04. Curiga

448 45 12
                                    

Aku benci, benci karena sudah mencurigaimu yang aku percayai. Curigaku muncul saat aku tahu, ternyata kau telah memberikan banyak harapan padaku yang tetapi harapan itu hanyalah wacana belaka.





















"Aku pulang." Ujar Yoongi saat sampai dirumahnya.

Ia kemudian melihat ayahnya yang tengah duduk di sofa bersama ibunya. Wajah mereka terlihat khawatir.

"Yoongi!" Teriak Ayahnya.

"Ada apa?" Tanya Yoongi bingung.

"Kemana saja kamu? Sekarang kamu mulai berani keluar rumah!?" Bentak ayahnya.

"Ayah.." Ucap ibunya menenangkan ayah Yoongi.

"Memang kenapa? Itu urusan ayah?" Ketus Yoongi.

Ia tidak suka jika ayahnya ini membentaki dan mencurigainya seperti itu. Walaupun ia menjawab dengan ketus, ia tetap tidak suka jika ayahnya bersikap seperti itu.

"Apa yang kau lakukan dengan Hoseok? Kalian kemana?!" Tanya Ayahnya.

Yoongi mulai cemas. Takut ayahnya tahu tentang hubungannya dengan Hoseok.

"Maksud ayah?" Cemas Yoongi.

Plak!

Satu tamparan keras mendarat di pipi kanan Yoongi hingga memerah.

"Ayah!" Teriak ibu Yoongi.

"Berani sekali kau berpacaran dengan seorang pria! Tidakkah kau tahu, itu dilarang oleh keluarga kita?!" Bentak ayahnya.

Yoongi tak tahan. Tak tahan untuk mengeluarkan cairan hangat yang ada di sekitar matanya setelah sekian lama ia tahankan.

Yoongi tersenyum miring, "Kenapa? Apa aku akan diusir jika benar?" Ucapnya.

"Anak ini benar-benar tidak tahu diri!" Ucap ayahnya.

"Dengar ayah, aku mencintainya. Perasaanku sudah bersamanya selama 2 tahun, ayah. Dia bukan pria yang seperti keluargamu bayangkan tentang pria yang menyukai sesama jenis." Lanjut Yoongi.

"Anak ini!" Ayah Yoongi hampir mendaratkan satu tamparan lagi, tapi ditahan oleh ibu Yoongi.

"Tampar aku ayah. Tampar saja. Aku tidak peduli jika aku mati karena tamparanmu. Asal ayah tahu, ibu sudah menerimanya. Hanya ayah saja yang keras kepala, menuruti kepercayaan keluargamu." Yoongi mulai melawan ayahnya.

*disarankan jangan melakukan ini ke ayah kalian yah! Ingatloh!

"Begitukah? Baiklah. Jangan pergi kekampus lagi dan jangan bertemu dengan Hoseok. Ayah akan menyekolahkanmu di luar negeri. Ayah tidak mau mendengar keluhan atau tolakan!" Ujar ayahnya.

Yoongi dan ibunya tertegun. Yoongi tak percaya ayahnya secepat itu membuat keputusan.

Ternyata ia salah. Salah karena mengira ayahnya bisa menerima Hoseok secara pelan-pelan. Ia salah, karena sudah memberikan harapan itu ke Hoseok.

Sudah cukup, Yoongi harus mengeluarkan air matanya. Ia tak tahan ingin menangis sekeras kerasnya.

Sakit hadir setelah kebahagiaan yang diberikan, itulah yang dirasakan Yoongi.

Believe | YoonSeokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang