Part 2

54 2 0
                                    

(2015)

   Hidup harus terus berjalan walaupun tanpa hadirnya Randy. Mengapa kenyataan yang aku hadapi begitu menyakitkan. Di saat aku mulai membuka hati lagi, justru aku harus merasakan kepedihan lagi. Tapi mau tidak mau suka tidak suka aku harus ikhlas, bahwa Randy tidak akan lagi kembali hanya untuk sekedar menyapa atau bahkan menenangkan hatiku.

   Tahun pun berganti, aku mulai mampu melupakan Randy. Aku mulai menemukan orang-orang baru yang menurutku cukup menyenangkan. Hingga akhirnya aku dekat dengan seorang cowok dan kami memutuskan untuk berpacaran. Hubunganku dengannya hanya berlangsung selama 1bln karena katanya dia bosan denganku dan sudah menemukan cewek lain yang lebih segalanya dari aku. Awalnya aku tidak terima, bagaimana bisa cowok yang terlihat begitu setia bisa segampang itu pindah ke lain hati. Waktu itu aku seperti kehilangan arti cinta yang sebenarnya. Atau mungkin aku masih terlalu labil untuk mengerti apa itu cinta yang sebenarnya? Aku merasa seperti wanita bodoh yang mudah sekali dipermainkan oleh cinta. Akhirnya aku mengikhlaskan mantanku pergi. Aku pun memutuskan untuk tidak membuka hati dalam waktu dekat.

   Ternyata jadi jomblo dan tidak membuka hati untuk siapa pun jauh lebih menyenangkan. Aku mulai menyibukkan diri dengan bermain bersama teman-temanku, membuat musikalisasi puisi, mendengarkan lagu-lagu favoritku, dan semua kegiatan positif yang membuatku bahagia. Hari-hariku terasa lebih ringan dan santai.

   Namun tanpa diduga, Randy hadir lagi dikehidupanku. Aku seperti tersengat listrik melihat namanya tertera dilayar ponselku. Aku memberanikan diri menerima permintaannya menjadi kontak BBM ku. Sayangnya aku lupa obrolan apa yang terjadi antara aku dan Randy setelah itu. Intinya aku kembali dekat dengannya, bahkan semakin dekat. Aku juga senang karena sekarang Randy berstatus "jomblo" sama sepertiku. Hati memang tak bisa berbohong, hatiku sangat senang Randy kembali hadir menemani hari-hariku. Kali ini, aku berharap bisa memiliki status yang jelas dengan Randy, sehingga aku bisa menahannya pergi dengan alasan aku adalah kekasihnya. Namun semua itu hanya harapanku saja, aku dan Randy tak kunjung memiliki kejelasan status. Perlahan aku mulai menyingkirkan keinginanku untuk bisa menjadi seseorang yang berarti dalam hidupnya (pacar). Pikirku tidak masalah tidak ada status asalkan bisa selalu dekat dengannya, setiap hari ,bahkan aku ingin selamanya.

   Untuk yang kesekian kalinya, aku harus merasakan pedih. Kebahagian yang aku rasakan bersama Randy ternyata semu. Randy pun kembali memiliki pacar tentu saja bukan aku. Kali ini aku syok sekali. Pertanyaan-pertanyaan menyakitkan pun mulai memenuhi pikiranku. Aku menangis, menjerit sejadi-jadinya. Semua terjawab sudah kenapa aku dan Randy tak kunjung punya status yang jelas, itu karena Randy tidak punya rasa apa pun terhadapku. Mungkin Randy hanya menganggapku teman biasa atau teman untuk berbagi keluh kesahnya. Lagi dan lagi aku harus melepas Randy bahagia bersama yang lain. Hari-hariku sungguh terasa berat. Aku menangis setiap hari (pagi, siang, sore, malam). Pokoknya aku benar-benar kacau saat itu. Aku seperti tidak mengenali diriku sendiri.

   Kalau boleh jujur aku tidak ikhlas melihat Randy bersama dengan yang lain. Ada rasa sakit yang teramat dalam dihati. Hari terus berganti tapi aku masih meratapi kesedihanku karena Randy. Padahal mungkin Randy sudah lupa denganku. Aku memang terlihat lebay, lemah dan payah. Sebenarnya bukan keinginanku seperti itu, aku ingin bangkit dan melupakan semua tentang Randy, namun apa daya hati masih menginginkan segala tentangnya untuk terus singgah. Aku tak lagi memaksa hatiku untuk melupakan Randy, aku mebiarkan Randy tetap singgah dihati entah sampai kapan. Aku yakin, bila sudah saatnya nanti, semua tentangnya akan lenyap dengan sendirinya tanpa perlu bersusah payah lagi untuk menghapusnya dalam hati ini.

.........🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟......


   Sekarang aku dekat dengan seorang cowok. Dia cukup perhatian dan menyenangkan. Mungkin dia tidak tampan, bahkan bisa disebut "bad boy" karena dia bandel, tapi aku menyukai sikapnya saat memperlakukanku dengan istimewa. Aku dan dia tidak berpacaran, bukannya dia menggantungku, tapi itu keinginanku. Aku sudah menjelaskan padanya kalau aku sedang tidak ingin berpacaran bahkan sebenarnya aku sedang tidak ingin dekat dengan cowok. Dia memahami keinginanku dan tidak masalah selama aku mengijinkannya dekat denganku. Di bulan ke-5 dia mengatakan padaku bahwa aku dan dia tidak bisa dekat lagi seperti ini karena ibu nya tidak suka anaknya menjalin hubungan spesial dengan yang berbeda agama. Cukup menyakitkan walaupun aku dengannya tidak berpacaran. Tapi 5bln bukan waktu yang sebentar. Saat itu aku berusaha menghibur dan menenangkan diriku sendiri.

BERSAMBUNG...

Terlanjur MelekatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang