1

10 5 3
                                    

Bayar Chapter dengan 1 Vote atau 1 koment

----------------------------------------------------------

banyak orang yang berlalu lalang di sebuah toko buku, para karyawan toko juga kesulitan menghadapi lonjakan orang yang mengantri untuk membeli satu buku, sebuah Novel yang sangat terkenal karena penciptanya baru saja lulus kuliah.

"Maaf Mbak, Novel Cahaya Bintang Alia di mana ya??"karyawan wanita yang ditanya itu berbalik, lalu memberikan Novel berjudul Cahaya Bintang Alia, Karyawan itu belum menatap muka yang bertanya padanya, saat melihatnya, hampir saja dia menjerit jika saja tidak beri kode oleh orang itu.

"Sssttt, kamu mau mati diinjak oleh orang orang disini??"bisiknya pelan, karyawan itu mengangguk pelan kemudian pergi menjauh, dia dengan santai berjalan menuju kasir yang antriannya panjang sekali, tetapi dengan cepat karyawan tadi memberikan Nota belanjaan. 

"untuk anda kami gratiskan"

dia menggeleng, "tidak tidak, aku tidak mau, lagipula kalian bisa rugi kan??"Karyawan itu tersenyum kecil, "baiklah, berapa uang mu??"dia mengeluarkan uang 75.000 Rupiah, Karyawan itu semakin tersenyum "Dia benar benar ingat dengan harga Novel nya"selesai hal itu, dia pergi diiringi tatapan aneh para orang, merasa akan terjadi keributan, karyawan itu menjawab "dia anak pemiliki toko buku ini"

tatapan aneh mulai menghilang, si dia membuka pintu mobil bagian depan yang terparkir di depan toko buku, "bagaimana?? bisa?"tanya salah satu perempuan, sementara lelaki yang menjadi Sopir hanya memandang dia dengan biasa.

"Gotchaa!! nih bukunya"ucapnya memberikan Novel tadi ke perempuan yang duduk di belakang, "seharusnya kau membiarkannya membaca hasil karya mu itu"ucap lelaki yang menjadi sopir, dia hanya nyengir kuda lalu memasang Seat belt, "nanti kan gak seru"

"sudahlah, terima kasih telah mengantri tadi, mau kemana sekarang??"tanya perempuan itu, si dia tampaknya sedang berusaha keras untuk berfikir "bagaimana kalau ke BIP?? katanya ada film bar..."ucapan lelaki yang menjadi sopir itu terhenti ketika mendengar suara perut dia "Lapar hum??"goda perempuan yang dibelakang, dia hanya tersenyum tiga jari.

"bagaimana kalau ke gor saparua?? disana ada warung, enak, murah lagi, mau??"usul lelaki yang menjadi sopir, dia mengangguk setuju, "tetapi bagaimana dengan pekerjaan mu??"lelaki itu mulai menjalankan mobilnya, "aku sedang mengambil cuti"jawaban yang membuat perempuan dibelakang tenang.

***

Alfian Flufian merupakan lelaki yang mengantri di toko buku tadi, dia sekarang sedang menjadi penulis terkenal, Novel Novel nya yang terkenal adalah Lukisan Qeirina dan Pengejaran Pelaku Merah putih yang menjadi terkenal karena promosi dari Reyna.

ya, teman masa kecil Alfian yang sekarang menjadi artis papan atas dengan kategori pendukung, sudah dua kali menyabet penghargaan dalam ajang nominasi bergengsi : Artis pendatang terbaik dan Artis pendukung terbaik.

Gito, lelaki yang menjadi Supir merupakan teman SMP Reyna, sekarang telah menjadi polisi di usianya yang masih muda, mendapatkan penghargaan menyelematkan nyawa Presiden saat teror bom terjadi.

ketiganya sekarang sedang makan, "hei, lihatlah berita ini"Reyna memperlihatkan HP nya, di layar terlihat berita yang memuat bahwa Novel buatan Alfian kosong dalam waktu satu jam, tentu saja itu merupakan hal pertama yang terjadi di Indonesia.

"sebagus apa sih Novel mu??"tanya Gito sambil memakan pepes peda yang dia pesan, "bagus lho, Novel yang diciptakan Alfian bukan seperti Novel pada umunya, tetapi Novelnya tampak seperti perasaan yang di luap luapkan"Alfian tersenyum tipis, namun Gito tetap tidak mengerti "maksudnya??"

"seperti ini"Reyna membuka lembaran Novel dan berhenti di halam 54, "Kamu tidak percaya?? baiklah kalau begitu, lagi pula kamu lebih percaya pada harapan mu, yang tidak meyakinkan itu, ucap lelaki di hadapan Alia, ucapan itu tentu saja menusuk hati Alia, kaki nya gemetaran, matanya pedas mendengar pacarnya sendiri yang menghinanya, tetapi tentu saja dirinya tidak akan goyah, dengan penuh lantang, Alia berteriak, Aku tidak peduli jika kamu menghinaku, karena aku percaya akan harapan ku"

seketika warung di Gor Saparua menjadi riuh akibat ucapan Reyna, beberapa ada yang membawa Novel Cahaya Bintang Alia juga mengenal Reyna, membuat Reyna dengan cepat di serbu untuk mendapatkan tanda tangan, Gito dan Alfian lebih memilih cekikikan dan keluar dari warung.

"Hei, aku baru tahu kalau ternyata kamu menulis dengan perasaan"puji Gito, wajah Alfian biasa biasa saja "aku hanya menulis berdasarkan Mood yang sedang kujalani"Gito mengangguk paham, inti nya Alfian akan menulis Novel berdasarkan perasaan yang dia alami, membuat tulisan itu begitu mendalami perasaan "lalu saat lembar 54??"

Alfian tersenyum tipis "itu saat aku melihat akting Reyna di film Sky"Gito ingat, ada dimana Reyna mengatakan hal yang lantang, entah apa yang dikatakan, tetapi itu menjadi adegan paling mengesankan dari film itu, membuat populeritas Reyna naik secara drastis.

"aku ingin meminta satu hal, apa kalian bisa bekerja sama??"Gito dan Alfian menatap Reyna yang terengah engah, sepertinya dia harus menyelinap dahulu ke lapangan tenis sebelum menghampiri mereka "apa??"Gito sudah paham sementara Alfian masih loading.

"cepat, perkiraan waktu ku hanya sampai satu menit"Gito membuka kan pintu, Reyna langsung melompat ke (betul lho Reyna melompat) kursi belakang, "cepat!!"ucap Reyna gemas melihat Alfian yang masih berdiam diri, "aku tidak ikut, aku ada urusan"

"eh? urusan apa??"Alfian menunjuk lapangan tenis, Reyna mengerti, apalagi melihat jam, membuat Alfian pasti akan bertemu dengannya "kita bertemu di rumah mu"ucap Reyna, Gito menjalankan mobilnya dan keluar dari gor saparua.

"benar saja ya"

Alfian tersenyum girang, menatap kebelakang, orang yang dia akan temui ternyata ada disini

To Be Continue

Cahaya Sang PenulisWhere stories live. Discover now