Two

629 29 1
                                    

Malam semakin larut namun Erey masih belum bisa tidur. Bagaimana dia bisa tidur kalau laki-laki disampingnya ini juga belum tidur. Laki-laki ini ikut melihat pemandangan yang ada di jalan. Erey ingin sekali bertanya kenapa dia belum tidur, tapi Erey takut kalau laki-laki itu menghiraukannya.

Tiba-tiba saja laki-laki itu berbicara, dan membuat Erey terkejut.

“Gue gak ngantuk.”

“Tapi--" baru saja Erey mau menjawab omongannya sudah dipotong laki-laki itu.

“Gue tidur sekarang.” Ucap laki-laki itu lalu memejamkan matanya.

Erey bingung dengan sikap laki-laki itu, apa yang selalu dia lakukan membuat Erey pusing. Akhirnya Erey bisa tidur tanpa harus memikirkan hal yang tidak penting.

Bis masuk kedalam terminal Jogja,  tempat dimana Erey harus turun.

“Terminal Jogja, terminal Jogja. Dimohon para penumpang untuk bersiap-siap.” Teriak kondektur membuat para penumpang yang tidur bangun.

Kondektur itu menghampiri bangku mereka, lalu membangunkan laki-laki disamping Erey.

“Mas bangun Mas, udah sampe diterminal Jogja. Nanti diterusin lagi Mas dirumah mesra-mesraannya.” Ucap kondektur itu sambil tertawa.

Laki-laki ini bangun, betapa terkejutnya dia. Wanita disampingnya telah memeluknya dan dia juga membalas pelukan wanita itu. Buru-buru iya melepas pelukannya lalu mengambil tas yang dia bawa.

“Aneh, bangun udah nyampe ini.” Laki-laki itu membangunkan Erey. Tapi Erey tidak bangun juga, diambilnya botol air mineral lalu menyiramkan sedikit air ke wajah Erey.

“Huaa, ujan lokal.” Kaget Erey membuat laki-laki itu tertawa.

“Cuma cara itu yang bisa bangunin kebo krempeng macem lo gini.” Kata laki-laki itu. Sebenernya Erey marah tapi karna maksud laki-laki itu baik jadi Erey menahan amarahnya.

“Makasih ya udah bangunin gue.” Ucap Erey sambil tersenyum

Kenapa lo gak marah? Kenapa lo masih bisa senyum? Lo emang bener-bener beda dari yang lain, batin laki-laki itu

“Oke” jawab laki-laki itu lalu berjalan menuju pintu bis. Erey mengikutinnya dari belakang, setelah turun dia meminta kondektur bis untuk mengambil 2 kopernya yang berada dibagasi.

“Mas tolong koper saya dikeluarin dari  bagasi” pinta Erey pada kondektur bis.

“Oh iya Mbak, tadi pacarnya mana kok ndak bantuin?” tanya kondektur bis sambil mengeluarkan koper Erey.

“Dia bukan pacar saya Mas, lagian juga baru ketemu sekali ini Mas. Makasih ya Mas, ini buat Mas” Jelas Erey dan memberikan uang pada kondektur bis.

“Makasih ya Mbak” ucap kondektur bis.

Erey menarik 2 kopernya menuju tempat menunggu, baru saja Erey mau duduk di bangku, pundak Erey ditepuk seseorang. Erey menolehkan kepalanya melihat siapa yang menepuk pundaknya. Betapa terkejutnya Erey, ternyata Yuka yang menepuk pundaknya.

“Hai adik gue yang paling cantik, apa kabar? Mukanya gak usah kaget gitu kali.” Sapa Yuka.

“Hai juga kakak gue yang paling pinter, gue baik-baik aja kok. Lo sendiri?” respon Erey.

“Gue pasti selalu baik kalo gak disuruh jadi asisten dosen.” Cemberut Yuka.

“Hahaha.. kasian banget sih kak, seng sabar yo.” Tawa Erey membuat Yuka makin memanyunkan bibirnya.

“Yaudah ayo pulang, gue ngantuk berat.” Ajak Yuka yang dibalas Erey dengan anggukan.

Mereka berdua berjalan beriringan menuju parkiran, sesampainya disana Erey memasukan kopernya kedalam mobil. Yuka pergi meninggalkan Erey sendirian disana, lalu Yuka berteriak “Ntar gue balik lagi, lo tunggu sini bentar.”

Yuka menghampiri seorang laki-laki, Erey hanya bisa melihat dari kejauhan. Mereka begitu akrab terlihat dari cara mereka mengobrol. Erey yang merasa kedinginan berada diluar kini memutuskan untuk masuk kedalam mobil. Setelah sekian lama menunggu akhirnya Yuka masuk kedalam mobil sambil tersenyum.

“Lama banget dah, gue ampe lumutan nungguin lo.” Sinis Erey-gimana gak sinis kalo disuruh waiting.

“Hehehe.. sorry. Tadi ketemu bentar sama temen, ternyata dia nungguin adeknya juga.” Jawab Yuka sambil nyengir-nyengir gak jelas.

“Kaya gitu lo bilang bentar? Mati ajah lo mendingan. Tadi siapa gebetan lo?” Erey masih menjawab dengan sinis.

“Kan tadi gue udah minta maaf, masih ajah lo sinis sama gue. Iya bisa dibilang gitu.” Jawab Yuka antusias.

“Ayo cepetan pulang, badan gue capek semua nih.” Pinta Erey.

“Oke-oke siap” Yuka menyalakan mobilnya lalu pergi menuju rumah mereka.

Tidak ada percakapan diantara mereka berdua, karena Erey tertidur. Sesampainya dirumah Yuka tidak membangunkan Erey, dia memanggil Ais untuk menggendong Erey kekamarnya.

“Ais, lo udah bangunkan. Adek kesayangan lo udah dateng nih.” Teriak Yuka supaya Ais mendengar panggilannya.

“Iya gue udah tau, ternyata dia tidur pantesan aja lo manggil gue. Gue bawa dia kekamar, trus lo bawa koper kopernya ya.” Perintah Ais yang disambut jitakan Yuka.

“Enak aja lo nyuruh-nyuruh gue, lo kira gue kuli.Yaudah sono lo bawa adek kesayangan lo itu.” Sedikit protes Yuka.

“Makasih kakak paling cantik, gue bawa dia dulu. Ganbatte.” Ucap Ais lalu pergi menggendong Erey menuju kamarnya.

Lo tambah cantik dek, lo juga tambah tinggi sekarang. Kenapa lo kesini dek? Bukannya lo gak bisa jauh dari Afran. Jangan-jangan lo kesini nge-hindar dari Afran dek, batin Ais.

ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang