Part 3

42 2 0
                                    

(2016)

   Tahun dimana aku mulai bangkit dari semua kegalauanku. Kejadian demi kejadian yang menyakitkan mampu membuatku menjadi wanita yang lebih kuat, sehingga tidak mudah dipermainkan dan diperbudak oleh cinta, ya cinta yang belum pasti.

.........🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟......

Kring... Kring... Kring...

   Bunyi nyaring alarmku berhasil membangunkanku yang masih setengah mengantuk. Aku ingin bergegas mandi, tapi rasanya masih malas beranjak dari tempat tidurku yang nyaman.

Tokk... Tokk... Tokk...

   Aku bisa menebak siapa yang mengetuk pintu kamarku. Ya siapa lagi kalau bukan mamaku.

"Bangun, nak... Sudah jam berapa ini?"

"Iya ma, ini sudah bangun mau mandi."

   Aku pun segera beranjak dari tempat tidur untuk mandi, walaupun masih setengah mengantuk. Sekitar 30 menit aku sudah siap untuk berangkat ke sekolah.

(Di Kelas)

"Eh Nay, tumben nyampenya ga mepet" ledek Via teman sebangku sekaligus teman dekatku.

"Aduh masih pagi udah ngeselin aja, Vi.."

"Yaelah sensi amat deh.. Haha"

"Ga lagi galau kan, Nay? "

"Nggalah Vi. Masa iya galau mulu? Capek dong."

"Ya bagus deh kamu sadar kalau galau itu ga penting dan cuman bikin capek. Btw nanti kamu ada acara di gereja, Nay?"

"Iya Vi iya. Bawel amat sih. Iya ada, kenapa? "

"Wah bisa tuh nemu cowok baru. Haha"

"Udah deh ya Vi ga usah omongin cowok dulu."

"Haha siap ratu galaukuuuuuu"

   Begitulah Via, bawel dan menyebalkan tapi dia baik banget dan sangat sangat pengertian. Walaupun kadang kita sering berselisih paham dan membuat kita menjadi bertengkar. Via yang selalu memberiku semangat dan ga pernah capek ngasih tau ke aku kalau galau itu ga ada gunanya.

.........🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟......

   Aku mengikuti salah satu acara di gerejaku, yang berlangsung setiap 1 minggu sekali, hari Selasa. Ya hari ini aku mengikuti kegiatan tersebut. Pukul 18.30 acara pun dimulai. Saat acara berlangsung, ada satu cowok diminta maju ke depan karena lupa membawa name tag. Lalu dia disuruh memperkenalkan diri, namanya adalah Charles. Entah kenapa aku terpana melihatnya. Mungkin aku kagum. Kalau boleh aku definisikan, dia cukup tampan, tinggi, hidugnya mancung, dan senyumnya manis. Ya Tuhan jangan sampai aku suka apalagi jatuh cinta. Aku belum siap terluka lagi. Aku ketakutkan sendiri, aku takut perasaanku tidak terkendali.

   Hari demi hari berlalu, tak terasa acara gereja yang aku ikuti hampir selesai.  Di hari-hari terakhir acara itu aku semakin yakin bahwa aku sudah menyukai Charles.  Ada rasa sedih acara itu berakhir, apalagi dipuncak acara aku tidak bisa hadir karena aku ada acara sekolah untuk study tour ke Bali. Kesempatanku untuk melihat Charles bahkan berkenalan dengannya sudah tidak ada. Tapi ya sudahlah aku tidak mau lagi tenggelam dalam kesedihan hanya karena "cowok". Untungnya perasaanku hanya sebatas rasa suka. Dan semoga aku segera melupakan rasa sukaku pada Charles.

Terlanjur MelekatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang