Part 4

26 9 2
                                    

Kini Adinda dan santi kembali sekolah dengan penampilan berbeda. Yup mereka sekarang sudah menjadi santriwati, dan pakaian mereka pun sekarang terlihat seperti santri dengan memakai kerudung Syar'i dan baju yang di keluarkan.. kenapa sekolah elite bisa menerima siswa siswi santri? Jawabannya karena sekolah ini milik ayah Adinda! Woww hebat yah..

Saat Adinda dan santi berjalan di koridor sekolah, mereka berpapasan dengan geng cabe-cabean..

"Wih Jadi anak kampung nih lo sekarang, gak nyangka gue Lo yang dulu kayak preman bisa berubah penampilan kayak gini! Kesambet apa lo?" Ledek salah satu dari mereka, siapa lagi kalo bukan amara.. Amara memang memendam dendam pada Adinda, karena dia syirik dengan apa yang adinda punya saat ini!

"Jaga mulut lo ya! Gue kayak gini, karna gue sayang sama orang tua gue!"

Amara bertepuk tangan dan tersenyum sinis.  " Hebat yah anak mamih! Segala nya dikasih dari orang tuaa."

"Lo jangan balik balikin fakta, justru elo yang masih minta duit orang tua! Terus yang anak mamih tuh siapa? Bukan nya elo yang suka ngadu sama bokap lo kalo lo ada masalah sama orang lain! Dasar loo anak manja."

"Dinda sudah, gak baik kamu bilang gitu! Sekarang kamu adalah seorang santriwati, jadi jaga sikap kamu ya. Kalo dia gangguin kamu, jangan diladenin anggap aja Radio rusak"

Amara melotot dengan apa yang dikatakan santi barusan, berani sekali dia! Saat hendak bicara, ucapan amara terpotong karena Adinda yang lebih dulu bicara!

"Awas aja lo kalo sampe berani nyakitin sodara gue, gue gak akan segan segan buat keluarga lo ancur!" Ucap dinda sambil berjalan menarik santi..

Amara terlihat kesal, liat aja gue akan bales semuanya! Batinnya.

Saat ini Adinda dan santi sudah sampai di kelas, mereka sedikit berdebat dengan masalah tadi.
.
.
"Din lain kali kamu jangan terbawa emosi ya, enggak baik kalo kamu bicara kasar apalagi sekarang kamu bukan dinda yang bebas kayak dulu! Kamu harus bisa dan harus terbiasa dengan semuanya ya"

"Aku gak kesel gimana coba? Dia selalu aja kayak gitu! Padahal aku udah males ladenin dia terus."

"Iya udah buat kedepannya kamu harus bisa ngontrol emosi kamu ya" Kata santi sambil tersenyum.. adinda pun mengangguk tanda setuju!

Tak terasa mereka sudah berada di pesantren, mungkin harus menjadi kebiasaan Adinda dan santi setiap pulang sekolah mereka akan memasak..

Saat keduanya sedang belajar memasak dengan aulia dan asri di dapur, tiba-tiba ada sekelompok santriwati datang.. mereka berempat dan memandang sinis kepada Adinda!

"Kamu bisa masak enggak? Masa masak telor aja sampe gosong kayak gini? Hahahaha!"

Adinda menghela nafas, dia mengontrol emosinya jangan sampai dia emosi dan membuat ulah di pesantren ini! Dia pun tersenyum.

"Maaf Ukhty, aku memang masih belajar. Dan jika aku memasak sampai gosong, aku belum tau bagaimana caranya. Tapi tenang aja, aku akan belajar setiap hari kepada Aulia dan Asri!"

2 A itu tersenyum.. "iya kami berdua siap kok mengajar mereka berdua memasak, lagian mereka orang nya baik dan sepertinya mereka bukan orang yang selalu iri terhadap apa yang orang lain punya" Sindir aulia, memang Aulia tidak suka kepada santriwati ber empat itu.. mereka selalu saja iri, bukan maksud aulia suudzon tapi kenyataan nya seperti itu. Salah satu contohnya saat santriwati lain menang tapi Amanda tidak, dia langsung saja memberi pelajaran kepada santriwati itu. Kejam memang!

"Sudah sudah lia, jangan terpancing dengan amanda. Mereka memang selalu begitu!"

Amanda memandang tajam kepada adinda, sepertinya dia sangat benci sama Adinda. Aneh!

Saat Adinda sedang berjalan sendiri di taman, tanpa sengaja dia melihat revan. Keliatannya revan sedang marah terlihat di wajahnya seram sekali dia ketika marah! Astaghfirullah din, kamu gak boleh gitu sama orang! Adinda pun mendekatinya tapi dengan ada jarak sedikit.

Adinda memberanikan diri untuk bertannya. "Assalamualaikum,  kamu kenapa keliatannya seperti sedang ada masalah"

"Waalaikumussalam Saya gak papa, kamu kenapa kesini? Nanti ada fitnah bagaimana? Disini kita cuman berdua. Bagaimana kalo ada yang melihat?"

"Ah iyaa mmm maaf tdi ak em saya hanya penasaran dengan antum keliatannya sangat marah dan gelisah!" Adinda terlihat gugup..

Revan tersenyum. "Saya gak papa adinda, lebih baik kamu kembali ke asrama mu!"

"Emm baiklah kalo gitu saya permisi Assalamualaikum"

Tak sengaja pandangan mereka bertemu, keduanya terlihat salah tingkah. Ada apa dengan mereka? Sepertinya hanya mereka dan tuhan yang tau!

Tanpa mereka sadari, ternyata ada sepasang mata yang melihat mereka mengobrol. Dia adalah Ayah revan sang ustadz.. habislah kalian berdua Dinda Revan!

Saat ini, Adinda tengah dipanggil oleh Ustadz. Ada apa ini? Kenapa tak biasanya ustadz memanggil adinda! Dinda sangat resah dan mulai takut..

"Duuh ada apa ya? Kok jdi takut gini sih. Yaallah lindungilah hamba mu ini yaallah"

Adinda pun tiba di ruang ustadz, dia terkejut! Mengapa ada orang tuanya juga disini dan yang lebih terkejut ada revan! Ada apa ini? Batinnya bertanya..

"Assalamualaikum Ustadz, mah pah kok kalian ada disini? Pasti mau jengukin dinda ya? Dinda baik baik aja kok mah pah kalian gak usah Khawatir! Enggak nakal juga."

"Kamu ini, kami belum di izinkan bicara. Kebiasaan kalo ngomong pasti gak ada titik koma nya. Kedatangan kami kesini karna ada yang harus dibicarain sama kamu syang, sama revan juga."

"Kok bawa bawa dia mah? Memangnya ada apa?"

"Begini nak, Ustadz tidak sengaja melihat kalian berduaan. Bukannya apa apa, ustadz tidak mau melihat kalian melakukan dosa! Jadi terpaksa Ustadz dan orang tua kamu akan menjodohkan kamu dengan revan!"

Dinda melotot dia terkejut,apa apaan ini. "Apaaa? Ini gak bener kan mah pah? Lagian dinda masih sekolah, dinda belum siap buat menikah. Dinda mau gapai cita cita dinda dulu!" Dia terisak sambil memeluk mamah nya!

"Din ini demi kebaikan kita juga, aku janji. Aku gakan nyentuh kamu dulu sampe kamu lulus sekolah! Kita hanya menghindari dosa saja supaya tidak terjadi fitnah" jelas revan.

"Kenapa kamu nggak jelasin aja ke mereka kalo kita gak ada hubungan apa apa revan, aku belum siap untuk menikah!"

"Nak enggak baik kamu teriak teriak gitu, lihat mama sayang lihat. Kami disini hanya ingin yang terbaik buat kamu, kami ingin ada yang menjaga kamu! Revan bisa menjaga kamu tanpa ada jarak, jika kalian sudah sah revan pun tidak akan dosa jika menjaga kamu dengan cara apa pun. Mengertilah sayang!"

Tangis dinda pun mulai reda, dia tidak boleh egois. "Baiklah dinda mau, asalkan jangan sampai ada yang tau kecuali Santi"

"Iya nak, dan kapan kita akan menikahkan mereka imam?"

"2minggu setelah mereka melaksanakan ujian, lebih cepat lebih baik. Kamu setuju kan revan?"

"Iya abi Revan setuju jika memang ini yang terbaik"

Semoga keputusannya tidak akan mengecewakan nantinya, karna dia yakin ini adalah salah satu rencana Allah Subhana Wata'alaa dia harus ikhlas menerimanya. Revan menerima perjodohan ini karena Dia juga memendam Rasa kepada dinda, Allah memang adil dan maha segalanya!

BERSAMBUNG!

Author balik lagi nih Readers, jangan pernah bosen ya buat baca cerita ini. Dan mohon dukungannya ya guys♥

Cinta SuciTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang