R E V I SI!
KALAU KALIAN NEMU TYPO KOMEN YA! NANTI AKU PERBAIKI.
Selamat membaca guys❤
________________________
Gadis dengan baju putih abu-abu itu terus mengayuh sepeda tua miliknya. Menyusuri kampung Suka Karya, Kampung tempat ia tinggal. Keringat bercucuran membasahi jilbab besar miliknya. Hingga akhirnya ia sampai di sebuah rumah yang sedikit lusuh itu. Perempuan segera meletakan sepedanya dengan asal dan masuk kedalam rumah tersebut.
Mata hijaunya melihat seorang wanita yang sudah separuh baya tergeletak di lantai. Dengan orang-orang yang mengerubunginya. Air mata gadis itu jatuh membasahi pipi kedua pipi. Mata bulat nan indah itu kini sedang dalam keadaan basah. Perempuan itu terus menangis meraung-raung memeluk jasad wanita yang telah merawatnya dari kecil.
"Mbok..... Mbok kenapa ninggalin Ayas Mbok," perempuan itu berkata lirih bibirnya sungguh tak mampu untuk berucap.
"Yang sabar Nduk Mbokmu pasti sedih melihat kamu seperti ini, " ucap seorang wanita menggunakan kaca mata itu.
Tyas memeluk wanita yang sedang tersebut. Seraya berkata, "Bagaimana bisa terjadi seperti ini Budhe?"
"Mbok mu tadi dia jatuh dari kamar mandi Nduk," jawab wanita paruh baya itu, seraya mengusap bahu Tyas.
"Hiks.. Hiks... Hiks..." Gadis itu masih terisak. Karna memang ia tak siap jika harus kehilang orang yang ia sayang. Terlebih orang itu yang telah membesarkannya.
Namanya Tyas Jovanka Lydyana.
Gadis spesial bermata hijau.
Ia hanya tinggal dengan Neneknya.
Ibunya sudah lama meninggal.Dan kejadian itu sudah sekitar 12 tahun yang lalu. Ayahnya, pergi bersama Kakak perempuannya yang tidak ia ketahui namanya. Lalu setelah Neneknya meninggal mau tinggal dengan siapa ia?
***
Acara tahlilan di rumahnya berjalan dengan lancar. Gadis itu masih diam menatap ke depan dangan pandangan kosong. Seorang menyentuh bahu Tyas. Seraya menyodorkan sepucuk surat.
"Nduk, ini tadi sebelum Nenekmu meninggal, beliau menitipkan ini." Tyas bergegas untuk mengambil amplop berwarna putih tersebut.
"Ini apa Budhe?" tanya Tyas.
"Ndak tau. Nduk mending kamu buku aja, " ucap Budhe tersebut, memberi saran.
Tyas membuka amplop itu. Dengan perasaan yang menduga-duga. Apa sebenarnya isi dari amplop tersebut.
Assalamualaikum nduk...
Ndak tau kenapa kok Mbok pingin nulis ini ya. Mbok merasa mbok mau pergi. Jika nanti mbok pergi mbok cuma mau ngomong sama kamu.
Kejar lah cita cita mu nduk.
Mbok tau kamu ingin menjadi dokter kan?
Semoga kamu bisa untuk meraih cita-citamu.Nduk..... Mungkin kamu bingung. Jika mbok meninggal, kamu mau tinggal dengan siapa.
Mbok ingin kamu ikut dengan Papa mu.Yang mbok tau Sekarang dia ada di kota Pontianak. Jika kamu bertemu Papa kamu pasti akan bertemu dengan Kakak mu.
Dan ndok ibu mu meninggal karena ia bunuh diri.
Dia tak sanggup untuk meninggalkan Papamu. Kamu selalu bertanya dengan mbok. Kenapa Papa dan Ibu mu bercerai?Papa dan ibu mu bercerai karena Kakek tak menyetujui pernikahan mereka. Karena Ibu dan Papa mu berbeda nduk. Papamu itu orang Jerman dengan agama Khatolik.
Dan Kakek tidak mau menyetujui pernikahan Ibu dan Papa mu. Mereka memutuskan untuk nikah lari. Kakek mu mencari ibu mu. Dan setelah tau kakek mu memaksa Papa dan Ibumu untuk bercerai.
Mbok minta maaf karna telah merahasiakan ini semua.
Selamat tinggal nduk.
Wassalamualaikum....
Untuk cucu ku Ayas❤
Tyas menjatuh kan air matanya ketika membaca semua itu. Dia akan mencari Papanya. Dan Tyas akan melanjutkan wasiat dari Neneknya.
****
Setelah mengurusi surat pindah dari sekolah. Tyas segera merapihkan pakaian yang akan ia bawa. Gadis itu juga, sudah menjual sepeda kesayangannya. Untuk menambah enam bahkan uang untuk makan.
Bukan hanya itu, tabungan untuk ia berkuliah pun harus juga ia pecahkan. Semua demi untuk bertemu dengan Papa dan Kakak perempuannya.
"Assalamualaikum... " ucap seseorang seraya mengetuk pintu.
"Wa'alaikumsalam...." sahut Tyas dari dalam rumahnya. Gadis itu segera mengambil jilbab instan miliknya. Dan bergegas membuka pintu.
"Budhe... " ucap Tyas begitu membuka pintu.
"Nduk, kamu jadi berangkat sekarang?" tanya Budhe tersebut.
"Iya Budhe, ini Tyas lagi siap-siap... " ucap Tyas seraya tersenyum.
Namanya Budhe Ajeng. Budhe ajeng merupakan tetangga sebelah rumah Tyas. Orangnya sangat dermawan, baik, dan sangat perduli dengan orang sekitar.
Budhe Ajeng menyerahkan sebuah amplop berwarna putih kepada Tyas. "Ini Nduk, Budhe gak bisa kasih kamu apa-apa. Tapi semoga saja, ini bisa membantu kamu untuk bertahan hidup di sana."
Tyas menggelengkan kepalanya keras. "Budhe, gak usah. Tyas ada kok uangnya."
"Terima Tyas, kamu itu, sudah Budhe anggap anak Budhe sendiri loh," ucap Budhe Ajeng. Tidak mau Tyas menolak pemberiannya.
"Bismillah.... Terimakasih untuk semua yang telah Budhe berikan sama Tyas selama ini," ucap Tyas dengan kedua mata yang berembun.
Budhe Ajeng tersenyum, "Kamu anak yanga baik. Dan sangat pandai, jadi tidak perlu khawatir. Allah akan senantiasa selalu bersama kamu, Ndok."
"Iya Budhe, terimakasih. Tyas benar-benar merepotkan Budhe," ucap Tyas. Gadis itu masih saja merasa tidak enak.
"Gak pa-pa Nduk, Kakak dan Nenekmu. Jauh lebih baik dari pada Budhe," balas Budhe Ajeng. "Nanti, kalau kamu mau berangkat ke Bandara, kasih tau Budhe ya. Biar Budhe antar kan kamu sampai Bandara," ucap Budhe Ajeng menyambung ucapannya.
"Iya Budhe. Terimakasih untuk semuanya," ucap Tyas seraya tersenyum. Dalam hati, Tyas banyak-banyak bersyukur, karena selalu di kelilingi oleh orang-orang yang sayang kepadanya.
Namun, bagaimana kehidupan di Kota? Bukankah kota itu kebih kejam dari pada Ibu tiri?
Bagaimana, Tyas mampu menyambung hidup. Serta bagaimana ia bisa menemukan Papa dan Kakaknya?
<<<<>>>>
Hay ges cerita aku ke 4 yes.
Buat kalian yg nanti nggk faham sama alur nya bisa baca Me and Mr. X dulu ya.Karna novel ini adalah saquel dari me and mr.x
Jangan lupa vote ges.
See you next time...
Mayang😎
KAMU SEDANG MEMBACA
SEINDAH AYAT-AYAT SYAHADAT
Teen FictionTyas jovanka lydyana harus ke kota untuk mencari Ayah dan Kakak kandungnya. Kedua orang tuanya bercerai karena perbedaan yang ada. Di kota, Tyas bertemu dengan pemuda non muslim. Dia mendekati Tyas. Bahkan Tyas juga menyukai pemuda tersebut. Lalu a...