*Arya itu pria baik-baik. Dia selalu memperlakukan orang lain dengan lembut. Dia mencintai Ana, sangat. Semuanya menjadi rumit, ketika Arya bertemu dengan seorang kliennya. Cantik, baik, lugas, dan tahu mengambil hati orang dengan cepat. Berawal dari coba-coba akhirnya Arya membalas pancingan wanita itu. Mereka sudah melakukan chatsex dan berniat melakukannya secara langsung.
Malam itu Arya tidak menyesal sama sekali, dia mendapatkan pengalaman baru. Karena Ana tidak pernah memberikannya kenikmatan seperti yang ditawarkan wanita itu pada malam ulang tahunnya tersebut.
Tapi naas, malam itu Ana melihatnya sedang melakukan pergulatan itu dengan Arini, semuanya mendadak menjadi blur. Pria itu mencoba menjelaskan, tapi Ana tetap berlari.
Rasa sakit itu semakin besar, ketika melihat sebuah cake birthday ukuran large di nakas. Dan di 28 tahun dia hidup, ini kali pertama Arya nangis karena seorang wanita.
*
"Mama kecewa sama kamu Ya!"
Arya tak membalas ucapan Mamanya, pria itu tahu bahwa sang Ibu sedang kalut. Mengetahui kelakuannya, melihat bagaimana Mamanya memukuli Arya dengan ganas. Pria itu tak banyak melawan selain diam. Selain itu sang Papa juga diam, mungkin sama dengan sang Mama. Bedanya Papanya tidak memberi pukulan. Karena pukulan wanita dengan pria jelas jauh berbeda.
"Buat malu." Hanya itu kata yang dilontarkan sang Papa, sebelum pergi. Meninggalkan Arya dalam kesesakan yang menghimpit dadanya.
"Maaf Ma." Arya tahu, bahwa ini adalah kata permintaan maaf yang dilontarkannya.
"Maafmu gak akan membuat Hasannah kembali!" Dan jawaban yang sama, terulang kembali.
Pria itu memejamkan mata, menahan pedih di wajah. Karena sang Ibu memberinya cakaran disana. Mengetahui itu, Mamanya berhenti. Lalu berdiri, memanggil seorang pembantu untuk mengobati Arya.
"Urus dia!" Lalu sang Mama pergi.
Arya tidak lagi memiliki wajah untuk bertemu dengan Bunda dan Ayah Ana. Dulunya bahkan keluarga Ana yang sering mengundangnya, tapi pria itu sekarang sadar. Tidak ada hubungan apa lagi diantara mereka. Saat bertemu dengan Bunda Ana di Mall pun kemarin, paruh baya itu memalingkan wajah. Seperti mengatakan. "Kau bukan siapa-siapa."
Semua orang menyalahkannya, meski dia salah. Dia juga tersakiti. Boleh Arya menceritakan kepahitannya setelah ditinggal Ana?
Pria itu pergi ke luar negeri, berminggu-minggu disana untuk mencoba mendinginkan hati yang berapi-api. Cintanya telah pergi, dan sialnya dirinya yang menyebabkan Ana pergi.
Boleh dia menertawai dirinya sendiri?
"Kamu bisa jadian dengan aku, kalau udah putus dengan Ana." Perkataan Arini, seakan membawa emosinya ke dalam fase yang tertinggi.
"Kamu gila?!"
"Loh? Kamu udah tidur dengan aku Ya! Aku bahkan yang pertama buat kamu, kamu gak pernah menerima kenikmatan itu semua dari gadis munafik itu kan?"
"Diam!" Rahang Arya mengeras.
Pria itu menunjuk wajah Arini dengan satu telunjuknya. "Kalau kamu gak datang ke hidup aku, menggoda-goda aku, mungkin aku masih sama-sama dengan Ana. Kamu membuatnya pergi, dasar wanita murahan!" Seumur-umur, ini pertama kalinya Arya kasar dengan seorang wanita, pria itu bahkan mencengkram erat bahu Arini.
Wanita itu meringis pelan, lalu memaksa senyum sinis terbit diwajahnya. "Inget, kamu juga mau!''
Arya tak lagi membalas, dia melangkahkan kakinya cepat. Dia yakin kalau sampai dia tidak keluar dari situ, Arini pasti sudah masuk rumah sakit. Pria yang dikenal ramah itu, benar-benar marah untuk sekarang. Terlebih mengingat kejadian beberapa hari lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Satu Malam (End)
RomanceAwalnya Ana patah hati, dimulai dari malam itu Ana ingin memberi kejutan kepada Arya, tunangannya. Tapi sayang, gadis itu malah diberi kejutan adegan making love prianya dengan seorang wanita. Malam itu, Ana membuka hijabnya merasa frustasi dan mu...