[COMPLETE]
Sebab yang paling salah dari jatuh cinta adalah ketika kamu menyelam terlalu dalam pada imajinasi yang kamu buat sendiri, dan harapan yang kamu karang sendiri, sehingga kamu lupa menyadari. Bahwa kamu hanya berekspektasi sendiri
♕started...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Siang itu Jungkook menghampiri Diyaan, jam makan siangnya adalah waktu yang sangat ia nantikan.
Mata Diyaan tertuju kearah pintu yang baru saja dibuka, Jungkook, pria itu tersenyum kearahnya dan Diyaan sama sekali tidak menunjukkan ekspresi apapun, tidak beniat mengusir, memukul atau mencaci makinya. Entah Jungkook tahu dari mana jika ia berada disini.
Jungkook duduk disamping Diyaan dan menggengam erat tangannya, Diyaan tetap diam dam membiarkan Jungkook melakukan apapun sesukanya karna Diyaan benar-benar tak mood untuk berbicara.
"Kamu liat aku sama Gwen tadi berdua ya?Kamu marah gara-gara itu?" Tanya Jungkook yang malah semakin melebarkan senyumnya.
"Aku bisa jelasin semuanya, aku emang bukan cowok yang baik tapi kali ini aku emang beneran serius buat berubah dan itu untuk kamu, jadi tolong dengerin aku baik baik ya?"
"Aku udah gak ada hubungan apapun lagi sama Gwen, dia tadi cuma pamitan dan dia titip salam buat kamu, dia minta maaf juga tapi dia gak berani buat ketemu kamu. Ada masalah sama perusahaan keluarganya jadi dia harus pindah ke Spanyol, Yoori tau kok, dia tadi ketemu Yoori juga."
Diyaan masih menutup mulutnya, Gwen berani menemui Jungkook tapi tidak berani menemuinya? Itu sedikit membuat kekesalannya bertambah.
"Gak cuma aku yang dia samperin, yang lain juga. Coba deh kamu tanya Yoori dan temen kamu yang lain."
"Tapi kenapa dia gak nemuin aku juga? Kenapa malah jadi berduaan sama kamu?"
"Dia bilang malu, aku sempet nolak juga tapi dia mau aku nyampein permintaan maafnya ke kamu, karna kan yang setiap hari bareng kamu sekarang aku."
"Bohong!"
"Yaampun, beneran deh aku gak bohong! Coba kamu tanya temen kamu deh, atau ga telfon Yoori deh!"
Diyaan menunjuk kearah ponsel yang sudah hancur tak berbentuk dan tergeletak di bawah, "Rusak tuh." Katanya.
"Loh? Itu kenapa lagi?"
"Ya, rusak."
"Iya rusak, rusaknya karna apa? Kamu lempar?"
"Iya! Pake ditanya lagi." Diyaan menatap Jungkook kesal membuat Jungkook hanya bisa terkekeh gemas melihatnya.
"Cemburu ya? Tadi kamu bales kasar banget juga karena itu? Aduh, percaya deh sama aku, aku emang pernah bikin kamu kecewa tapi sekali aku mau berubah aku gak bakal main main."
Kekesalan tadi perlahan mulai menghilang, Diyaan cukup percaya dengan penjelasan Jungkook yang dengan yakinnya menyangkut pautkan nama Yoori dan teman temannya.
"Trus ini cincin nikah kita kamu kemanain?" Jungkook yang sejak tadi menggengam tangan Diyaan baru saja sadar jika sudah tidak ada cincin pernikahannya dijari Diyaan.
Diyaan menunjuk arah dimana tadi ia melempar benda tersebut, "Tadi aku lemparnya kesana, tapi gak tau jatohnya kemana."
"Oh, jadi mainnya lempar-lemparan ya?" Jungkook mencubit pipi Diyaan cukup kencang sampai Diyaan meringis merasa sakit.
Jungkook mencari cincin ditempat yang Diyaan tunjuk tadi sedangkan, Diyaan hanya diam melihatnya, entah karena Jungkook yang benar-benar sudah berubah atau Diyaan yang terlalu menyukainya tapi, ia rasa Jungkook memang serius dan tidak berbohong dengan ucapannya.
Jungkook menunjukkan cincin yang dia temukan dan tersenyum kearah Diyaan, dia memakaikan cincin ke jari Diyaan dan menatap cincin itu lalu menatap Diyaan.
"Kita ke tempat Yoori atau ke temen temen kamu yang lain yuk?" Ajak Jungkook
"Mau ngapain emang?"
"Kita tanya sama mereka tentang Gwen, aku mau kamu denger juga dari mereka kalo kamu masih gak bisa percaya sama aku."
Diyaan menangguk, "sekalian kita makan siang, kamu belum makan kan?" Tanya Diyaan dan Jungkook menangguk.
"Cielah, perhatian nih!"
"Apaan sih?"
"Gausah galak gitu, oh ya! Aku ada hadiah buat kamu."
