Tu : HATE THAT SITUATION

48 6 2
                                    

Aku ingin semuanya kembali membaik. Meskipun resikonya harus aku yang dihilangkan. Dari dunia ini.

-CINP

___♡___

Piya melangkahkan kakinya keluar area sekolah. Pulang. Itu satu kata yang terus berada dalam pikirannya. Piya ingin mandi, lalu rebahan, lalu tidur, lalu makan, hingga akhirnya kembali akan rebahan.

Setelah berada di luar gerbang sekolahnya, Piya menolehkan kepalanya ke kanan, lalu kekiri hendak mencari taksi yang lewat. Piya melihat jam tangan yang berada di tangan kiri.

Kayanya belum terlalu sore, tapi kok sepi gini ya? Tanya Piya dalam hati.

Setelah sudah lama menunggu, akhirnya ada taksi yang lewat. Piya segera melambaikan tangannya. Taksi yang melihatnya pun berhenti. Piya masuk kedalam taksi tersebut.

"Dianterin kemana ya, neng?" tanya supir taksi tersebut.

"Oh, ke alamat ini pak." jawab Piya sambil menunjukkan alamatnya.

Pak supir tersebut terlihat terkejut, tapi tak lama kemudian mengangguk, dan mulai menjalankan mobil taksi tersebut.

Selama diperjalanan, Piya terdiam dan melamun sambil melihat lihat keluar jendela. Hingga akhirnya ia tak sadar sudah berada didepan gerbang rumahnya yang sangat megah.

"Loh? Jadi beneran neng rumahnya disini? Tapi neng siapanya Pak Hatan? Kok saya gak pernah tau ya, neng?" tanya pak supir bertubi-tubi.

Piya tersenyum kecil yang terlihat sangat-sangat-sangat dipaksakan. "Piya anak pembantunya Pak," jawab Piya masih dengan senyumnya. Pak supir hanya mengangguk saja, mengerti.

"Yaudah Pak, ini uangnya, kembaliannya ambil aja." ucap Piya menyodorkan uang. Setelah itu, Piya masuk kedalam rumah yang sangat megah dan mewah itu.

Memang. Ayahnya tidak pernah memberi tahu siapapun jika dirinya mempunyai anak perempuan. Ayahnya yang sangat kaya dan terkenal itu hanya mengakui jika ia hanya mempunyai satu anak laki laki. Itu kakaknya Piya. Kevin FransHatan.

Mungkin karna Ayahnya malu mempunyai anak pemalas dan tidak berbakat seperti Piya. Berbanding terbalik dengan kakaknya yang bisa dibilang hampir sempurna. Ah, sudahlah memikirkan semuanya hanya akan membuat kepala terasa semakin pusing.

Piya membuka pintu rumahnya yang terlihat sangat besar, dengan hiasan pahatan ornamen yang membuat siapa saja akan terpukau.

Piya masuk, dan terlihat disana sedang ramai oleh tamu wanita. Tentu saja! apalagi kalau bukan arisan? Mereka yang tadinya sangat berisik, tiba tiba menjadi diam.

Terlihat disana ada seorang pemuda yang terlihat lebih tua darinya, dan seorang wanita yang terlihat sangat merawat mukanya hingga terlihat awet muda. Siapa lagi kalau bukan kakaknya dan bundanya? Kevin FransHatan dan Adriana Hatans. Piya mendengus, terlihat tidak peduli dengan pemandangan dihadapannya. Piya lebih memilih naik saja ke dalam kamarnya. Sejenak, Piya mendengar bisikan bisikan para tamu wanita itu.

"Loh, Bu? ini siapanya ibu? kok saya baru lihat ya?"
"Ah, gak mungkin anaknya Bu Ana. Dekil gitu anaknya gak keurus banget"
"Iya nih, gak mungkin banget"

"Hahaha, ibu ibu! jangan serius gitu dong! Itu anaknya pembantu saya. Gak mungkin kan kalo dia itu anak saya seperti yang kalian bilang. Sudahlah, jangan terlalu dianggap penting, makan lagi aja yuk!" jawab bunda Piya. Teman temannya meng-iya-kan, dan kembali melanjutkan kegiatan mereka.

Piya mendengarnya. Sangat mendengarnya. Hatinya mencelos. Tidak, Piya tidak sakit hati. Karena Piya tidak tahu rasanya sakit hati. Hanya saja, yang membuat hatinya seperti ini, yaitu tentang kapan semua ini berakhir.

Piya melirik kakaknya. Disana terlihat kakaknya tersenyum miring seolah olah dirinya menang dalam suatu pertandingan.

Cih, iya sempurna tapi nggak dengan hatinya. Busuk. Hatinya sangat sangat busuk. Ucap Piya dalam hati.

Piya menggelengkan kepalanya kecil. Mencoba mengabaikan. Lalu mulai naik keatas dan menuju kamarnya. Melemparkan tasnya, dan membantingkan tubuhnya ke atas kasurnya, dan mulai memejamkan mata. berharap semua ini hanya mimpi. Hingga akhirnya, Piya tertidur.

___♡___

Sedangkan diluar gerbang, supir taksi yang tadi Piya tumpangi masih terdiam, dan belum melajukan taksinya. Supir taksi tersebut masih melihat uang 800 ribu yang Piya kasih tadi.

Mungkin, memang terlihat tipis, karena hanya 8 lembar, tapi sangat berarti untuk orang yang sangat membutuhkan.

"Ini si neng gimana sih? katanya anak pembantu, tapi kok cuma buat taksi bayarnya segini banyaknya. Kayaknya anak Pa Hatan kali ya? Ah, si neng itu emang bikin pusing." ucap Supir taksi tersebut. Lalu, mulai melajukan mobil taksinya.

___♡___

YUHUUUU! SULTAN MAH BEBAASSSS IYA GAKK?!! YAUDAH, SEGINI AJA DULU YAA! ENJOY AND SEE YA!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cause I'm Not PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang