1.insiden

15.1K 306 60
                                    


Mentari sudah muncul di ufuk timur, yang berarti aktivitas mulai berjalan seperti hari biasanya. Namun, tidak berpengaruh untuk seorang gadis yang masih bergelung di balik selimut tebal, hingga suara pintu diketuk dengan tidak sabaran membuat tidur itu terganggu.

"Hum, menganggu saja," gerutu gadis itu sambil turun dari ranjang dan membuka pintu dengan muka bantal.

Orang yang berdiri di depan pintu bertanya dengan wajah datar. "Mau sampai kapan terus tidur, Tuan Putri?"

Sedang gadis itu seakan mengenali suara yang masuk ke dalam gendang suaranya langsung membuka mata lebar-lebar dan berjalan mundur.

"Mamiiiiiiiiii!" pekik gadis itu horor.

"CEPAT MANDI DAN BERANGKAT SEKOLAH ATAU KAU TIDAK AKAN MENDAPAT JATAH UANG JAJAN!" teriak orang yang dipanggil mami tadi.

Dengan wajah ketakutan gadis itu langsung berlari tidak tentu arah dan masuk ke dalam kamar mandi.
Wanita yang berada di ambang pintu menatap horor ke dalam kamar, kamar yang terlihat seperti kapal pecah. Baju berceceran di mana-mana dan seprei yang tidak ada pada tempatnya.

Wanita dewasa tadi duduk di ranjang dan menatap sekeliling dan bergumam. "Anak itu, akan aku beri pelajaran sampai dia jera!"

Tidak lama keluar seorang gadis dari dalam kamar mandi dengan rambut basah dan juga seragam yang sudah dipakai. Lagi-lagi sang ibu melotot melihat sang anak.

"ALEXANDRA MILENIUS SUDAH BERAPA KALI MAMI KATAKAN?! JANGAN MEMAKAI SERAGAM SAAT RAMBUTMU BASAH SERAGAMMU BISA BERJAMUR NANTI!"

Gadis yang dipanggil Alexandra Milenius itu menggernyit dan menutup mata, sudah ia duga saat mami tercinta berada di rumah telinganya bisa rusak.

"Mami, jangan berteriak terus telingaku bisa rusak. Apa Mami tidak tahu suara Mami itu seperti gledek yang super besar, Mam."

Alexandra mengatakan itu dengan wajah tanpa dosa, hal itu membuat wanita yang dipanggil mami itu melebarkan mata tidak percaya dengan kata-kata putri semata wayangnya.

Wanita yang umurnya tidak lagi muda, tetapi masih terlihat cantik, menghela napas dan menatap horor ke arah Alexandra.

"Alexandra Milenius yang cantik, pintar. Putri dari Mami Anastasya yang cantik jelita ini, sudah berapa kali Mami bilang jangan memakai seragam disaat rambutnya masih basah, Sayang?!" ucap Anastasya manis sambil berjalan mendekati sang putri.

Alexandra yang merasa aura aneh segera menutup telinganya. Dan benar saja, tidak lama ia merasakan cubitan super pedas di pahanya.

"Huwaaaaaaaa, Mami itu sakit!"

Alexandra menarik diri menjauh dan menggosok pahanya yang baru saja terkena cubitan dari Anastasya. Dengan segera dia mengambil hair drayer untuk mengeringkan rambut.

"Jangan mengeluh! Cepat keringkan rambutmu dan segera sarapan setelah itu berangkat sekolah. Jangan lupa setelah pulang sekolah bersihkan kamarmu. Mulai sekarang kau harus membersihkan kamarmu sendiri, bibi tidak boleh membersihkan kamarmu!"

Keputusan Anastasya membuat Alexandra kesal.
Alexandra memegang hair drayer itu dengan erat, jika tidak begitu hair drayer yang dipegang tadi pasti akan melayang ke arah mami tercinta dan hasilnya dia tidak akan mendapat uang jajan.

Alexandra tersenyum manis dan menatap Anastasya. "Baik, Mami Tercinta."

Anastasya segera berjalan hendak keluar, tetapi terhenti mendengar gerutuan sang putri.

"Kenapa Mami pulang segala coba," gerutu Alexandra.

"Mami masih bisa mendengar Alexandra Milenius!" teriaknya dari tempatnya berhenti tadi.

Xa-NdraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang