Him - 11

6 3 2
                                    

Ghenia mengelap air matanya. Lalu menutup kesedihannya dengan memperlihatkan senyum manisnya.

"Gak apa-apa, lah. Toh, gue bisa apa?" Dina dan Sila menatap iba pada Ghenia.

"Gak usah sedih, ya. Ayo kita senang-senang. Btw, lo udah buka kado dari gue, Ghen?" Ghenia menyengir, "Belum sempat, Na. Heheh, semua kado belum gue buka."

"Hmm, yaudah. Nanti gue ke rumah lo, deh. Bantu buka kado." Sila mengangguk semangat. "Bener! Gue juga mau bantu."

"Cih, paling nanti ada yang lo minta." kata Dina.

"Ih astaga, suudzon aja." Ghenia tertawa melihat kedua sahabatnya ini.

Bagi Ghenia, sahabat itu sangat penting. Lebih baik ia kehilangan cowok daripada kehilangan sahabat. Tak apa jika orang yang ia suka menyukai sahabatnya. Asalkan ia tidak kehilangan sahabatnya.

Ghenia memeluk kedua sahabatnya yang sedang bertengkar, "Gue sayang kalian bertiga. Jangan tinggalin gue, ya."

Dina dan Sila saling menatap, "Kok lo tiba-tiba meluk?" kata Sila.

"Gak apa-apa. Nanti kita video call sama Alienna, ya."

Dina dan Sila hanya mengangguk. Lalu membalas memeluk Ghenia.

***

"Widih, siapa nih, yang kasih lo coklat? Banyak banget lagi." kata Sila.

Sepulang sekolah, mereka langsung menuju rumah Ghenia untuk membuka kado. Terdapat puluhan kado yang disusun rapi di kamar Ghenia. Mereka mulai memilih untuk dibuka.

"Gak tau. Buka 1 kotak aja. Sisanya buat abang sama adik gue."

"Saudara yang perhatian ya, neng Ghenia ini." goda Sila.

"Daripada lo, gak punya saudara." Dina terbahak. Sementara Ghenia hanya geleng-geleng kepala.

"Jahat banget sumpah." Sila cemberut.

Ghenia mulai memilah kadonya. Dan matanya menangkap sebuah kado berukuran sedang berwarna putih dan dihiasi pita berwarna merah. Ia mengambil kado tersebut.

"Ini dari kak Sarga." gumamnya. Dina dan Sila menoleh.

"Buka, Ghen! Gue penasaran apa yang dia kasi ke elo." Dina mengangguk, "Buru Ghen, buka!"

Ghenia membukanya perlahan-lahan. Tak berapa lama terlihatlah sebuah kotak.

"Apaan isinya, ya?" kata Sila.

Ghenia pun mulai membuka kotak tersebut, dan terpampanglah sebuah dream catcher, sebuah novel, dan selembar kertas.

Ghenia mengambil kertas tersebut, dan mulai membacanya.

To : Ghenia Selvara Ringgana yang imut :)

                 Happy birthday, Ghenia! Semoga panjang umur ya, selalu sehat, makin imut, makin cantik, makin baik sama gue, makin tinggi ya hahaha. Pokoknya yang terbaik lah buat lo.

                Maaf gue cuma bisa kasih dream catcher sama novel. Gue kasih dream catcher biar mimpi lo indah :), soalnya kakak sama adik gue punya ini juga di kamar mereka, dan mereka selalu mimpi indah, katanya.

               Dan buat novel, bang Zian bilang, lo suka banget baca novel. Dan gue akhirnya beliin lo satu novel yang dari judulnya aja bagus, 'mencintai dalam diam'. Disitu diceritain tentang seorang cewe yang suka sama cowok, tapi cowok ini cuma anggep ini cewek adiknya.

             Seru lah pasti novelnya. Semoga lo suka ya sama hadiah gue. Gue bingung mau kasi lo apa, jadi ya itu aja wkwkw. And one more, happy birthday!

Him.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang