Joohyun melemparkan tubuhnya keatas ranjang setelah ia masuk kedalam kamar barunya.Joohyun memejamkan kedua matanya sambil mencoba mengatur nafas yang sedari tadi tak terkontrol,kepalanya juga terasa sangat panas,sungguh rasanya ada sesuatu dari dalam tubuhnya yang ingin meledak.
"Junmyeonie"
"Waeyo eomma?apa Junmyeon benar?"
"Dia bukan pembantu,dia tamu istimewa disini,jadi kau harus hormati dia"
"Tamu istimewa?tapi menurutku penampilanya seperti pembantu rumah tangga"
"Junmyeon,jaga bicaramu!,ini benar tamu kita,ahh.. bukan tamu,lebih tepatnya Joohyun akan menjadi anak baru eomma,dia akan tinggal disini mulai sekarang dan bersekolah yang sama denganmu,awas jika kau berani macam-macam!,Hyun,sebaiknya kau istirahat dikamar,kau pasti lelah hm?ahjumma Hwang akan mengantarmu"
"Aissh sialan!"Joohyun melempar bantal kesembarang arah.Kejadian barusan sungguh melekat pada kepalanya sekarang dan mungkin akan selalu berada disana selamanya,terlebih dengan kalimat "tapi menurutku penampilannya seperti pembantu rumah tangga",kalimat laknat itu keluar dari bibir pria yang sebelumnya Joohyun pikir adalah pangeran berkuda putih dengan segala kesempurnaannya,namun setelah kejadian tak mengenakkan itu,Joohyun jadi menyesal telah mengangung-angungkan dan memberi pujian berlebih pada Junmyeon.
Karena merasa hawanya terlalu panas.Bukan karena suhu didalam kamar Joohyun,Acnya bahkan sudah dihidupkan,tetapi hawa negatif yang keluar dari tubuhnya sendiri dan itu selalu membuatnya emosi,maka Joohyun memilih untuk membersihkan diri dikamar mandi.
30 menit bersemayam didalam sana,akhirnya Joohyun keluar dengan rambut yang masih agak basah serta mengenakan piyama tidur berwarna merah muda.
Joohyun mengambil benda berbentuk persegi panjang diatas nakas lalu jari jemari lentiknya mulai bergerak pada layarnya,entah apa yang sedang ia baca,tapi bibirnya kini mengulum sebuah senyuman indah.
Tok..tok..tok
Suara ketukan pintu membuat aktifitas Joohyun menatap layar handponenya terhenti dan kedua mata bulatnya langsung tertuju pada pintu yang mulai terbuka menampakkan sesosok wanita cantik.
Ya,dia adalah nyonya Kim.
Nyonya Kim masuk kedalam kamar Joohyun dengan seulas senyum yang menghiasi wajah cantiknya walau kini sudah tak bisa dibilang muda lagi.
"Hyun-ah"
"Eoh.. eomma,ada apa?"
Nyonya Kim sebelumnya sudah menyuruh Joohyun untuk memanggilnya dengan sebutan itu karena selama di Seoul nyonya Kim lah yang akan menggantikan tugas nyonya Bae yang tak lain adalah eomma Joohyun sebagai seorang ibu,dan nyonya Kim juga sudah mengatakan pada Joohyun untuk menganggap rumah ini seperti rumahnya sendiri.
"Ayo makan malam bersama"
"Nde eomma,sebentar"Joohyun meletakkan handponenya di atas nakas kembali dan menyelesaikan kegiatan setelah mandi.Nyonya Kim duduk disofa berwarna senada dengan warna dinding kamarnya,berwarna putih.
"Apa kau tidak suka kamarnya?"
"Joohyun suka,suka sekali,kamarnya nyaman"tutur Joohyun sambil menyisir rambutnya menghadap nyonya Kim dengan tersenyum senang.
"Tapi-kalau boleh tau kenapa banyak sekali boneka kelinci?apa anak kedua eomma perempuan?"Joohyun menyudahi kegiatan menyisirnya lalu duduk disamping nyonya Kim menunggu jawaban.
"Eomma memiliki satu anak perempuan,dia adik Junmyeon,dan kamar ini sebenarnya eomma rancang untuknya,namun nyatanya adik Junmyeon tidak menyukainya,ia lebih memilih untuk berganti kamar dan mendekor kamarnya sendiri,katanya konsep seperti ini sangat kekanak kanakan"jelas nyonya Kim sambil tertawa kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Feeling||Surene
أدب الهواةSuho dan Irene,dua manusia yang tak bisa disatukan bagai dua kutub magnet yang sama jika didekatkan.