Samar samar terdengar bel pelajaran jam ketiga. Aku langsung masuk kedalam kelas dan meninggalkan Evan.
==========
Evan PoV
Waktu hukumanku masih tersisa 1 jam pelajaran. Aku berdiri sendiri dibawah teriknya sinar matahari, merasakan panas yang menjalar dari ubun ubunku. Aku terdiam dan memikirkan semuanya.
Masuk ke SMA ini, ditaksir banyak murid, dan aku menolaknya. Dia, Tania. Karena dia, aku sekarang jadi tahu betapa sulitnya mengejar seseorang. Semoga di percobaanku yang pertama ini aku bisa mendapatkan hatinya.
Tania PoV
Waktu menunjukkan pukul 12 lebih 5. Tandanya istirahat makan siang telah dimulai. Aku kembali duduk di meja yang sama dan membuka kotak makan ku. Sesekali aku menengok ke segala arah kalau-kalau Evan dan Naya menghampiriku lagi.
Ternyata benar pemikiranku. Mereka datang. Aku masih berusaha menikmati bekalku. Aku tak akan berpikir negatif kalau mereka akan duduk di depanku lagi.
Pikiran positifku seakan terpecah saat mereka menghampiriku dan mulai duduk di depanku. Aku langsung menyambar kotak makanku dan berlari begitu saja. Aku masih takut dengan kalimat Brianna tempo hari.
Dan disinilah aku sekarang. Berada di kelas seni. Berharap mereka tak menemukanku disini. Aku kembali membuka kotak makanku dan memakannya sampai habis. Aku mengecek jam istirahat. Rupanya masih tersisa 20 menit lagi.
Aku menoleh ke arah piano di sebelah kananku. Kakiku mulai memberontak dan aku langsung duduk di balik piano. Aku menghembuskan nafas sebentar dan mulai memainkan piano itu sambil bernyanyi.
Play Galaxy by Bolballgan4/ play media
keopireul neomu manhi masyeotna bwayo
(Sepertinya aku terlalu banyak minum kopi)shimjangi mak dugeundaego jameul jal suga eopseoyo
(Jantungku berdegup kencang dan aku tak bisa tidur)hanchan dwie byeolbichi naerimyeon
(Sesaat setelah bintang bintang datang)nan dashi jamdeul sun eopgetjyo
(Aku tak bisa tidur lagi)Jinagan saebyeogeul da saemyeon
(Saat hari libur)dashi ne gyeote jamdeulgetjyo
(Aku akan tidur lagi)neoye pume jamdeun
(aku akan tidur disisimu)nan machi cheonsaga doen geotman gatayo
(Aku pikir aku akan menjadi seorang bidadari)nan geudae pume byeolbicheul ssoda naerigo
(Saat aku tertidur di sisimu, bintang bintang berhamburan)eunhaseureul mandeureo eodideun naragage halgeoya
(Dan membentuk bima sakti, aku bisa terbang kemanapun)Aku menikmati saat-saat ini. Saat-saat dimana aku mendapatkan ketenangan yang tak bisa didapatkan oleh siapapun. Aku menikmati setiap detik saat aku memainkan piano ini. Mengingat kejadian-kejadian lampau akan kebahagiaanku. Kejadian-kejadian yang bisa mengalihkanku dari kejamnya dunia yang aku jalani sekarang.
Aku terus mendengar alunan piano itu sampai lima belas menit lamanya. Aku menengok jam dinding sembari meringkas barangku dan berjalan ke kelas.
Saat mendekati kelas, aku bertemu dengan Evan. Aku berusaha mengabaikannya dan berharap dia tak bertanya apapun padaku. Tidak, menyapa pun jangan. Aku tetap berjalan mendekati kelasku.
Sesuai ekspetasi! Ia bahkan tak melihatku. Tunggu, tidak melihatku? Aku kembali melihat punggung Evan yang menjauh dari pandanganku. Aku merasakan emosinya dan membuatku bergidik ngeri. Aku yakin kalau dia bukan Evan. Dia sungguh berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salju Pertama di London
Teen FictionTuhan, aku hanya ingin melihat salju. Apakah Tuhan tidak bisa mengabulkan permintaan kecilku itu? Aku tidak meminta hal yang lain Tuhan. Aku tidak menginginkan kekayaan, aku juga tidak menginginkan mainan yang terpajang rapi diatas etalase toko main...