Rasha, Felicia, dan Shika sedang berada di sebuah kios di mall. Hari ini mereka berjanji mau hangout bareng.
"Iih liat deh. Yang ini lucu banget. Pengen beli." Ucap Shika gemas melihat sebuah mainan boneka berwarna biru.
"Ya udah beli aja Ka." Felicia memberi saran.
"Nggak mau. Gue udah punya."
"Kalau udah punya ngapain Lo bilang pengen beli, cebong." Felicia kesal mendengar jawaban Shika. Shika hanya nyengir. Felicia menggeleng melihat sahabatnya satu ini, dan Rasha hanya tertawa kecil melihat perdebatan mereka berdua.
"Guys, udah kan? Nggak ada lagi yang mau dibeli?" Tanya Rasha. Felicia dan Shika menggeleng, lalu mereka membayar dan keluar dari kios itu. Mereka bertiga berjalan beriringan.
"Gue belum ngomong apa apa sama dia Loen." Ucap seorang wanita merasa sedikit bersalah.
"Aah Fasha harusnya Lo tau kalau Willion itu lagi dalam bahaya besar. Lo harus segera ngomong sama dia. Cuma dia yang bisa nyelamatin Willion Sha.." Laki laki yang dipanggil Loen itu mengacak rambutnya frustasi.
"Iya En. Gue bakal coba ngomong lagi sama dia. Sece-"
"Loh? Lean? Fasha?" Sebuah suara menginterupsi obrolan mereka.
"Eh? Rasha, Felicia, Shika? L-lo bertiga nga-ngapain disini?" Fasha menjawab gugup.
"Ya kita mainlah. Shopping. Lo berdua ngapain? Lo berdua pacaran?" Shika membuka mulutnya seperti terkejut.
"Eh ng-nggak. Ini tadi cuma kebetulan ketemu doang terus ngobrol. I-iya." Fasha menyikut Lean di sampingnya, memintanya membantu bicara.
"Iya iya kita kebetulan ketemu. Iya." Akhirnya Lean berbicara sambil tersenyum canggung.
"Oh gitu. Terus tadi Loen siapa?" Kalau ini Felicia yang bertanya.
"Eh Loen itu, oh tadi gue lupa namanya siapa, makanya tadi gue bilang aja Loen." Fasha tersenyum paksa.
"Kalau Willion?" Lagi, Felicia dan Shika bertanya serentak.
"Udah deh. Fel, Shika. Kalian banyak tanya banget sih. Kasihan tuh mereka kaget ditanyain gitu." Rasha menghentikan kegiatan kedua temannya itu.
"Nah iya tuh, Lo berdua nanyanya banyak banget tau." Lean membenarkan ucapan Rasha.
Shika menjulurkan lidahnya pada Lean, "Suka suka gue dong."
"Idih. Untung aja ini tempat umum. Kalau nggak udah gue cubitin Lo." Ancam Lean pada Shika. Seakan ancaman Lean tak berarti, Shika kembali menjulurkan lidahnya.
"Udah ah. Ribut amat. Gue mau balik nih, udah ditungguin sama Tante gue. Gue duluan ya. Bye semua." Fasha pamit pada semua temannya.
"Gue juga deh, males ribut sama cebong gondrong." Ucap Lean lalu melangkah pergi meninggalkan mereka bertiga.
"Apa Lo bilang!?" Shika emosi mendengar ejekan Lean.
"Udah Ka." Felicia menenangkan Shika.
🥀🥀🥀
Pukul 15.15.
Rasha baru sampai rumah, setelah tadi shopping rempong bersama kedua sahabatnya.
"Ma, Mama. Mamaaa Mamaaa Maaa Maamaaaa." Rasha memanggil manggil mamanya. Dia menuju dapur, tapi mamanya tak ada, ke lantai dua, juga tak ada.
"Oh iya, mama kan masih di kantor." Rasha menepuk jidatnya sendiri. Lalu Rasha duduk di sofa dan mulai menonton TV. Tidak lama kemudian, Miya datang.
"Rasha kamu habis dari mana?"
"Tadi habis shopping sama Felicia sama Shika." Jawab Rasha. Miya mengangguk. Rasha memencet mencet tombol di remote. Mengganti channel TV nya, tapi tetap tidak ada yang menarik. Akhirnya, Rasha memutuskan untuk tidur di kamar.
Baru saja dia merebahkan diri di kasur, hpnya bergetar, menandakan sebuah pesan masuk. Dan itu dari Fasha.
FashaAriani
Rasha
Lo ada waktu nggak?
Ada yang pengen gue bilangRashagwenia
Hmm
Kalau besok di sklh?
Boleh kan?FashaAriani
Iya deh :)
Thanks ya RasRasha menghembuskan napas pelan, lalu kembali merebahkan diri dan masuk dalam dunia mimpi.
🌠🌠🌠
Jam istirahat tiba, semua murid berhamburan keluar kelas. Termasuk Rasha, Felicia dan Shika yang langsung menuju kantin.
"Rasha." Seseorang memanggil nama Rasha. Rasha menoleh, ternyata Fasha.
"Eh, Fasha kenapa? Duduk sini." Rasha menggeser duduknya sedikit.
"I-itu Ras, yang kemarin. Tapi jangan disini ya. Di belakang kantor guru aja. Sekarang bisa kan?"
"Oh bisa kok. Fel, Shika gue sama Fasha ada urusan bentar. Gue tinggal nggak apa kan?"
"Iya Ras." Jawab Shika dan Felicia bersamaan.
Fasha dan Rasha mulai melangkah menuju tempat di belakang kantor guru. Di sana tempatnya sepi, jadi Fasha memutuskan untuk mengatakannya di sana.
"Mau ngomong apa Sha?"
"Hmm jadi gini Ras. Hmm Lo kemarin mungkin dengar sedikit percakapan gue sama Loe- eh maksud gue Lean. Terus Lo bertiga nanyain apa maksudnya. Teman teman Lo juga nanyain Willion itu apa kan?"
Rasha berdehem, dia sabar mendengarkan Fasha menjelaskan.
"Nah iya, jadi gue sama Lo- Lean mau minta bantuan sama Lo. Cuma Lo yang bisa bantu kita Ras." Wajah Fasha berubah memelas.
"Bantuan apa?"
"Sebenarnya gue nggak berasal dari dunia ini. Gue berasal dari Willion. Willion itu nama tempat yang isinya kembaran kembaran orang di bumi. Jadi bisa dibilang gue bukan makhluk bumi."
"Hah? Ma-maksudnya?" Rasha masih mencerna kalimat Fasha. Jelas itu kedengaran tidak masuk akal bagi Rasha. Kembaran? Rasanya tidak mungkin.
"Lo mungkin nggak percaya Ras. Tapi gue nggak bohong. Gue datang ke sini sebagai kembaran Lo. Dan gue datang karena sebuah misi. Willion dalam bahaya. Willion di serang oleh Ratu Marian dari kerajaan Rivera, musuh utama Willion. Raja Ziram udah usahain segala cara, tapi tetap nggak bisa. Satu satunya yang bisa nolong cuma Lo Ras." Fasha memegang kedua tangan Rasha.
Rasha terdiam. Penjelasan Fasha barusan masih terasa asing baginya. "Tapi kenapa harus gue?" Rasha akhirnya bertanya.
"Gue nggak tau pasti, tapi yang jelas Lo punya sesuatu yang nggak dimiliki sama siapapun. Gue mohon Ras." Fasha memohon. Rasha menelan ludah. Dia tidak mau terlibat masalah yang terlalu besar dengan dunia yang tidak diketahuinya. Tapi, dia tidak tega rasanya melihat Fasha memohon. Rasha menghembuskan napas berat.
"Gue pikirin duku ya Sha. Gue nggak mau gegabah ambil keputusan. Tapi gue harap keputusan gue nanti itu yang terbaik. Gue balik ke kelas ya Sha." Tanpa menunggu jawaban Fasha, Rasha sudah melangkah menuju kelasnya lagi. Fasha menatap punggung Rasha lalu ikut pergi meninggalkan tempat itu.
——————————————————
Thanks for reading
Love you guys
Muaa muaa😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Me
Fantasy'Percaya gak kalau kita punya kembaran yang punya dunia sendiri!?'