Laluan

60 9 6
                                    

Suatu ketika, dimana samar telah melupakan orang yang telah menyinggahi nya, samar bersikeras untuk menggapai mimpinya, seorang photographer ternama. Anak buyutnya kini tidak terlupakan, dan setiap harinya samar, anak buyut, dan laptop tuanya disibukan dengan berbagai macam pekerjaan. Anak buyutnya sering kali memotret panorama  panorama yang samar kunjungi, sedangkan laptop, membuat kata demi kata untuk dijadikan karangan cerita. Setelah empat bulan lamanya dia memikirkan masa lalu, akhirnya dia bersikeras bersama kawannya, untuk melupakan dan mengingat kembali apa tujuannya samar hidup. bukan tentang siapa yang mencintai nya, tapi untuk apa kita hidup.

Hari demi hari samar sering meninggalkan rumahnya, melainkan hanya untuk memotret dan menambah cerita pada laptopnya. Pulau dunaiwi, impian terindah yang belum samar capai, pulau dimana turis - turis berdatangan untuk menikmati, dan air yang membentang luas, birunya air pulau tidak terkalah kan oleh langit. Sangat ingin mampir ke tempatnya, naas ekonomi yang dia miliki tidak cukup untuk tinggal beberapa hari di pulau duniawi.

kesibukan samar membuatnya lebih bersemangat untuk hidup, panggilan pemotretan dari sana sini, terus di hampiri olehnya. Kantung mata yang terlihat jelas, tandanya samar tidak cukup untuk memejam kan matanya. Berbeda sekali, saat ini dia disibukan dengan pekerjaan sampai lupa sekitarnya, kecuali kamera dan laptop, saat dulu dia disibukan dengan masa lalunya, hanya untuk bersikeras melupakan. Berdrama sekali dia.

Mentari bersinar terang, di atas pemukiman rakyat cahaya mengelilingi gedung gedung tinggi, orang orang berlalu lalang untuk memulai rutinitas, polusi demi polusi dikeluarkan dari tengah tengah kota. Samar dan kameranya berdiri diantara gedung gedung tinggi, melihatnya kebawah, betapa kecil mereka dari atas sini. itulah sebabnya mengapa samar ingin selalu berada diketinggian, tidak ingin menjadi bagian dari orang orang kecil dari atas sini.

Setelahnya samar meluangkan waktu untuk rehat dari rutinias nya, akhirnya dia terpaksa untuk menjadi bagian dari orang orang kecil dari atas sana. Samar lalu mampir ke coffe pinggiran jalan, dan memesan kopi. tatapannya mengarah pada jalanan yang penuh polusi, memikir kan betapa tercemarnya negri ini, walaupun dia sendiri mencemarinya. Lalu samar mengeluarkan sebatang rokok dari saku jaketnya, menyalakan sumbunya dan menghisap nya. Lamunan yang tidak kosong dilakukan oleh samar sembari menatap jalanan yang dipenuhi orang berlalu lalang kesana kemari. Saat asik dengan lamunannya dan asap rokok, tidak disangka samar mendapat pesan dari klien, menyuruhnya datang ke pulau duniawi untuk pemotretan. Samar terkejut, wajahnya semringah bahagia. Akhirnya, impian terindah yang samar tunggu tunggu tercapai, tapi dia bingung soal biaya, kemudian samar mencoba membalas pesan dari klien "bagaimana dengan budget, apa tidak sekalian ditanggung?" tanya samar dengan huruf huruf di handphone nya.

handphone samar bergetar, pesan dari klien ternyata "sudahlah, kau berangkat saja, soal budget kita yang tanggung," balas klien.

muka samar menjadi lebih semringah bahagia tidak tertahan, melompat lompat untuk mengelupas tanda bahagianya. Tapi dia heran, "bagaimana dia bisa tau dengan ku? siapa yang memberitahu nya? sedang kan aku hanya pemotret biasa," tapi tidak peduli, samar sedang bahagia saat ini, kemudian, setelahnya samar pulang kerumahnya untuk memberitahu ibunya dan mempersiapkan barang barang. dari arah kota samar menuju ke tempat dimana ia tinggal, rumahnya yang sudah jarang dia kunjungi terasa berbeda saat mendatangi nya. Sesampainya samar dirumah ibunya terkejut saat samar pulang kerumah "kemana saja kamu nak? ibu khawatir dengan keaadaan mu, apa kamu baik baik saja? dan bagaimana dengan makanan mu? apakah terjaga selama ini?" pertanyaan seorang ibu yang dilontarkan beberapa kali kepada sang anak, rasa khawatir tidak kunjung reda saat jauh dari anaknya.

"tenang saja bu, samar baik baik saja ko, samar bahagia dengan pekerjaan samar bu, jadi jangan khawatirkan samar berlebihan ya bu" samar memeluk sang ibu

KE ENAM [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang