Epilogue (3/END)

9.7K 664 117
                                    

.

.

.

.

.

Saya menggendong Tzuyu dengan tangan kanan saya, sedangkan tangan kiri saya megang payung. Disisi kiri saya, Lisa melangkah dengan memegang tas perlengkapan milik Tzuyu dan tas lain dibahunya sambil mengamit lengan saya.

Selalu ada kebahagiaan dan kebanggan sendiri dalam diri saya, waktu jalan bersama anak dan istri saya seperti ini.

Kita jalan bertiga dibawah salju yang berjatuhan, sedangkan didepan kita ada bang Lay yang menggendong Jisung lalu bunda yang melangkah bertiga dengan mba Jisoo sambil menggenggam tangan Lami.

Kita masuk ke salah satu restaurant keluarga yang sudah direservasi sama Lisa sejak kemarin untuk makan dimalam natal ini, sekalian untuk merayakan ulang tahun Tzuyu.

Tzuyu lahir dimalam natal tahun lalu, malam natal pertama kita di München, dan dimalam natal pertama saya dan Lisa sebagai suami istri.

Jadi Tzuyu itu hadiah natal untuk saya dan Lisa.

Makanya pas dia lahir, saya namai Natalia Oxcelin Xu. Natalia yang berarti natal, dan Oxcelin dari terjemahan ibrani kuno yang berarti anugerah. Cuma karna saya Tionghoa, jadi tetep ada nama asli dari bangsa saya untuk nama panggilan dia.

Setelah masuk, kita langsung diarahkan sama waitress kelantai atas disebuah ruangan terpisah.

Akhirnya setelah tadi kita dengan rusuh ke gereja karna bawa anak-anak, kita bisa duduk ditempat yang rileks dan nikmatin malam natal bersama di restaurant keluarga ini.

Lisa sengaja milih tempatnya yang nyaman dan tidak formal biar enak, karna ada anak-anak.

Saya memangku Tzuyu sementara didepan saya bang Lay juga memangku Jisung.

Lami lagi sibuk bolak-balik buku menu untuk lihat-lihat, sedangkan Lisa, mba Jisoo sama bunda lagi sibuk ngarahin waitress untuk menata makanan dimeja dengan cermat supaya gak menyusahkan ngambil nya karna ada anak-anak.

Menatap wajah Lisa, bikin hati saya tergelitik karna teringat kejadian tadi digereja. Tadi pas kita ke gereja, kita ketemu sama Xiyeon. Dan Lisa, sudah jelas cemburu berat dia tadi.

Entah kenapa hati saya selalu terselip kebahagiaan setiap kali Lisa cemburu ke saya. Karna saya jadi merasakan bukti nyata cinta dia ke saya.

Tapi saya jamin, saya benar-benar tidak perduli sama Xiyeon. Karna dimata saya hanya ada Lisa, cuma Lisa.

Kita makan dengan kondisi yang agak berisik dan rusuh terutama antara bang Lay, mba Jisoo dan Jisung. Seperti biasa, bang Lay minta diperhatiin sama mba Jisoo dan berakhir dengan diomelin karna mba Jisoo repot ngurus Jisung.

Sedangkan Tzuyu seperti biasa, diam, tenang, gak banyak tingkah, cuma dia bakal narik-narik tangan mamanya kalo telat nyuapin dia aja atau bersuara pas pengen minum.

Bunda duduk dikepala meja, dan makan dengan senyuman menatapi kami semua. Terutama cucu-cucunya tentu saja.

Saya sendiri benar-benar bersyukur, dimoment penting seperti ini kita bisa kumpul sekeluarga besar meski kita jauh dari tanah air.

"Bunda, kakak mau tidur sama Tzuyu nanti" perhatian gue teralihkan dari bunda ke Lami yang duduk disebelah kanan mba Jisoo.

"Eh kakak, nanti gak muat tempat tidurnya. Kasihan tante Lisa tidur dimana nanti?" ujar mba Jisoo sambil nyuap Jisung yang didudukin dikursi terpisah disebelah kiri mba Jisoo.

[COMPLETE] MINGHAO |21+| (The8 SEVENTEEN x Lisa BLACKPINK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang