Four

479 27 0
                                    

Waktu menunjukan pukul 04.50 WIB saat Erey bangun dari tidurnya. Erey bangun lalu berjalan menuju kamar mandi. Setelah mandi dia membereskan tempat tidurnya, kini dia sudah siap untuk berangkat sekolah. Namun jam masih menunjukan pukul 05.34 WIB.

Dia turun ke bawah dan munuju dapur, menaruh tasnya di atas meja makan. Di dapur dia memasak nasi goreng untuk sarapan dia dan kakak-kakaknya. Akhirnya selesai juga Erey memasak, lalu menuangkan nasi goreng itu ke piring-piring. Setelah itu dia mengambil susu yang ada di kulkas dan menuangkannya ke gelas-gelas.

“Kak Yuka, Kak Ais bangun Kak. Sarapannya udah siap nih.” Teriak Erey.

“Apaan sih Dek pagi-pagi udah berisik?” tanya Yuka.

“Ini gue udah bikinin sarapan, keburu dingin nanti malah gak enak.” Jelas Erey.

“Oh.” Jawab Yuka.

“Pagi nona-nona cantik, pangeran pagi ini ganteng banget kan?” Sapa Ais langsung mendapatkan jitakan dari Yuka.

“Gak usah banyak ngomong mending lo makan trus berangkat sekolah.” Sinis Yuka.

Mereka makan dalam diam, fokus dengan makanan masing-masing. Erey merasa canggung. Lalu bertanya pada kakak-kakaknya.

“Masakan gue enak kan?”

“Iya enak, besok lo aja yang masak Dek.” Puji Ais.

“Hehe.. sip deh kalo gitu.” Jawab Erey.

“Udah pada selesai kan makannya meding lo berdua berangkat.” Perintah Yuka.

“Oke, ayo berangkat sekarang, lo tunggu depan ya Dek.” Ajak Ais.

000000-

Sampai juga Erey di sekolah barunya, Hayam Wuruk School yang lebih dikenal dengan sebutan HW. Erey turun dari motor, dan menunggu Ais di koridor sekolah. Kini dia menjadi pusat perhatian, ini disebabkan rok sekolah lamanya berada di atas lutut.

“Ayo, gue anter lo keruang Administrasi.” Ucap Ais lalu menggandeng tangan Erey. Semua orang melihat Erey dengan tatapan sinis, Erey mencoba untuk melepaskan tangannya namun semakin dia berusaha semakin kencang Ais megenggam tangannya.

“Ini ruangannya, lo masuk aja. Nanti juga ada guru yang nganterin lo ke kelas lo, kalo ada apa-apa gue ada di lapangan.” Kata Ais lalu mencium dahi Erey dan pergi meninggalkan Erey.

Baru saja dia masuk ke dalam ruangan, Erey menghentikan langkahnya karna terkejut melihat laki-laki itu ada disana. Lalu Erey melanjutkan langkahnya menghampiri laki-laki itu.

“Selamat pagi, maaf saya datang terlambat.” Sapa Erey.

“Selamat pagi Erey, mari ibu antar kalian berdua ke kelas kalian. Perkenalkan nama ibu Yulian khair panggil saja ibu Yuli.” Ibu Yuli memperkenalkan diri.

“Baik bu Yuli.” Jawab mereka serentak.

Kelas yang awalnya ribut berubah menjadi sepi karna kedatangan mereka.

“Pagi anak-anak, ini temana baru kalian. Silahkan kalian memperkenalkan diri.” Perintah Ibu Yuli.

“Selamat pagi, nama saya Hanaru Zereya kalian bisa panggil Erey.” Perkenalan Erey.

“Pagi, saya Danian Artayudha panggil aja Arta.” singkat Arta dalam memperkenalkan diri.

“Ibu rasa cukup, Arta Erey kalian bisa duduk berdua di meja kosong sana.” Ucap ibu Yuli sambil menunjuk meja yang dimaksud.

“Makasih bu.” Jawab mereka.

Mereka menuju meja itu lalu duduk, teman-teman lainnya melihat mereka tanpa suara. Dan akhirnya laki-laki tinggi kurus membuka suara.

“Wes wes wes, jangan pada diem-dieman gini. mending kita seneng-seneng mumpung masih hari bebas.” Suara cempreng laki-laki tinggi kurus itu.

“Setuju.” Teriak teman-teman yang lainnya serempak.

Erey dan Arta hanya diam, sebenarnya Erey ingin berkeliling sekolah ini. Tapi dia tidak enak meminta Arta untuk menggeser bangkunya. Erey ragu namun akhirnya dia berani untuk bicara.

“Bisa geser bangkunya ke depan dikit gak? Gue mau lewat.” Pinta Erey.

“Gue ikut lo keliling-keliling sekolah ini.” Jawab Arta sambil berdiri lalu berjalan keluar kelas.

Erey mengikuti Arta dari belakang sambil melihat sekitar, sekolah ini bersih, sejuk, dan tentu saja luas. Erey tertawa tanpa suara melihat murid baru yang menggunakan atribut MOS. Saat sampai ditaman Arta lalu duduk dibangku yang sudah disediakan dan Erey sibuk melihat bunga-bunga yang ada di taman.

Tiba-tiba Ais datang, lalu memeluk Erey dari belakang. Melihat pemandangan itu Arta memfokuskan pandangannya ke buku yang dia baca.

“Gue cariin lo dikelas tapi lo gak ada, tau taunya lo disini.” Ucap Ais sambil melepas pelukannya.

“Gue bosen dikelas, lagian juga gue kan belom tau HW itu kaya gimana.” Jelas Erey.

“Lo kesini bareng cowok itu?” tanya Ais sambil menunjuk Arta.

“Iya, namanya Arta dia temen sebangku gue.” Jawab Erey.

“Oh yaudah kalo lo udah ada yang nemenin, gue tinggal ya.” Kata Ais lalu pergi meninggalkan Erey.

Erey menghampiri Arta lalu duduk disampingnya, ingin mengajaknya berbicara namun dia takut menggangu Arta yang sedang membaca buku.

“Tadi pacar lo?” tanya Arta

“Bukan dia bukan pacar gue, dia temen gue. Gue Erey, semoga lo bisa jadi temen sebangku yang asik diajak kerjasama.” Jawab Erey sambil mengulurkan tangan kanannya.

“Oh, panggil gue Arta. Semoga aja gue bisa.” Arta membalas uluran tangan Erey.

Gue harap lo bisa Ta, batin Erey.

“Ehh, lo mau kemana? Jangan tinggalin gue sendirian.” Tanya Erey. Arta hanya menengok sambil menunjuk seseorang dibelakang Erey.

ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang