Six

451 22 0
                                    

Setelah seminggu Erey sekolah di HW, banyak sekali gosip tentangnya sampai-sampai dia menjadi tranding topic minggu ini dimajalah sekolahnya. Kedekatannya dengan Ais, Dimas, dan Arta, tiga laki-laki yang menjadi Most Wanted Boy disekelohnya yang membuatnya menjadi bahan pembicaraan.   

Saat ini Erey dan Arta berada dikantin, duduk dimeja yang menghadap langsung kelapangan sekolahnya.

“Lo risih gak sih di liatin sama mereka?” Erey masih memakan snacknya.

“Dibilang risih enggak, tapi cuma gak nyaman aja.” Arta masih sibuk membaca buku.

“Sama aja bodoh.” Erey mendengus kesal.

Ais dan Dimas memasuki kantin,Dimas melihat Erey dikantin meminta Ais untuk memesankan makanannya.

“Ais, kaya biasa ya. Gue duduk disono noh.” Ucap Dimas sambil menunjuk meja Erey.

“Kebiasaan banget dah.”

Dimas berjalan menuju meja Erey dan Arta.

“Meja kantin penuh, gue sama Ais gabung sini ya.” Izin Dimas lalu duduk disamping Erey. Erey hanya mengangguk, raut wajah Arta berubah dia merasa tidak senang Dimas bergabung.

“Gimana Perasaan lo jadi trandingtopic HW?” Dimas tersenyum melihat perubahan wajah Erey.

“Risih banget gue. Anjir, mereka cuma ngeliat doang tapi main langsung bikin gosip yang gak bener.” Kesal Erey.

“Bilang aja lo seneng di gosipin sama gue? Iya kan? Ngaku aja udah.” Goda Dimas membuat Erey menimbulkan rona merah diwajahnya.

“Apaan dah? Lo terlalu kepedean. Mana ada orang seneng di gosipin.”

“Ada, nih orang disamping gue.” Godanya lagi.

“Gue balik kekelas duluan, Rey.” Arta bangkit dari tempat duduknya.

“Jiah, bodyguard lo marah majikannya gue godain.” Ledek Dimas.

“Gue duluan ya, bilang juga sama kak Ais.” Izin Erey dan pergi meninggalkan Dimas.

Semakin lo kaya gitu, gue makin semangat bikin dia jatuh cinta sama gue,batin Dimas.

“Artaaa.. Tungguin gue.” Teriak Erey.

“Lo kenapa sih? Gak seneng banget kayaknya sama kak Dimas. Dia baik kok orangnya.” Tanya Erey tapi lebih menjurus memuji Dimas.

“Kalo gue gak seneng sama dia, lo mau apa? Mau buat gue sama dia biar temenan. It’s impossible.” Ujar Arta, Erey tersentak mendengar ucapan Arta.

Melihat raut wajah Erey berubah, Arta langsung meninggalkan Erey.

000000-

Pelajaran hari ini pun selesai, setelah kejadian tadi Erey menjadi pendiam.

“Lo harus pulang bareng gue hari ini.” Arta menarik tangan Erey.

“Ihh, gak perlu narik tangan gue kaya gini. lo kira gue apaan? Ditarik tarik begini.” Gerutu Erey.

“Udah gak usah kebanyakan ngomong, mending lo ikut gue.”

Arta mengendarai motornya menuju tempat yang ingin ditujunya saat ini. Sampailah dia di alun-alun barat kota Jogja, Arta menggandeng tangan Erey dan meminta untuk Erey duduk dan menunggunya disini.

“Bentar gue kesana dulu ya,”

Erey melihat kesekeliling taman, banyak orang disini dari yang muda sampai yang tua--apa banget. Erey tertuju pada sebuah keluarga kecil yang bahagia, melihat itu Erey teringat pada mama papanya.

“Ngelamun aja, nih.” Arta mengulurkan tangan kanannya yang menggengam es krim.

“Makasih ta.” Erey mengambil es krim yang ada ditangan Arta lalu menjilat es krim itu.

“Rey lo tau gak mitos ringin kembar itu?” Tanya Arta sambil menunjuk ke arah ringin kembar.

“Gak tau emang apa?”

“Cuma cowok yang hatinya bener-bener bersih trus tulus yang bisa ngelewatin ringin kembar itu sambil nutup mata.” Arta menaikan alisnya saat Erey menatapnya tanpa Arta tau maksudnya apa.

“Emm, emangnya ada ya cowok yang kayak gitu.” Erey membuang pandangannya ke arah ringin kembar.

“Kayaknya cuma gue deh yang punya hati kaya gitu.” Arta tersenyum lalu bangkit dari kursinya. Arta menghampiri seorang wanita yang menyewakan penutup mata, Arta melambaikan tangannya meminta Erey menghampirinya.

Arta menutup matanya dan memulai melangkah maju melewati tengah ringin kembar itu. Erey mengikuti Arta dari belakang, Arta berjalan pelan namun pasti. Jantung Erey berdegub kencang, dia tak menyangka Arta mampu melewati ringin kembar itu.

Arta membuka penutup matanya, Erey terlihat begitu mempesona saat ini. Entah apa yang membuatnya begitu indah dimatanya. Orang disekitarnya melihat Arta kagum, gadis muda seumuran dengannya terlihat begitu memuja Arta.

“Lo percaya kan Rey? Kan tadi gue udah bilang sama lo kalo cuma gue yang punya hati bersih dan tulus.” Arta tersenyum bangga, Erey hanya mengangguk.

“Gak usah terpesona gitu, ayo gue anterin balik.”

ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang