Bab 3 - Rega, Makhluk berbahaya?

331 26 7
                                    

"Lo pikir gue akan percaya dengan lelucon lo yang sama sekali nggak lucu itu, Ga?" ujar gadis berseragam SMA iti sinis tampak tak percaya dengan ucapan Rega baru saja. Ia hanya menganggap ucapan Rega yang tak masuk akal itu bualan semata.

Lelaki itu hanya diam seribu bahasa lalu mengalihkan pandanganya dari Gressa. Ia menatap ke atas menuju langit yang hampir gelap karna saat itu malam hampir datang.

"Rumah gue bukan di bumi, tapi di galaksi." sahut Rega yang benar-benar membuat Gressa semakin pening.

"Makin lama omongan lo itu makin ngaco, ya!" gerutu gadis bertinggi badan kurang lebih 165 cm. Ia tampak emosi mendengar ucapan tak masuk akal dari lelaki yang tinggal serumah denganya itu.

"Terserah lo mau percaya atau enggak. Sekarang hari udah mau malam. Mending kita pulang." ujar Rega lalu menarik tangan Gressa.

Tiba-tiba hujan turun dengan deras menghantam kulit putih Gressa dengan keras hingga gadis itu menggigil kedinginan. Rega melepaskan jaketnya untuknya namun Gressa menolaknya.

"Nggak usah!" tolaknya mentah-mentah. "Dan satu lagi. Gue bisa pulang sendiri. Dan nggak usah anterin gue pulang." ketus Gressa lalu pergi begitu saja.

"Nggak perlu gue anter juga lo udah sampai di rumah lo, Sa." ujar Rega hingga membuat Gressa berhenti dan menpleh ke arah Rega.

"Apa maksud lo?" tanya gadis itu sinis di jawab diam seribu bahasa. Perlahan ia berjalan dan betapa terkejutnya Gressa saat itu. Pasalnya kini gadis itu benar-benar berdiri di depan rumahnya. Tepat di depan gerbang rumah. Bagaimana bisa? Padahal beberapa waktu Gressa ada di hutan.

"Kalau lo emang masih marah sama gue dan lo  nggak mau serumah sama gue, mending gue di sini. Gue bisa tidur di luar kok." ujar Rega bersiap melangkahkan kaki pergi.

"Rega! Siapa lo sebenarnya, Ga?" tanya Gressa lagi sambil menatap tajam ke arah Rega. "Kenapa lo begitu misterius?" tambah gadis itu.

"Ini bukan waktu yang tepat untuk gue cerita semua. Suatu saat lo pasti akan tau siapa gue? Yang lo harus tau hanyalah gue berbahaya buat lo." ujar Rega lalu pergi dengan cepat secara tiba-tiba membuat Gressa benar-benar kebingungan.

***
Keesokan harinya saat Gressa akan pergi ke sekolah, ia meminta teman sebangku nya itu untuk menjemputnya karena biasanya Naura berangkat menggunakan Mobil.

"Tumben lo minta jemput gue? Biasanya juga sama Rizal." sahut Naura.

"Lo lupa ya kalo gue udah putus sama Rizal." sahut Gressa kesal.

"Sorry, Sa. Gue lupa." pinta Naura

"Santai aja. Yang pasti sekarang gue mau move on dari Rizal. So jangan ingetin lagi apapun tentang dia ke gue." jelas Gressa.

Sesampainya di sekolah Gressa dan Naura berpisah karna Naura harus mengurus beberapa urusan hingga tiba-tiba secara mengejutkan, Gressa bertemu dengan Rega. Namun mereka tidak bertegur sapa.

***

Brakkk!!!

"Aish!!" Gressa menggerutu sambil menggebrak mejanya.

"Lo kenapa sih, Sa? Lagi PMS?" tanya Vera. Gadis yang duduk di depan Gressa.

"Gue tu lagi bingung, Ve." keluh Gressa.

"Bingung kenapa? Masih belum bisa move on dari Rizal? Ayolah, Sa. Rizal juga udah ninggalin lo ke Jepang, ngapain lo masih mikirin dia?"

"Bukan Rizal, Ve. Tapi Rega." jelas Gressa.

"Wait, Rega si kakak kelas yang super ganteng itu?" tanya Vera yang keduanya di angguki Gressa

"Awalnya gue kira juga gitu, Rega itu ganteng tapi makin lama dia itu ngeselin, pendiam, dingin, irit ngomong dan aneh." jelas Gressa pada temanya itu.

GregalaksiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang