Meminta Tolong

21.4K 1.2K 12
                                    

Chanyeol menyandarkan tubuhnya di dinding dan memijit dahinya yang berdenyut, dadanya terasa sakit dan nyeri.

'Jadi, seperti ini rasanya melihat dia kesakitan hampir membuatku meledak dalam kecemasan, dan itu semua karena musuh-musuhku yang hendak mencelakaiku...'

"Apakah semua baik-baik saja Tuan?" Daniel muncul, dia memang sedang bertugas berjaga di sana dan cemas melihat Chanyeol hanya bersandar di pintu.

Chanyeol menoleh, menatap Daniel dan mengernyit, "Ah...ya, dia baik-baik saja, hanya tadi ada serangan di kepalanya, dia kesakitan."

Daniel menganggukkan kepalanya dan merenung. Chanyeol juga tampak sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Kenapa tidak anda katakan saja kepadanya?" gumamnya akhirnya.

Chanyeol menyentakkan kepalanya, "Apa?"

"Semuanya. Seharusnya dia tahu semuanya, itu akan membebaskannya dan juga membebaskan anda."

Chanyeol menggelengkan kepalanya "Itu akan menghancurkan hatinya." Dengan cepat Chanyeol mengalihkan pembicaraan, "Dokter bilang dia harus seminggu lagi di sini, kau atur penjagaan disini, jangan sampai ada yang lengah. Hanya dokter dan perawat khusus Rachel yang boleh masuk ke ruangan itu, instruksikan pada semuanya!" Chanyeol lalu melangkah pergi.

Daniel tercenung menatap Tuannya itu. Semua orang selalu takut pada Chanyeol. Lelaki itu setampan malaikat, tetapi hatinya sehitam iblis, begitu kata orang-orang. Semua orang memujanya sekaligus menjaga jarak karena ketakutan. Yang mereka tidak tahu, kadang-kadang, Tuannya itu bisa seperti malaikat seutuhnya, baik tampilan fisiknya maupun hatinya.

---

"Selamat pagi, sepertinya kau sudah lebih sehat." Dokter Teddy menyapa lagi di sore harinya setelah memeriksa Rachel, "Dan kulihat makan malammu masih utuh, kenapa kau tak memakannya?"

Rachel mengernyit meskipun mencoba tersenyum lemah kepada dokter Teddy, "Saya masih mual dan muntah-muntah dokter."

"Tapi kau harus tetap makan, aku akan memesankan menu lain untukmu jika kau mau. Mungkin sup panas atau jus buah bisa menggugah seleramu.. "

Mau tak mau Rachel tersenyum melihat betapa bersemangatnya dokter Teddy, "terimakasih dokter."

Dokter Teddy menganggukkan kepalanya, "aku cuma tidak menyangka perempuan seperti kau yang menjadi kekasih Tuan Chanyeol."

Rachel tertegun mendengar perkataan dokter Teddy itu, "Apa?"

Wajah dokter Teddy memerah karena malu, dia tampak menyesal telah mengucapkan kata-kata itu, "Ah maafkan aku Rachel."

Rachel menggelengkan kepalanya, "Tidak apa-apa dokter, semua yang melihat pasti akan menyangka aku adalah kekasih Chanyeol."

"Apalagi melihat tingkah Tuan Chanyeol di ruang gawat darurat kemarin, bukankah begitu?" dokter Teddy terkekeh.

Rachel mengernyitkan matanya lagi, memangnya apa yang dilakukan Chanyeol di ruang gawat darurat kemarin? Dokter Teddy sepertinya tahu bahwa Rachel bertanya-tanya, dia mengangkat bahunya.

"Jangan bilang padanya kalau aku membicarakan tentangnya di belakangnya ya, sampai sekarang aku masih merinding mengingat tatapan membunuhnya ketika mengancam akan menghabisi semua dokter dan perawat disini kalau mereka tidak berhasil menyelamatkanmu." ditatapnya Rachel dengan tatapan menyesal, "sungguh, siapa pun yang melihat kelakuannya kemarin pasti akan mengambil kesimpulan yang sama, bahwa Tuan Chanyeol adalah kekasih yang amat sangat mencintai dan mencemaskanmu."

[END] My Life Destroyer Man #1; NC21+ [Park Chanyeol]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang