Yah pagi ini mungkin pagi yang menyenangkan untuk semua orang, tapi nggak buat gue. Hari ini, hari pertama kali semua orang akan melakukan aktivitas mereka. Seperti gue, masuk ke SMA baru gue. Harusnya senang ya apalagi tuh SMA terbaik di Jakarta, tapi tetep nggak buat gue, karena gue dipaksa Ama bokap gue yang super duper posesif. Apalagi temen gue yang pasti gak ada yang sekolah disana. Hiks.. hidupku sungguhlah mirizz.
Tok..tok..tok..
"Non...bangun atuh, udah pagi ini mah. Kata nyonya ini hari pertama sekolah loh. Nanti terlambat atuh non" wanita paruh baya, yang tak lain adalah pembantu dikediaman keluarga Hunters. Memang dia sudah dekat dengan Alice, karena sejak bayi dia diasuh oleh wanita itu-
Bi Ijen."Iya..iya..Bu, ini udah mau mandi". Alice yang masih tidur dengan posisi yang sangat acak-acakan tampak masih setia memeluk guling kesayangannya itu.
"Hoaahh"tanpa a,i,u,e,o langsung saja Alice nyelonong masuk ke kamar mandi yang ada dipojok kamarnya.
Langkahkan kaki mungil yang sudah memakai sepatu terdengar saat sedang menuruni tangga dengan sempurna.
"Pagi mi, Pi.." sapa Alice kepada kedua orang tuanya itu. Dia langsung saja duduk di depan maminya-Sarah yang terpisahkan oleh meja.
"Pagi juga sayang, ni ayok sarapan dulu biar semangat sekolahnya" Sarah memberikan sarapan pada Alice.
"Kapan sih mi aku gak semangat ke sekolah? Apalagi ni sekolah papih yang pilihan uluhuluh makin senang dong"gadis itu dengan sengaja menekan kalimatnya.
"Uhuk..uhuk..Alice, papi itu cuma mau yang terbaik untuk kamu itu doang. Biar kamu itu bisa kayak kakak kamu, hidupnya sekarang terjamin sayang"papinya langsung saja memberikan penjelasan.
"Terjamin?ck, apa yang terjamin, terjamin karena dijodohkan sama orang-" Alice yang belum sempat menjawab langsung dipotong.
"Sudah Alice, kamu gak usah ngomong yang nggak nggak" Sarah langsung menengahi.
"Dah ah, aku berangkat" Alice langsung saja pergi tanpa pamitan.
Dia langsung masuk kedalam mobil sedan warna hitam, dan duduk di kursi samping supir."Mang cepetan, kalok perlu ngebutan juga gak pa pa" gadis itu menyuruh supir pribadi keluarga itu, yang sudah jelas itu menyalahkan aturan.
"Siap non Alice" supir itu hanya mengangguk, dia tau Alice sedang kesal jadi diiyain aja daripada ditolak bisa diomelin ntar di sepanjang jalan.
^^^^
"Duhh, topi gue mana lagi" Alice yang sedang merogoh tas nya mencari topi sampai tak memperhatikan jalannya.
Bruukk.
"Sialan"pria yang merasakan baru saja ditabrak seseorang langsung saja berhenti."Awww... eh lo, bisa jalan nggak sih. Jalan Tuh pake mata bukan pake dengkul. Tengok ni lutut gue jadi lukakan" gadis yang ber name tag Alice Noryn Hunters, langsung saja memarahi pria yang baru saja menabraknya.
"Eh, gue lagi ngomong ya, dimana mana kalo orang lagi ngomong tu di tengok bukan di buntutin dasar orang gak jelas" Alice makin menaikkan suaranya satu oktaf.
Alice POV.
"Sorry" What!!! Dia cuman bilang sorry? Dan apa ini? Dia ngasih gue sapu tangan, langsung aja gue ambil saputangannya. Eh-eh btw suaranya itu denger gak? Eh author nya goblok ato begok?.Back to topik, suaranya itu bukan main dah, COOL bangetz guys. Ih meleleh ati gue, lebay Lice. Gapapa deh. Langsung aja gue hapus tu merah-merah yang keluar, dan gue nemuin sesuatu.
' Michael Hurdmes Dior'
Udah jelas pasti namanya astaga, berasa di permudah untuk mendekat. Eak emang apaaan.Langsung aja gue pergi ke barisan dan ikut upacara. Berdiri sejam panas-panasan, trus ditemenin keringat yang meluncur-luncur sudahlah lengkap penderitaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Alice✔
Teen Fiction" Mungkin aku orang paling bodoh di dunia ini" - Alice Norin Hunters. "Aku pernah mengenal cinta, dan disitu aku terluka sendiri. Saat aku ingin mengenal untuk kedua kalinya, apakah harus terulang lagi? Kuharap jangan" -Michael Hurdmes Dior. " Kala...