Andai....

8 2 0
                                    

Andai....

Apa yang akan kalian isi untuk kata di atas tadi?

Sesuatu yang ingin sekali kalian kabulkan?
Sesuatu yang kalian miliki?
Sebuah angan-angan?
Tentu bagi Rei ketiga pertanyaan di atas adalah jawaban yang tepat.

Tapi, apa yang kalian inginkan untuk kata mujarab itu?
Bila kalian ingin tahu jawaban Rei, simak chapter ini.

Di kelas Wu, tampak tiga orang dengan gaya rambut yang berbeda tengah berdiam diri di salah satu bangku. Dua orang di bangku yang dimaksud, satu menghadap dua orang. Kelasnya masih sunyi, hanya mereka bertiga yang datang lebih awal. Dan mereka bergender wanita.

Wanita dengan surai coklat redup seleher menaruh rahang bawahnya di tumpukan punggung tangan. Iris hijau cerahnya mengarah ke atas. Mendengus manja mengerucutkan bibirnya bak paruh bebek, gadis dengan bando sebagai hiasan kepala pun berkata, "Andai Xuande berambut pendek, apakah dia bisa setampan Yifeng ataupun Boyan kah?"

"Hee, tentu saja tidak, Shangxiang!" Gadis bersurai coklat cerah yang diikat side-ponytail pun angkat bicara. Ia meninggikan nadanya seraya memukul meja di depan Shangxiang. "Lihat saja keunikan dari Yifeng dan Boyan!"

Shangxiang menegakkan posisi duduknya, menautkan alis rapinya. "Hm? Emang keunikan Yifeng dan Boyan itu apa? Setahuku sih, mereka selalu main api." Irisnya berpaling dari lawan bicaranya. "Apalagi kalau tahun baru."

"Ah, a-aku tahu." Gadis bersurai hitam pekat yang diikat twintails itu berkata dengan gugup. "C-coba kalian bayangi Yifeng."

Mereka berdua sama-sama menatap ke langit- langit kelas. Shangxiang bertopang dagu, satunya bersandar di kepala kursi. Mereka berdua menuruti perkataan gadis bersurai hitam itu.

"Apa yang paling menonjol dari Yifeng?"

Yang ada di pikiran Shangxiang saat ini.
Yifeng tengah melangkah sambil lompat-lompat melambaikan korek api kayu digenggamannya. Salah satu helai rambut yang sengaja terurai jadi poni terkibas-kibas. Dengan senyum manis yang menonjolkan lesung pipi, Yifeng berteriak, "Boyan, ayo kita main api!"

Sedangkan di pikiran gadis bersurai coklat cerah ini.
Yifeng tengah enak-enaknya meneguk cangkir kecil berisi wine. Ia bersandar di sudut kamar, memeluk kendi berisi penuh oleh wine. Ia sangat menikmatinya, tersebut dengan dengusannya. Matanya menatap kaki gadis ini. Bisa dilihat bentuk kelopak mata yang sempurna, tampak garis-garisnya seperti baru menggunakan eye liner. Tangannya yang tak memegang apapun mulai meraih aksesoris di telinga kirinya, bermaksud membenarkan letaknya.

"Ah, aku tahu, Kakak! Aku tahu!" Gadis itu langsung mengacungkan tangan sambil menghentak-hentak. "Pasti dari matanya. Aku suka sekali melihat matanya! Ah, dia selalu pakai aksesoris seperti api, kan?"

"Bukan!" Shangxiang menggeleng mengibas-kibas tangan. "Tentu dari gaya rambutnya. Sedikit saja dia merubah gaya rambut, tentu kita tidak bisa mengenalnya!"

"Emang kamu pernah lihat Yifeng ubah gaya rambut?" Gadis itu langsung berdiri, menatap tajam ke arah Shangxiang.

Shangxiang tak kalah hebat. Ia berkacak pinggang dan berkata, "Aku memang belum pernah melihat Yifeng ubah gaya rambut. Tapi aku yakin kita pasti tidak kenal Yifeng kalau dia ganti gaya rambut!"

Adu mulut berlangsung panas, membuat gadis bersurai hitam pekat itu panik. Segera ia berdiri dan mencoba meleraikan kedua gadis temperamen itu. "S-shangxiang! Xiao! S-sudahlah, urusan Yifeng sudah selesai. Balik ke topik utama!"

Kedua gadis itu langsung berhenti cakap dan melirik bersama ke arahnya.

"O-oke. Sekarang, coba kalian bayangi Boyan-"

"Dia adalah pria setengah wanita!" Serempak mereka memotong ucapan gadis itu dengan muka datar.

"Aku tahu Boyan tampan, Kak Da. Tapi sekalinya dia berpakaian wanita, dia bakal cantik. Cantiknya bahkan mengalahkan kita." Xiao berpaling dari dua hawa dan melipat tangannya.

Shangxiang mengangguk setuju, masih berkacak pinggang. "Aku pernah menyuruh Boyan untuk pakai hanfu milikku, dan aku tidak menyangka kalau kecantikanku dikalahkan oleh kharisma Boyan."

"Dan sekarang, coba pikirkan baik-baik soal Xuande. Kalau dibayangkan, dia bakal terlihat aneh kalau mengikuti penampilan Yifeng atau Boyan."

"Ada yang membicarakan kita ternyata, Boyan!"

Spontan ketiga gadis itu melirik ke asal suara. Tampak Boyan dengan topi rajut warna merah dan sosok yang tak mereka kenal.

Sosok tampan itu mengenakan syal warna merah api, menutupi mulutnya. Matanya terbentuk sempurna dengan garis-garis seperti menggunakan eye liner, hanya saja rambutnya. Kini surai hitam pekatnya sedikit berantakan, namun sehelai rambutnya masih tak mau menyatu dengan poni lainnya. Aksesoris di telinga kirinya kini memiliki anting seperti Boyan kala sejumput rambut di kedua sisinya masih panjang dan dikepang.

"Siapa kau?" Xiao dengan polosnya bertanya seraya menunjuk pada sosok tampan di samping Boyan.

"B-b-boyan ...." Seketika pria itu menunjuk dan jatuh tak sadarkan diri. Tentu Boyan sebagai senior sekaligus sahabatnya panik dan berusaha menyadarkan pria itu. Boyan menepuk-nepuk pipi tirus pria itu, namun tetap saja tak mau siuman.

"Lah, aku cuma tanya. Kenapa dia malah pingsan?" Xiao melirik kedua wanita di sampingnya.

"Aduh!" Boyan menepuk dahinya. "Dia Yifeng, masa kalian tidak kenal?"

Seketika sejoli kakak-beradik ini membeo tak percaya. Tidak bagi Shangxiang yang tersenyum penuh kemenangan, sepertinya pendapat Shangxiang tepat sasaran.

Kita tidak sadar dengan waktu yang kita pakai. Berawal dari angan-angan Shangxiang mengenai Xuande berakhir dengan adu mulut mengenai Yifeng dan Boyan.

Haha, terkadang berandai-andai itu tak selamanya menjadi kenyataan. []

Jangan lupa vote, komen, dan share bila kalian suka.
Kritik dan saran sangat diperlukan agar cerita ini menjadi lebih baik.
Reirin_Mitsu17

One Year [Kumpulan Cerpen] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang