"Late"

4.4K 435 6
                                    

Sore yang sedikit mendung kali ini diawali dengan hentakan sepatu dari Jungkook. Pria bermarga Jeon itu sudah menghentakkan kakinya dari halaman rumah, membuat Jimin menghembuskan nafas berat, bersiap menghadapi apa yang harus dia terima menit setelah ini.

"Berhenti menghentakkan kaki Jungkook-ah! Kau membuat lantainya kotor lagi"

Bukannya berhenti, Jungkook malah semakin mengeraskan hentakkan nya, mengundang pelototan marah dari namja yang dia sebut istri.

"YAK!"

"Hyunggg..." kali ini Jungkook merengek. Dipeluknya erat sang istri.

Jimin menggeliat di pelukannya, berusaha melepaskan diri.

"Kenapa? Kehabisan komik edisi terbaru lagi?"Jimin bertanya seraya masih berusaha melepaskan diri. Masalahnya kompor di dapur belum dia matikan.

Jungkook menggeleng di ceruk leher Jimin.

"Lepaskan dulu sebelum kau menyesal karna harus membeli rumah baru nantinya" tukas Jimin. Jungkook terdiam, tapi sedetik kemudian pelukannya melonggar.

Jimin menemukan Jungkook yang terduduk manis di ruang tengah setelah ia kembali dari dapur.

Jungkook disana. Menunduk seperti anak kecil yang baru saja kalah berkelahi berebut mainan.

"Kenapa?" Kali ini suara nya melembut. Dilingkarkannya tangan ke arah leher suaminya dari belakang. Mengundang senyum kecil di wajah tampan pria kelahiran 97 itu.

"Aku dimarahi ayah lagi"jawabnya kecil.

Si manis tergelak kecil lalu berjalan memutari sofa untuk mengikis jarak antara mereka, duduk diatas pangkuan Jungkook, tersenyum manis ke arahnya, membuat si dominan meleleh lagi di tempat.

"Kesiangan lagi?" Tanya Jimin.

Jungkook menggerakan tangannya untuk sekedar mengelus lembut pinggang ramping istrinya.

Dia mengangguk mengiyakan.

Sudah bukan hal aneh jika Jungkook kesiangan. Sejak masa sekolah dulu dialah yang tak pernah absen untuk menaruh nama di papan kesiangan.

Bahkan setelah menikah dan bekerja Jungkook masih belum bisa menghilangkan kebiasaannya.

Jimin sudah lelah untuk setiap menit membangunkannya. Dimulai dari pukul 5 pagi, Jimin akan mulai menggerakan tubuh Jungkook, dilanjut pukul 6 pagi, dimana Jimin akan mulai mengeluarkan suara kerasnya, tapi tetap saja mau bagaimanapun mata Jungkook hanya akan terbuka saat jarum jam menunjuk angka 7 kurang sedikit.

Dan dari situ Jimin harus siap dengan Jungkook yang tergesa dalam mandi, berpakaian, bahkan makan.

"Sudah kubilang, cobalah untuk bangun pagi, nantinya juga akan jadi terbiasa" Jungkook menutup mata merasakan helai demi helai rambutnya yang Jimin elus.

Terlalu nyaman.

"Aku hanya tidak ingin lebih cepat meninggalkan tempat datangnya rasa nyamanku." Sahut Jungkook yang masih setia menutup mata.

Jimin mengangkat alisnya, "maksudnya?"

Perlahan mata si dominan terbuka, menatap Jimin dengan lembut tapi intens.

"Kau tau, aku hanya ingin lebih lama bersama sumber kenyamananku." Wajahnya mendekat kearah Jimin, Jimin tersenyum malu disana.

"Jeon Jimin, sumber nyamanku, datanglah pada Daddy"

Dan Jimin tersipu di atas pangkuannya, hanya sebentar, sampai pipi merah muda itu berganti semerah tomat karna sentuhan intim disana-sini.

Dan yah. Kalian semua tau apa yang terjadi setelahnya.

Lumatan dan erangan terdengar di penjuru rumah, belum lagi si merah merah yang nantinya akan membekas menandakan hasil cinta mereka.

Mari biarkan mereka menikmatinya hanya berdua...

🌸🌸🌸🌸🌸







Dhii disini🌸

T I T I K || KOOKMIN (Slow Apdet)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang