Jaka seorang duda, duda anyaran punya anak satu yang berusia lima tahun. Sebentar lagi akan menganyam pendidikan yang namanya TK. Di hari pertama masuk, pasti kebanyakan anak diantar oleh ibunya.
Ia bingung, sedangkan istrinya sudah tiada. Bagaimana nanti kalau putranya sedih, melihat teman lainnya diantar oleh ibu. Sedangkan anaknya tidak.
Di kamar nomor 214 sebuah hotel ternama yang ia pesan. Menunggu orang suruhannya, yang dipercaya bisa membantu memilihkan salah satu wanita.
Tok! Tok! Tok!
"Masuk!" Jaka mempersilakan orang yang mengetuk pintu kamar yang ia sewa.
Ia sudah tahu pasti Joni, orang kepercayaannya.
Masuklah wanita berpakaian mini berwarna merah. Lalu disusul Joni di belakangnya.
Jaka bangkit dari duduknya, mengamati penampilan wanita itu dari ujung rambut sampai ujung kaki.
"Siapa nama kamu?"
"Saya Sinta, Om," jawab wanita itu manja, terkesan menggoda.
"Joni, ganti!" pinta Jaka pada Joni
"Tapi, ini udah yang ke lima. Masa belum ada yang pas, sih?" protes Joni tak percaya.
Sudah bolak-balik dari yang tinggi putih sampai yang berkulit hitam semok. Masih belum pas, salah semua.
Akhirnya wanita itu keluar dengan kecewa.
"Maaf, sebenernya maunya cewe yang seperti apa?" tanya Joni.
"Maunya yang tidak agresif. Lihat, dari lima cewe yang kamu bawa tadi, semuanya centil."
Joni terbahak. "Lha, kalau cari di lokasi seperti ini ya banyakan begitu. Aneh kamu. Nyari buat tidur aja repot," celetuk Joni.
"Siapa yang cari buat tidur. Ini buat ngurus si Bagas." Jaka sedikit kesal, dipikir mau cari melampiasan nafsu sesaat. Tidak seburuk itu.
"O, jadi gitu. Kenapa cari di sini. Sana tempat penyediaan babysiter banyak," saran Joni.
"Tapi di sana banyakan ...."
"Kenapa? Kita coba aja dulu. Kamu aneh, cari buat ngasuh Bagas di sini. Di sini mah tempatnya mencari kesenangan."
"Ya udah, ayok antar saya kesana." Jaka menyambar jaket kulitnya, bergegas meninggalkan kamar itu.
"Nih kamar mubazir ditinggal."
"Kamau bisa tidur di kamar itu, setelah aku dapet pengasuh Bagas."
Joni hanya menggelengkan kepalanya.
***
"Ini, Pak. Hanya tinggal satu," ucap perempuan pemilik jasa penyediaan tenaga kerja.
Seorang gadis berkulit lumayan bersih, bertubuh ramping berambut lurus. Wajahnya terlihat menunduk, malu.
"Orang mana dia?" tanya Jaka.
"Orang Jawa, maaf dia belum pengalaman, maklum lah, Pak. Baru pertama merantau."
Jaka mengamati gadis itu, dari atas ke bawah. "Kalau gitu gak jadi, Bu," ucap Jaka.
"Baik, Pak. Terima kasih sudah berkunjung," ucapnya pada pria itu, lalu menghampiri anak yang tinggal sendiri di yayasan. "Kamu yang sabar, ya. Semoga besok ada yang cocok sama kamu, mau make jasa kamu."
Jaka tertegun sesaat saat hendak beranjak, tak tega juga. Apa ambil saja?
"Nama kamu siapa?" Jaka berjalan dan berhenti tepat di depan gadis itu berdiri. Tidak terlalu buruk, lumayanlah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Bos Duda
General FictionTerjebak cinta pada perempuan, yang dipekerjakan untuk mengasuh anaknya. Jaka, sang bos beranak satu.