Chapter 6

1.1K 144 16
                                    

Seiring berjalannya waktu, kini aku sudah masuk SMP. Aku ingin sekali menunjukan seragamku padanya. Namun, saat ku menunjukan seragamku padanya,  responnya datar sekali.

"Markeu..lihat aku sudah SMP sekarang." Sombongku.

"Kau terlihat sedikit lebih tinggi." Ucapnya datar. Aku mengembungkan pipi sebagai balasannya.

Jawaban macam apa itu? Pikirku.

"Aku hampir setinggi dirimu markeu."

Dia tidak merespon, hanya mengangkat bahunya acuh lalu meninggalkanku. Aku mengikutinya dalam diam.
.
.

"Begini?"

"Bukan, angkat layangannya lebih tinggi."

Hari ini Jaemin mengajak Mark bermain layang-layang . Jaemin ingin tertawa saat Mark mengatakan ia tidak pernah bermain layang-layang sebelumnya.

"Ketika aku mulai lari,lepas layangannya!" Teriak Jaemin yang sudah siap berlari. Mark pun mengangguk.

Layang-layang itu terbang tinggindiatas langit, hampir seperti akan menyentuh awan. Jaemin memberikan benang layangannya untuk dipegang Mark. Awalnya Mark terlihat kesulitan, namun lama-lama ia mulai terbiasa. Jaemin tersenyum melihat pemandangan itu.

Tanpa terasa senja pun menghampiri. Warna jingga mulai menggantikan birunya langit.

"Mark aku harus pulang." Ucap Jaemin setelah menurunkan layang-layangnya.

Ia bingung mengapa Mark tidak menjawab. Ketika ia berbalik, Mark membuka topeng yang selalu dikenakannya. Wajahnya tersenyum merasakan sejuknya udara yang beranjak malam. Jantung Jaemin tiba-tiba berdebar kencang. Ia terdiam, perasaan asing mulai memenuhi hatinya. Sebuah perasaan hangat dan nyaman.

Matanya melebar ketika menyadari sesuatu. Ia pernah mendengar hal ini dari teman-teman perempuannya.

Ia jatuh cinta....pada Mark.
.
.

Hari itu panas, ibu dan nenek sedang pergi berbelanja. Dirumah hanya ada dirinya dan sang kakek. Jaemin termenung.

Suatu hari nanti, aku akan menjadi lebih tua dari Mark ya?

Seiring berjalannya waktu, aku mulai menyadari . Pertambahan usia Mark lebih lambat dari manusia biasa. Tahun demi tahun yang bertambah, membuat penampilanku berubah. Namun Mark tetap sama, seperti saat pertama kali kami bertemu.

"Jaemin, kakek punya semangka. Kamu mau?

"Iya kek." Jaemin beranjak dari tempat berbaring. Mendudukan dirinya di sebelah kakek memakan sepotong semangka yang terlihat segar. Manis...

"Besok berangkat jam berapa?"

"Tidak tahu. Tapi kata ibu, masih ada waktu sampai siang."

"Hm.. cuaca tahun ini cukup bagus. Semangkanya jadi manis. Artinya..." Ucapan pria tua itu terhenti. Mulutnya terlihat meludahkan biji-biji semangka.

Jaemin melirik kakeknya yang terdiam. "Artinya?" Tanya nya.

"Musim dingin tahun ini akan menjadi sangat dingin. Lebih dingin dari tahun-tahun sebelumnya. Desa ini letaknya berada di antara pegunungan dan laut. Suhu pergantian musim panas dan musim dinginnya sangat terasa. Hawa dingin akan cepat meleburkan hawa panas. Mungkin hutan akan membeku." Jelas kakeknya. Ia kembali melahap buah merah penuh air di tangannya.

Jaemin terdiam, mendengar penjelasan sang kakek membuatnya memikirkan Mark yang hidup di hutan sana. Jika musim dingin datang dan hutan membeku bagaimana dengan Mark?

Aku harus bertemu Mark.
.
.

"Syal?"

"Iya, pakailah ini saat musim dingin nanti." Ucap Jaemin.

Pagi ini sebelum berangkat ia kembali menemui Mark. Menyerahkan syal berwarna merah kepada pemuda itu.

"Sampai jumpa!" Jaemin melambaikan tangannya kepada Mark. Ia berbalik pulang setelah menyerahkan syal nya.

"Sampai jumpa lagi di musim panas tahun depan!" Teriaknya.
.
.
Selama musim dingin, Jaemin selalu memikirkan Mark. Ia berharap agar waktu berjalan semakin cepat hingga musim panas nanti. Ia ingin cepat-cepat bertemu Mark lagi. Jaemin duduk di balkon kamar, ditangannya ada segelas coklat panas mengepul. Menghembuskan nafas pelan, udara hangat itu berubah menjadi kabut putih saat ia menghembuskannya.

Ketika ia melihat ke atas, ia menyadari saat itu salju turun. Butiran putih itu turun perlahan. Jaemin menengadahkan tangannya. Sebutir salju turun perlahan ke telapak tangannya, membawa sensasi dingin lalu dengan cepat mencair.

'Ketika tersentuh manusia, maka aku akan lenyap.'

Setetes air mata mengalir di wajahnya. Jaemin terisak.

"Aku ingin menyentuhmu, Mark."

Tbc

Di chap depan keknya ini bakalan tamat :'D
Malasih ya buat yang udah voment 🙆💞



Hotarubi No Mori e (MARKMIN VER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang