Kadang bersikap tidak peduli itu penting karena sebagian orang hanya datang ketika butuh.
-dari saya untuk anda-Malam yang gelap ditemani bintang bertaburan di angkasa, seseorang tengah manatap gelapnya malam di balkon kamar, pandangannya tertuju pada langit malam dengan segelas susu coklat hangat menemaninya. Ini sudah menjadi kebiasaannya sebelum tidur, menatap langit malam dengan bintang tanpa polusi langit.
Derap langakah terdengar mendekat ke arahnya mengalihkan perhatiannya, hingga seseorang menepuk pundak nya, "tumben belum tidur?" tanya Ririn, mamah nya Radit.
Radit menyimpan susu coklat nya, "belum ngantuk, bun."
"Jangan tidur malam - malam." Ririn mengingatkan anak nya, setelah itu berlalu pergi.
Radit kembali melanjutkan kebiasaan nya, setelah bundanya keluar kamar, menyeruput sedikit demi sedikit susu coklat yang mulai dingin. Sepintas sekelebat bayangan masalalu muncul dalam benaknya mengganggu ketenangan yang ia rasakan, napas nya memburu, sorot matanya menunjukan kemarahan. Cepat - cepar ia mengontrol emosi nya dan tidur karna malam sudah larut.
☘☘☘
Sinar matahari menelisik menyusup masuk lewat celah celah gorden kamar membangunkan insan yang tertidur. Dengan berat ia membuka matanya merenggakan otot - otot kaku, dan mejalankan ritual pagi nya. Lima menit waktu yang dihabiskan untuk bersiap siap dan sekarang ia sudah berada di ruang makan menikmati sarapannya, "Bun, ayah kemana?" tanya Radit di sela santapan nya.
"Ayah berangkat tadi pagi, katanya ada metting mendadak." Jawab Ririn.
Setelah selesai menyantap sarapannya ia berpamitan pada bunda nya, "Bun aku berangkat, assalamualaikum."
"Iya walaikumsalam."
Radit menjalan kan motor nya dengan kecepatan diatas rata - rata, karna dua puluh menit lagi bel akan dibunyikan, kalian tahu lah peraturan SMA TARUNA, tidak ada telat, tidak ada bolos, dan segala peraturan yang sangat ketat, tidak ada yang berani melanggar peraturan itu termasuk Radit dan kawan kawan. Soal bolos saat upacara, mereka memang sudah telat dan mereka berlabuh di uks. Persetan dengan sumpah serapah pengguna jalan yang lain ia tetap melajukan kendaraanya.
Sesampai nya di sekolah, Radit berjalan dengan santai menyusuri koridor kelas 11. Tepat saat di kelas Dinda ia melirik sekilas, dahinya menyerinyit kala ia tidak menemukan sosok yang di carinya tidak ada di kelas.
"Kemana dia?" tanya Radit pada dirinya sendiri. Tidak biasanya gadis itu belum datang, atau dia tidak sekolah ah sudah lah kenapa jadi memikirkannya.
"Eh jangan di depan pintu dong." Gerutu gadis di belakang nya.
Radit menoleh ke belakang, kedua sudut bibir nya terangkat ketika mendapati gadis yang dicarinya berada tepat di belakang nya.
Dinda menatap heran pada seseorang yg kini ada di depannya ya orang itu adalah Radit, untuk apa ia berhenti di depan kelas nya dan bukannya menyingkir, "misi gue mau masuk."
"Kenapa baru dateng?" tanya Radit.
Dinda memutar mata malas, "Kesiangan."
"Jangan kesiangan lagi, hukuman di sini berat." Mengacak rambut Dinda, dan pergi meinggalkan nya.
"RADITT!" teriak Dinda sambil merapihkan rambut nya sambil berjalan ke kelas.
Dinda mendudukan bokong nya di kursi tempat nya dan melipat tangan di atas meja setelah itu tidur.
Tidur di kelas sudah jadi kebiasaan Dinda mungkin sebagian murid yang juga melakukannnya, ya sekolah sudah sudah jadi rumah kedua bagi, Dinda karna rumah nya tidak memberikan ketenangan.
☘☘☘
Teruntuk kamu matahari yang bersinar dalam gelapnya langit ku....
Terimakasih sudah menyinari langit ini....
Meski hanya sekejap
Tetap lah seperti ini meski kau bukan bersamaku lagi."Ceilah es batu jatuh cinta." Ucap Rangga.
Dengan cepat Dimas menutup bukunya dan menyimpannya dalam tas, karna teman yanh satu ini tidak bisa diam jika ada sesuatu yang baru.
Dimas menghela napas, "terserah."
"WOI KUTUB ES JATUH CINTA, AKHIRNYA TEMEN YANG SATU INI HIDUPNYA BERWARNA." Rangga berteriak menghebohkan seisi kelas.
"Berisik." Beranjak pergi keluar mencari udara segar.
Dimas benci karamaian, ia lebih suka menyendiri karna dalam kesendirian ia bisa menumpahkan isi hatinya, meluapkan segala bentuk kemarahannya tanpa ada seorang pun yang tahu. Dimas memilih rooftop tempat nya menyendiri, duduk diatas tembok penghalang, jika ada yang mendorong nya dari belakang sudah dipastikan tidak akan selamat.
Gadis itu selalu ada dalam benaknya, masa kecil yang mereka lewati bersama kini semua itu hanya tinggal kenangan. Kenagan yang hanya bisa dikenang. Seandainya waktu bisa di ulang takkan pernah ia lepaskan gadis itu. Sekarang ia tak tahu dimana gadis itu berada.
"Lu mau bunuh diri?" pertanyaan itu membuat Dimas tersentak hampir melompat ke bawah jika tak sadar ia berada di ujung bangunan itu. Ia turun menghampiri Radit yang berdiri tak jauh dari tempatnya.
"Nyari angin."
"Ada masalah?" Radit kembali bertanya.
Dimas menggelengkan kepalanya.
"Cabut kelas."
Kritik dan saran sangat dibutuhkan
Ipi kambek
Salam jauh dari ipi
Follow ig
Fina_vy
KAMU SEDANG MEMBACA
DARA
Teen FictionCover by @Hilariousy Ini bukan tentang Badboy bertemu badgirl atau ice girl bertemu dengan ice boy yang membuat mereka seperti patung es. DARA itu mereka, mereka yang terperangkap dalam belenggu masalalu. Ini tentang mereka yang sedang mencari jati...