Ketiga

7.9K 893 81
                                    

.

.

.

.

.

[Double Update]

"Ayo Sa, itu bunda disana" Minghao narik lembut tangan gue buat samperin bunda yang lagi ngomong sama pegawai-pegawai cafe.

Bunda nyambut gue dan Minghao dengan senyuman hangat.

"Nah ini istrinya Minghao, namanya Lisa" gue merona pas denger Bunda ngenalin gue sebagai istrinya Minghao.

Sedangkan Minghao dengan tenang tetap nge-genggam tangan gue hangat sambil tersenyum saat bunda ngenalin gue ke pegawai-pegawainya.

Beberapa dari mereka senyum dengan sopan ke gue. Gue balas dengan senyum seadanya.

"Kamu duduk bentar ya" gue hanya nganguk patuh pas Minghao nyuruh gue duduk didekat kasir cantik yang lagi sibuk ngelayanin pembeli.

Namanya Pinky, dia cantik banget. Dia sempat perkenalin diri dia dan ngobrol disela-sela kesibukan dia, ternyata dia masih sepupuan sama Minghao.

Dan hebatnya, dia manggil gue kakak ipar. Rada menggelitik buat gue, tapi gak tahu kenapa gue seneng.

Gue memandang kagum bangunan cafe milik Minghao. Cafe dia gak sekecil cerita dia ke gue. Bahkan bisa dibilang maju dan padat banget pengunjung yang masuk keluar.

Dari cerita Pinky, cafe dia ternyata sudah cukup maju dan punya tiga cabang. Gue bahkan pernah ngunjungin salah satu cabangnya, dulu sama temen-temen gue.

Gue semakin kagum ke Minghao. Dia benar-benar merendah.

Meski dia bukan dari kalangan atas, tapi dia sudah cukup mapan untuk sedikit berfoya-foya dan sombong dengan hasil keringatnya sendiri.

Tapi dia gak kayak gitu, dan terselip rasa bangga dalam diri gue karna dia berbeda dengan kebanyakan cowok masa sekarang.

Terutama setelah gue ngerasain pahitnya hidup.

Bunda lalu meminta pegawai-pegawainya nyiapin ruangan khusus yang biasa harus dengan reservasi untuk kita pakai.

Bunda ngajak gue masuk kedalam sambil genggam tangan gue.

"Ayo nak, duduk dulu sambil ngadem. Pasti tadi panas kan?" ujar bunda sambil nuntun gue ke kursi.

"Gak kok bun" ujar gue. Bunda tetep ngedorong punggung gue pelan, bahasa verbal nyuruh gue duduk.

"Yaudah kamu duduk dulu, bunda keluar sebentar. Mba Jisoo lagi ke kamar kecil" dan setelah ngomong bunda langsung keluar dari ruangan itu tanpa nutup pintu.

Mungkin biar pegawai-pegawainya enak keluar masuk. Karna mereka udah mulai nata piring dan lainnya.

"Gile bro, married gak bilang-bilang" kepala gue menoleh ke arah order table.

Disana Minghao lagi berdiri dengan posisi belakangin gue, dan nyender dimeja tinggi itu sambil ngobrol sama pegawai cowok yang tampangnya rada bule.

"Kan kejutan" obrolan mereka terdengar sampai ditempat gue duduk meski cafe lagi ramai. Cuma suasananya emang tenang jadi wajar.

"Kejutan pala lu. Mentang-mantang dapat bini cantik, gak mau kabar-kabar" gue kaget karna Minghao tiba-tiba balik ke gue dengan senyuman hangay trus balik lagi ke bule itu.

Setelah itu gak tahu apa yabg mereka obrolin karna suara mereka gak kedengaran sama sekali.

Tapi gue diam-diam merhatiin interaksi Minghao sama pegawai-pegawainya. Ketimbang bos sama bawahan, interaksi mereka lebih kayak sesama teman. Dan pegawai-pegawainya juga manggil bunda sama seperti Minghao.

[COMPLETE] MINGHAO |21+| (The8 SEVENTEEN x Lisa BLACKPINK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang