Maaf jika update-an ini sangat singkat. Ini hanya cerita pelengkap. Anggaplah saya sedang kebingungan akan menggiring cerita kemana 😁😁😁
Ini episode pemanasan untuk melanjutkan cerita selanjutnya 😁😁😁
Percayalah, setelah ini mungkin saya akan memperbanyak konflik agar cerita tidak membosankan..
Enjoy.. 💕💕💕
.
.
.
.Di hari dan waktu yang sama, Jennie terlihat duduk di balik meja kerjanya dengan wajah sangat serius. Miss Wang sendiri sedang berkutat dengan laptopnya di meja tamu yang masih berada di ruang kerja milik Kwon Ji Yong. Sampai tiba-tiba, terdengar suara ketukan pelan dari arah pintu. Miss Wang langsung beranjak dari tempatnya duduk dan bergegas membukakan pintu.
"Selamat pagi Miss Wang..." Miss Wang terkejut ketika ia melihat seorang wanita berdiri dihadapannya dengan senyuman lebar, Lee Joo Yeon.
"Ahh Nyonya Joo Yeon..." Miss Wang langsung membungkukkan tubuhnya. "Selamat pagi, Nyonya..." lanjutnya.
"Eomma!!!" Jennie terlihat terkejut melihat kehadiran eomma-nya. Ia langsung berdiri dan berlari memeluk Joo Yeon yang masih berjalan masuk ke dalam ruangan. Joo Yeon pun terkekeh dan memeluk anaknya dengan erat.
"Bagaimana kabarmu, sayang?" tanya Joo Yeon sembari menepuk-nepuk punggung anaknya pelan.
"Awesome..." jawab Jennie sambil melepas pelukannya. Ia tersenyum bahagia memandang wajah Joo Yeon yang terlihat cukup lelah. "Eomma... apa kau baru saja sampai?" tanya Jennie.
"Ne..." jawab Joo Yeon singkat. Ia berjalan menuju sofa tamu. Cepat-cepat Miss Wang hendak membereskan peralatan kerjanya yang berserakan di meja tamu. "Ahh Miss Wang... tidak perlu. Biarkan saja. Aku tahu kau juga sedang bekerja. Lanjutkan saja..."
"Tapi Nyonya..." Miss Wang terlihat tidak enak hati. Tapi Joo Yeon tersenyum dengan lembutnya.
"Sudah... lanjutkan saja pekerjaanmu." Kata Joo Yeon lagi. Akhirnya Miss Wang mengalah dan menganggukkan kepalanya.
"Nyonya mau minum? Akan saya buatkan..." tanya Miss Wang dengan hormat.
"Boleh... bisa buatkan teh?" tanya Joo Yeon lagi.
"Ada chamomile tea di pantry Miss Wang. Tolong buatkan untuk eomma..." Jennie langsung menjawab cepat. Miss Wang mengangguk mengerti dan bergegas keluar ruangan.
Joo Yeon sudah duduk di sofa tamu, dengan tubuh yang ia sandarkan ke sandaran sofa. Wajahnya terlihat cukup lelah. Jennie pun duduk disampingnya.
"Eomma kenapa tidak pulang kerumah dulu?" tanya Jennie dengan wajah khawatir.
"Sebentar lagi eomma ada jadwal meeting, sayang. Daripada pulang ke rumah, eomma lebih baik mampir dulu kesini. Lebih dekat..." jawab Joo Yeon sambil tersenyum dan mengusap pipi Jennie.
"Eomma sudah makan?" Jennie masih tetap terlihat khawatir. Joo Yeon mengangguk.
"Tenang saja... eomma bisa menjaga diri eomma." Kata Joo Yeon.
"Aku hanya khawatir eomma. Jangan terlalu kelelahan. Eomma punya aku yang bisa membantu pekerjaan eomma..." jawab Jennie. Joo Yeon kembali tersenyum mendengar ucapan Jennie yang penuh dengan tanggung jawab.
Semenjak Jennie tahu, kalau dia adalah pewaris terkuat kerajaan bisnis kedua orangtuanya, Jennie tidak pernah main-main untuk belajar membangun dan mengelola seluruh bisnis kedua orangtuanya. Ia bahkan sampai mengejar ilmu ke Harvard Business School agar dapat menguasai ilmu bisnis dengan lebih baik lagi. Kembali ke Korea dengan membawa gelar MBA, Jennie membuktikan ia sudah siap untuk mewarisi bisnis kedua orangtuanya kapanpun. Maka itu, besar harapannya, jika kedua orangtuanya itu mulai membagi pekerjaan dengannya, agar mereka tidak perlu lagi terlalu lelah bekerja.
"Kau fokus dulu membantu appa mu." Kata Joo Yeon sambil menepuk pundak Jennie pelan.
Beberapa menit kemudian, Miss Wang datang membawa nampan dengan secangkir chamomile tea. Ia langsung meletakkan cangkir itu di hadapan Joo Yeon.
"Terimakasih Miss Wang..." ucap Joo Yeon dengan ramah. Miss Wang pun membungkukkan tubuhnya dan kembali keluar ruangan untuk mengembalikan nampan ke pantry. "Bagaimana persiapan produk barunya, sayang?" tanya Joo Yeon sambil meraih cangkir dihadapannya.
"Sejauh ini berjalan lancar eomma." Jawab Jennie. "Semoga saja tidak ada halangan sampai hari launching..." lanjutnya lagi dengan wajah penuh harap.
"Kau sudah bekerja keras Jennie-ya..." kata Joo Yeon yang langsung menyesap pelan chamomile tea-nya. Jennie pun tersenyum puas dan mengangguk cepat.
"Oiya..." Joo Yeon tiba-tiba teringat sesuatu. "Pertengahan bulan ini, eomma akan pergi ke Paris. Eomma tidak bisa mengawasi pemotretan untuk majalah edisi bulan depan..." Jennie langsung terlihat menyimak ucapan Joo Yeon. "Kau bisa menggantikan eomma?" tanya Joo Yeon akhirnya.
"Tentu saja, eomma..." jawab Jennie dengan bersemangat. Setelah beberapa kali sesapan, Joo Yeon meletakkan cangkirnya lagi.
"Pemotretan akan dilakukan di Jeju..." kata Joo Yeon lagi sambil mengeluarkan handphone dari tasnya. "Chief editor akan melakukan sesuatu yang spesial untuk penerbitan bulan depan." Jennie terlihat semakin bersemangat mendengar penjelasan Joo Yeon. "Kita akan menerbitkan FASCINÉ special edition..." terlihat kilatan antusias menggebu-gebu dari mata Joo Yeon. Ia masih sibuk mengutak-atik handphonenya.
"Aku hanya mengawasi kan, eomma?" tanya Jennie lagi. Joo Yeon akhirnya meletakkan handphonenya di pangkuannya. Ia memandang wajah anaknya yang selalu terlihat bersemangat itu.
"Iya... lagipula chief editor masih bisa memback-up pekerjaan eomma. Saat ini, kau fokus membantu appa mu. Dia sepertinya akan sering ke luar negeri bulan-bulan ini." jawab Joo Yeon yakin.
"Aku dengar, appa akan membuka outlet di Los Angeles."
"Tidak hanya di Los Angeles, sayang. Mungkin juga di negara lainnya. Appa sedang fokus untuk melakukan ekspansi besar-besaran ke Amerika Serikat..." mendengar jawaban Joo Yeon, Jennie langsung tersenyum lebar.
"Waahhh daebaakkk..." wajah Jennie langsung berubah seperti anak kecil yang bergembira karena mendapatkan mainan baru. Tentu saja berita ini adalah berita yang sangat menggembirakan bagi Jennie.
"Untuk itu... appa mu pasti lebih membutuhkanmu untuk mengurus bisnisnya disini..." Jennie pun menganggukkan kepalanya dengan bersemangat.
"Jennie pasti akan membantu appa!!" seru Jennie. Joo Yeon terkekeh melihat tingkah putri sulungnya ini. Ia mengusap pipi Jennie dengan lembut.
"Bagaimana kalau nanti malam kita makan malam diluar?" tanya Joo Yeon sambil mengangkat kedua alisnya.
"Ide bagus eomma!!"
"Restoran MANGIAMO?" Joo Yeon menyebut salah satu restoran Italia favoritnya. Jennie mengangguk setuju.
"Deal!! Aku akan memberitahukan Donghyukie, eomma..." kata Jennie sambil menunjukkan gummy smile-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY
FanfictionIf you ask, is this a story about JenLisa? I will answer sure, YES. Hanya saja, di awal cerita saya membuat plot pertemuan yang begitu lambat. Sehingga saya pun sama sekali tidak menyalahkan readers jika mereka sampai bertanya-tanya, apakah ini ceri...