-ya, jika kau tertidur di mobilku, aku selalu menggendongmu menuju kamar. Tapi sekarang, aku tak mau menggendongmu ke rumah sakit! Aku tidak mau kau mati! Yak! Choi Jiyu! Kumohon... bangun,"

Seokjin menangis sembari menghapus jejak salju yang jatuh di wajah Jiyu. Tidak ada warna putih dari salju seperti biasanya, karena saat ini salju tersebut sudah berubah warna menjadi merah.

Eternal PressureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang