Langkah kakinya akhirnya bisa berhenti,hembusan nafas keluar dari mulutnya lega.Walaupun masih bisa terdengar gemuruh kekesalan didadanya,namun rasa kesal itu bisa diredam saat Joohyun sampai pada tempat tujuan dengan selamat tanpa mendapat hukuman karena terlambat.
Joohyun akhirnya ikut berkumpul dalam segerombolan peserta baru yang sama denganya,mengikuti semua pengarahan dan memperhatikan tentang sekolah yang mulai sekarang dan tiga tahun kedepan akan ia tempati.
Sampai akhirnya semuanya diperkenankan untuk beristirahat,para siswa berpencar untuk sekedar duduk dipinggir lapangan menghindari terik matahari atau berlari menuju kantin untuk mengisi perutnya.
Dan Joohyun hanya diam seribu kata.Ia bingung harus melakukan apa,sebenarnya perutnya sudah berdemo meminta untuk diisi,tapi ia bingung harus pergi kekantin bersama siapa.
Manik matanya melihat kesana kemari berharap ada yang mau mengajaknya kekantin,namun semua anak seakan sudah mendapatkan partner masing-masing,ada yang memang sudah satu smp dan ada yang bisa langsung beradaptasi.Joohyun adalah tipikal orang yang tak pandai dalam bersosialisasi dengan orang lain atau sering disebut dengan introvet.Ia tak akan mendekati dan berkenalan dengan orang asing sebelum orang itu memperkenalkan dirinya kepada Joohyun.Bukannya sombong,tapi memang begitulah keadaanya,Joohyun malu untuk berinteraksi dengan orang baru dan tempat baru seperti ini.Semenjak kecil memang pertemanan Joohyun dibatasi,hal ini diharapkan agar Joohyun tidak mengikuti pergaulan yang dari hari ke hari semakin bebas.Namun,beginilah jadinya.Joohyun tumbuh menjadi anak introvet dan lebih menyukai sedikit teman daripada memiliki banyak teman.Mungkin saat masih di Daegu itu tak masalah baginya,teman yang bahkan bisa dihitung dengan jari tak menjadi masalah berarti bagi Joohyun karena orang-orang yang terpenting baginya adalah keluarga.Tapi sekarang,hal ini menjadi masalah.Bahkan tak satupun orang ditempat ini yang terlihat familiar dimatanya.Semuanya asing dan Joohyun tak menyukainya.
Sebenarnya ada satu orang yang mungkin bisa membantu Joohyun disini.Tapi sepertinya itu mustahil,bukannya membantu,yang ada hanyalah pertikaian yang akan terjadi dan akhirnya membuat Joohyun malu sendiri lalu menyesalinya.Ia tak ingin kejadian di halte terulang lagi,sungguh memalukan.
Orang yang melakukan hal tersebut kepada Joohyun seakan tak mempunyai salah dan dosa sedikitpun,bukannya meminta maaf tadi karena sudah meninggalkan dan menaruh Joohyun disembarang tempat dengan seenak jidatnya,orang itu malah memaki Joohyun sesuka hati membuat Joohyun semakin emosi.
Ya,siapa lagi kalau bukan Kim Junmyeon.
Sepertinya satu hari saja sudah cukup membuat Joohyun mengerti bagaimana sifat dan sikap seorang Junmyeon.Biasanya berdekatan dengan orang yang baru ia temui adalah suatu hal yang susah dan canggung pastinya,Joohyun lebih memilih diam karena prinsipnya
"Diam adalah emas,dan emas akan membuatmu kaya"
Tapi entah mengapa dengan Junmyeon berbeda,tak hanya Junmyeon,dengan keluarganyapun Joohyun langsung bisa beradaptasi dan akrab seakan Joohyun memang bagian keluarga kecil itu dari dulu.
•
Akhirnya dengan berat hati Joohyun berjalan sendiri kearah kantin karena demo diperutnya sudah tidak bisa berkompromi.
Disepanjang jalan Joohyun menjadi sorotan beberapa pasang mata senior maupun anak satu angakatan dengannya,entah apa yang mereka lihat dan hal itu membuat Joohyun tidak nyaman.
"Yeppeo"
"Besok dia akan menjadi yeojaku"
"Cih jangan bermimpi!"
"Tunggu saja!"
Mereka semua berbisik,namun semua itu dapat ditangkap oleh indra pendengaran Joohyun dengan baik dan Joohyun semakin tak nyaman dibuatnya,Joohyun mempercepat laju jalanya agar bisa sampai di kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Feeling||Surene
FanfictionSuho dan Irene,dua manusia yang tak bisa disatukan bagai dua kutub magnet yang sama jika didekatkan.