Chapter 2 🍒

36 12 0
                                    


"Bagas Pramuditya !" Suara nyaring bu Dewi yang sedang memeriksa tugas siswa menggelegar ke segala penjuru kelas yang mengakibatkan semua siswa diam membeku saking kagetnya.

"Njir! Untung gue ngga difonis berpenyakit jantung ! Kalau iya bisa mampus gue," gumam Bagas mengelus ngelus dadanya dan menghela nafas gusar.

"Bagas ! Dari mana kamu mendapat jawaban ini! Biasanya kamu tidak pernah mengumpulkan tugas," cerca bu Dewi memasang wajah galaknya.

"Dari Sesil bu!" Ucap Bagas dengan santainya.

" Sesil! Benar yang dikatakan Bagas !?" Tanya bu Dewi pada Sesil yang sekarang tampak gugup.

"Be-benar bu," jawab Sesil sambil menunduk.

"Kenapa kamu berikan ? Apa mau nilainya saya kurangin ?" Ucap bu Dewi sarkatis.

"Ti-tidak bu, maafkan saya."

"Baik, kali ini saya maafkan tapi setelah ini tidak ada kata maaf dan itu berlaku bagi semua! Dan kamu Bagas, lain kali kerjalan sendiri!" Ucap bu Dewi mengontrol emosinya.

"Iya iya bu, bawel amat sih," ucap Bagas sambil menelusupkan kepalanya diantara tangannya di meja.

'Sabar, sabar Dewi. Jangan hanya karena satu murid tidak jelas kau akan menjadi keriput. Sabar' batin ibu Dewi

Bu Dewi memulai pelajarannya dan semua murid mendengarkan dan fokus pada penjelasan guru, kecuali Bagas yang sudar berada di alam mimpinya.

****

Kantin

"Kalian pesan apa ? Biar gue yang pesenin," tanya Fira pada kedua sahabatnya.

"Gue mie ayam pedas ama es moktail," jawab Bagas.

"Gue samain aja," jawab Arkan datar.

"Lu yah, datar amat kek ngga ada semangat hidup aja. Lu ngga capek masang muka gitu mulu, hah !?" Kesal Bagas.

"Bodo," empat huruf yang selalu menjadi jawaban Arkan untuk menanggapi sahabat konyolnya ini.

Fira menghela nafas karena pertengkaran Bagas dan Arkan lagi dan berbalik ke penjual kantin untuk memesan makanan.

Selang beberapa menit, Fira datang membawakan makanan mereka bertiga.

"Nih, makanan kalian," ucap Fira menaruh pesanan masing-masing.

"Selamat makan...." ucap Fira dengan semangat

"Selamat makan..." balas kedua sahabatnya.

****

Terlihat seorang pemuda memasuki rumahnya dengan langkah lesuh  sepulang sekolah dan tas yang masih melilit di punggungnya.

Berjalan menaiki tangga untuk ke kamarnya yang berada di lantai dua. Pintu bercat abu abu gelap dan di pintunya terdapat ukiran "BP", ya itulah kamar bagas.

Kamarnya berwarna putih dan abu abu menambahkan kesan intimidasi ketika memasuki ruangan tersebut, barang barang yang tertata rapi dengan dengan aksesoris pria.

Bagas melempar tasnya ke sembarang arah dan menghempaskan badannya king size nya dan kemudian terlelap memasuki alam bawah sadar dengan posisi tengkurap.

Di lain tempat ~

Rani Safira

Wanita cantik berkulit putih susu, body goals, baik, bar-bar dan ceria. Mempunyai dua benteng yang akan melidungi dia dari segala masalah, Bagas dan Arkan.

"Huft, capek banget masa.." gerutu Fira saat sampai di kamar kesayangannya itu. Warna baby blue mendominasi setiap ruangan itu.

"Ah, bau banget gue astaga... gue harus cepet cepet mandi biar ngga bau," ucap Fira melempar tasnya dan langsung mengambil handuk untuk bergegas mandi.

Setelah terlihat segar selesai mandi, kemudian bergegas menuju lemari dan memakai pakaian yang akan ia kenakan.

Kruuuk... kruuuukk

Suara demo perutnya yang meminta jatah untuk diisi membuat Fira bangkit dari tidurnya dan menuju dapur untuk mengisi perut yang sedang berdemo.

.
.
.
.

Malam ini ketiga sahabat itu berkumpul di rumah Arkan hanya untuk bercerita, curhat, dan menghilangkan penat masing masing.

Salah satu diantaranya diam diam memandangi wajah seseorang yang telah mencuri hatinya sejak lama dan membuatnya gugup saat memandangi mata tajam itu.

Bagas yang terlihat kelelahan dan kemudian terlelap di kursi tamu dengan posisi kepala menghadap ke atap dan tangan yang menopang kepalanya.

Tak lama salah satu dari mereka menyusul ke dalam mimpi, saat itu satu dari mereka yang masih terjaga memandangi wajah manis yang tenang dan damai itu. Membuat ujung bibirnya tertarik sempurna.

Dia kembali fokus ke ponselnya dan mengambil gambar wajah damai itu dan menyimpannya secara pribadi. Karena ia tak ingin perasaannya diketahui siapapun termasuk sahabatnya. Belum saatnya, pikirnya.

.
.
.
.
.

Sorry pendek,, kek pendeknya si encim... hehehe ngga

Maaf ya,, soalnya author sibuk gitu, eakk.. tapi bakal diusahain up secepatnya..

Jangan lupa komen dan vote

Dan satu lagi klo ada typo maafkeun...

Hihihi salam sayang_ WIRESHI

TBC...

Friend Zone [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang