3

9 3 0
                                    

judul yang diberikan Alfian membuat Nandita gelisah, jujur saja, kalau benar ini merupakan karya terakhir Alfian, ini akan sangat menggemparkan Indonesia, pasti banyak dari fans Alfian yang protes dengan keputusan ini, tetapi mengingat dia baru mengintip sedikit, membuat Nandita membuka leptop Reyna.

dia mencari File yang ditulis Alfian, matanya menangkap File dengan judul (mungking) karya yang terakhir, Nandita menghela nafas, ini mungkin menjadi kemungkinan bahwa Alfian masih ragu untuk pensiun dari pekerjaannya, tetapi ada sedikit yang mengganjal di hati Nandita.

kenapa Alfian memberi judul (mungkin) karya yang terakhir??

instingnya mengatakan ada yang tidak beres, membuat jarinya kini sudah menari nari di atas Keyboard, benar saja, ada beberapa dokument yang memuat tentang haters Alfian, mereka menghina Alfian, membakar Novel Alfian di depan umum, dan hal lain yang membuat orang mengelus dada.

seperti inilah pekerjaan, bagaikan pepatah, semakin tinggi pohon, semakin kencang anginnya, semakin tinggi kepopuleraritas, semakin banyak juga rintangan yang dihadapi, dan di Video di atas, kalian punya rasa menusiawi gak sih?? coba kalian rasakan saat karya kalian di bakar di depan umum begitu, menyakitkan tidak??

Nandita tersenyum, walaupun memang Alfian memiliki Haters, ada juga yang membela Alfian, dan itu sangat banyak, Nandita tidak bisa membayangkan bagaimana ekspresi Alfian saat membaca ini, "sudah mbak??"Nandita terkejut dan menoleh kebelakang, ada Reyna yang berdiri di belakangnya, matanya setengah menutup membuktikan kalau Reyna baru saja bangun tidur.

"A..., iya, makasih dan maaf mbak sudah pake tanpa izin"Reyna tersenyum dan menggeleng, "Tidak Mbak, kan ini Laptop yang dikasih mbak, silahkan saja mbak pakai, toh Reyna lebih sering pake HP"Nandita tersenyum, Reyna bagaikan adiknya sendiri, perlakukan Reyna sanagt baik padanya, membuat Nandita betah dengan Reyna.

"oh iya, kemarin Alfian bikin lagu lho mbak, nada nya juga bagus, hanya saja..., lagu itu belum bisa dipakai sama Reyna"Nandita sedikit tertarik, baginya dia ingin mendengar suara Alfian secara langsung, Reyna berdehem sebentar sebelum akan meniru Nada dari Alfian 

"jika hujan deras menyapa kabut tebal menyelimuti akankah kita bertemu lagi?? lalu berpisah di hari nanti waktu terus berjalan membuat kita lupa akan jasa mama kita kita melupakan mereka...apakah kita tahu berapa banyak air mata yang dikeluarkan cobalah untuk berfikir kembali..."

Nandita tersenyum, memang ada sedikit kesalahan, tetapi dari keseluruhan lagu itu sangat lah bagus, "darimana dia mendapatkan lirik itu??"tanya Nandita, sementara Reyna sudah menguap, dia melirik jam yang menunjukan pukul 02.30 "sebaiknya kamu tidur, besok kamu kan syuting"pesan Nandita, Reyna mengangguk nurut, kemudian berlari kecil menuju kamarnya.

sebuah perasaan aneh menyelimuti hati Nandita, apa benar, hanya karena Hinaan itu, Alfian sampai hampir memutuskan pensiun??

To Be Continue

Part paling pendek

Cahaya Sang PenulisWhere stories live. Discover now