Surat-Surat

17.3K 1.2K 26
                                    

Rachel luar biasa menikmati hari pertama dalam kebebasannya. Rumah mungil yang dikontraknya masih tertata rapi seolah-olah tidak pernah ditinggalkan sebelumnya.

'Mungkinkah Chanyeol mengirimkan orang-orangnya untuk membersihkan rumah ini?'

Rachel menggelengkan kepalanya dan mencoba menghapus bayangan Chanyeol dari pikirannya. Dia harus melupakan lelaki itu dan melangkah maju.

Pagi ini yang dilakukan oleh Rachel pertama kali adalah memeriksa kulkasnya. Rachel mengerutkan kening ketika menemukan kulkasnya penuh dengan bahan makanan. "Ini pasti pekerjaan lelaki itu." gumam Rachel, tanpa menyebut nama Chanyeol demi usahanya untuk melupakannya. Tetapi Rachel tidak mau membiarkan gangguan ini merusak hari pertama kebebasannya.

Diambilnya sayuran, daging sapi, dan telur. Lalu dia membuat tumis daging dengan sayuran dan telur yang berbau harum. Setelah menuang masakan harum itu dari wajan, Rachel menuang teh hangat yang sudah diseduhnya tadi pagi ke cangkir berwarna putih, dan meletakkan semuanya di meja. Sambil menyantap makanannya, Rachel menyalakan komputer. Hal pertama yang harus dilakukannya adalah mencari pekerjaan, karena Rachel harus bertahan hidup seperti semula.

Seingat Rachel, dirinya masih punya tabungan di rekeningnya, tidak banyak memang dan hanya cukup untuk bertahan hidup selama satu sampai dengan dua bulan, itu pun setelah dikurangi pembayaran kontrak rumah kecil ini secara bulanan. Setelah itu, Rachel harus bekerja untuk menghidupi dirinya sendiri sekaligus membayar tempat tinggalnya. Kalau Rachel tidak bisa melakukannya, dia akan menjadi gelandangan. Jadi, waktunya untuk mencari pekerjaan sangatlah sempit. Hal kedua yang harus dilakukannya adalah mengambil uang tabungannya, mungkin nanti siang dia akan ke bank.

Rachel menghirup tehnya yang terasa harum dan meneguknya dengan tegukan panas yang nikmat. Lalu mulai menyantap sarapannya sambil membuka situs pencari pekerjaan di komputernya. Mata Rachel bergerak cepat dan mencatat beberapa perkerjaan yang sesuai. Dia mengirimkan email surat lamaran ke beberapa perusahaan tersebut sambil menghabiskan sarapannya.

Ketika Rachel selesai melakukan kegiatannya, waktu sudah hampir jam dua belas siang. Rachel teringat bahwa dia harus ke bank. Dengan bergegas Rachel mengambil tas kecilnya dan hendak keluar rumah sebelum akhirnya ada yang mengetuk pintunya. Seketika Rachel waspada. Dia tak pernah punya teman sebelumnya. Jadi, itu tidaklah mungkin teman yang bertamu. Lagipula, dalam penyamarannya waktu itu karena berencana membalas dendam kepada Chanyeol, tidak banyak yang tahu kalau Rachel tinggal di rumah mungil ini.

'Apakah itu musuh Chanyeol yang ingin mencelakaiku?' Rachel bergidik ngeri. Kemudian menggelengkan kepalanya, berusaha menenangkan diri. 'Tidak, musuh Chanyeol pasti sudah mengurus masalah itu sebelum memutuskan melepaskanku.'

Jadi, siapa yang sedang mengetuk pintunya saat ini?

Dengan hati-hati, Rachel mengintip melalui jendela sebelah dan menemukan seorang lelaki dengan setelan jas mahal dan resmi berdiri di depan pintunya. Dari penampilannya, tampaknya lelaki itu lelaki baik-baik. Tetapi penampilan bisa menipu bukan?

Rachel masih tidak bisa percaya bahwa dokter Teddy yang begitu baik dan selalu tersenyum itu ternyata adalah psikopat berjiwa kejam.

Rachel meraih pisau dapur dan membuka pintu dengan hati-hati, membiarkan rantai tetap menahan pintu itu. "Siapa?" Rachel menatap pria tampan dalam balutan jas rapi itu sambil mengerutkan keningnya.

"Selamat siang, Anda Nona Rachel? Saya Do Kyungsoo, pengacara yang dikirim kemari."

"Pengacara? Pengacara untuk apa? Saya tidak berkaitan dengan masalah hukum apapun." Rachel masih mengintip dari pintu sambil menatap Kyungsoo dengan curiga. Rachel masih belum mau membukanya, dia takut kalau kejadian waktu itu terulang kembali.

"Saya dikirim untuk menyerahkan dokumen-dokumen kepada Anda." Kyungsoo tampak berdehem memikirkan sesuatu, "Anda mungkin tidak mengenal saya, tapi saya teman Junmyeon dan Irene."

Rachel tertarik, "Apakah Irene yang mengirimmu kemari?"

"Sayangnya bukan, meski Irene menitip salam dan berharap kalian bisa bertemu di lain kesempatan." Kyungsoo mengangkat bahu, "Saya
dikirim oleh Tuan Chanyeol."

Rachel mengernyitkan kening. Setelah berpikir sejenak, dia berpendapat bahwa lelaki yang mengaku pengacara ini tampak meyakinkan. Dia meletakkan pisaunya dan masih dengan waspada dia membuka pintunya.

"Boleh saya masuk? Anda tenang saja, saya bukan orang jahat." Kyungsoo tersenyum dengan gaya profesional.

Rachel mempersilahkannya masuk, dan dia duduk menatap lelaki itu yang sedang mengeluarkan berkas-berkas yang tampak penting dari tas kerjanya.

"Ini adalah surat kepemilikan rumah ini, Chanyeol telah membelinya atas nama Anda. Dan ini nomor rekening yang dibukakan Chanyeol atas nama Anda, seluruh kelengkapannya ada di dalam amplop, Anda tinggal menggunakannya saja." Kyungsoo meletakkan berkas-berkas itu dalam map terbuka di meja lalu tersenyum lagi, "Saya hanya diperintahkan menyerahkan berkas-berkas ini kepada Anda. Kalau semua sudah lengkap, saya akan berpamitan." Lelaki itu beranjak dari duduknya meninggalkan Rachel yang masih menatap kertas-kertas di meja itu dengan kaget.

'Surat rumah? Rekening tabungan?'

Matanya melirik sekilas pada kertas-kertas itu. Memang benar kalau semua benda yang ada di atas meja itu atas namanya. "Tunggu dulu! Saya tidak tahu sebelumnya tentang surat-surat ini! Saya tidak bisa menerimanya!"

"Nona." Kyungsoo menyela, dia sudah siap pergi dari rumah itu, "Saya hanya menyampaikan apa yang ditugaskan kepada saya. Kalau Anda ada pertanyaan, mungkin Anda bisa menghubungi langsung Tuan Chanyeol."

Kyungsoo pun pergi meninggalkan Rachel yang masih tercenung dan bingung menatap berkas-berkas di depannya.

#to be continue#

[END] My Life Destroyer Man #1; NC21+ [Park Chanyeol]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang