Tiba di sekolah, rina meminta revan untuk mengantar nya keruang guru. Mengapa harus revan?disana kan ada adinda dan santi, andri pun ada. Entahlah, sepertinya cinta revan dan adinda akan diuji lagi mereka harus bisa dan tentunya pasti bisa menghadapi setiap ujian.
"Van kamu dikelas mana?aku mau satu kelas aja ya sama kamu." Ujar rina.
"Aku di kelas IPA 2 rin kamu mending satu kelas sama adinda dan santi aja biar ada teman nya kan,lagian satu kelas sama aku juga kita gak boleh berduaan." Jelas revan.
"Yahh kok gitu van gak papa kali aku mau satu kelas sama kamu pokoknya titik."paksa rina. Revan pun pasrah dan mengangguk pelan. Rina hanya tersenyum licik, sepertinya rencananya akan berhasil.
"Yaudahh yuk kita keruang guruu nanti aku bilang sama kepala sekolah nya biar aku sekelas sama kamu"ucap rina dengan semangat. Mereka pun pergi keruang guru, dan kembali ke kelas.
.
.
Bel istirahat pun berbunyi, kini semua murid berhamburan keluar kelas untuk mengisi perut mereka yang kosong. Begitupun dengan adinda dan santi, mereka pergi menuju kantin, saat tiba dikantin tanpa sengaja mereka melihat revan dan rina sedang makan berdua."Din bukan nya itu revan dan si rina itu yah?kok mereka bisa berduaan gitu sih??"
Adinda hanya mengedikan bahu, "Aku juga gak tau san, mungkin rina enggak tau kantin nya dimana jadi ya dia minta anter sama revan"
"Aduh adinda sayang, apa kamu gak cemburu gitu liat suami kamu berduaan dengan wanita lain?"
"Enggak kok aku percaya sama revan, karena aku sudah menitipkan dia kepada sang pencipta jadi aku gak usah khawatir."ujarnya dengan sedikit tersenyum. "Lebih baik kita pesan dan makan yuk, udah laper banget nih"katanya mengalihkan pembicaraan.
Revan asik mengobrol dengan rina hingga ia tidak sadar jika adinda ada di kantin, mungkin obrolan nya sangat mengasik kan hingga dia lupa dengan sekitar.
"Van dimulut kamu ada apaa tuh?makan nya belepotan kayak anak kecil aja."ucap rina sambil mengelap bibir revan, ia sengaja melakukan itu karena ia sudah tau adinda sedang melihat kearah mereka berdua.
"Eh eh makasi yah rin kamu gak usah melakukan itu, Entar ada fitnah gimana"jelas revan dengan tegas.
"Aku hanya membersihkan sisa makanan yang ada di bibir kamu kok, jadi gakan ada yang salah paham kan. Kamu kan belum ada yang punya begitu pun aku."Katanya pura pura enggak tau.
Revan hanya salah tingkah, dia tidak mungkin cerita kepada rina bahwa ia sudah menikah dengan adinda. Ia takut rina mencelakai adinda karena rina orang nya berbahaya..
.
.
Sepulang sekolah, mereka berlima berjalan kaki sambil bercanda, rina tak henti henti nya mencari perhatian revan. Setiap adinda ingin berbicara, rina selalu memotong nya untung adinda sabar jika tidak dia sudah menghajar rina karena memang adinda sangat ahli dalam bela diri."Eh gimana kalo kita ke cafe dulu, aku laper nih lagian cafe nya gak jauh kok dari sini"ajak rina.
"Enggak bisa rin,aku harus masak di pesantren jika tidak bagaimana nanti nasib mereka ketika selesai mengaji." Jawab adinda.
"Gak papah kali lagian kita enggak tiap hari kan,udah lah yuuk biar aku aja yang teraktir aku enggak kere kok"ucap rina dengan sombong.
"Yaudah yuk kita ke cafe sebentar yah" ujar revan. Adinda bingung,mengapa dia menerima ajakan rina padahal dia tau jika adinda tidak bisa pulang telat karena ia di tugaskan untuk memasak.
.
.
"Makasi yah kalian udah mau nurutin kemauan aku,lain kali kita ke kafe lagi ya" kata rinda sambil tersenyum sok manis.Kini mereka tiba di pesantren, semua santri melihat mereka dan lebih tentunya kepada adinda mungkin mereka heran tak biasanya adinda pulang telat dan tidak memasak untuk mereka.
"Aduh din lihat mereka melihat kearah kita disana juga ada ustadz dan ustdzah tuh, aku jadi takut nih." Ucap santi.
"Kamu enggak usah takut, kita hadapi sama sama yaa..apapun yang terjadi kita harus menerima semuanya, kita yang salah kan pulang telat." Jelas adinda.
"Bukan salah kita, salah dia tuh si murid baru yang sok kecentilan itu."
"Husshh gak boleh gitu, udah yuk kita kesana"
Adinda dan santi pun menghampiri ustadz dan ustadzah."Assalamualaikum ustadz ustadzah, maaf kami telat."
"Waalaikumussalam, memang nya kalian dari mana saja?"tanya ustadz.
"Tadi mereka jalan jalan dulu sebentar abi, jadi kita pulang telat." Ucap revan yang tiba tiba datang.
"Jalan jalan?memangnya kamu tidak memikirkan bagaimana nasib santri disini adinda, santi?? Kalian itu sudah menjadi santri tapi tetap saja tidak pernah berubah." Marah ustadz kepada adinda dan santi.
"Maaf kan adinda ustadz, tadi gak sengaja adinda melihat pedagang ice cream dan adinda ingin membelinya" ia terpaksa berbohong, toh revan tidak membelanya kan padahal revan pun tau adinda tidak bersalah.
"Lain kali kalo mau beli ice cream kamu nyuruh aja sama revan nak, kami khawatir sama kamu kami tidak ingin terjadi apa apa sama kamu."jelas ustadzah. Melihat ustadzah yang ramah kepada adinda, membuat rina semakin muak rencananya hari ini gagal untuk menjadikan adinda bahan celaan.
Adinda hanya tersenyum dan mengangguk lalu berpamitan. Entah adinda harus kecewa atau tidak kepada revan, mengapa revan melakukan itu?dia membela rina sampai berbohong. Untung saja Ustadzah dan ustadz tidak menghukumnya..dia hanya bisa Khusnudzon saja kepada suaminya, lagian bersikap buruk sangka itu bukan hal yang baik.
"Assalamualaikum adinda."sapa revan saat tiba dikamar.
"Waalaikumussalam, iya revan ada apa?"
"Emmm ti-tidak tidak ada apa apa, aku mau mandi gerah"Ucap revan dengan kikuk, sebenarnya ia ingin meminta maaf soal tadi tapi sepertinya adinda tidak mempermasalahkan nya.
Tetapi beda dengan adinda, dia menunggu penjelasan dari revan. Mengapa dia melakukan hal itu, revan tidak berniat meminta maaf atau sekedar basa basi mengenai tadi ternyata, batin adinda.
Bersambung!
Assalamualaikum semuanya, maaf ya baru Update lagi soalnya author kemarin gak enak badan maaf ya author kan manusia jadi butuh istirahat hehe.
Okee semangat readers bacanya dukung terus author ya supaya semangat terus nulisnya, cerita ini asli dari imajinasi author! Author syang kalian♥
Typooo bertebaran...
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Suci
RandomMengisahkan tentang seorang gadis yang memang masa lalunya sangat kelam, dia begitu sangat brutal hingga tidak seperti wanita semestinya. Setiap orang pasti pernah mempunyai masa lalu yang sangat buruk, tapi masa lalu tetap lah masa lalu biarlah dia...