I need

58 6 4
                                    

Abu abu masih melengkat di ceritaku
Warna lain tak kunjung datang bertamu
Harapanku masih satu kamu.
-Sheina Arunika Sharik

***

Pagi yang cerah memberi semangat tersendiri untuk memulai hari, petrichor atau wangi setelah hujan menyemburkan kesegaran dengan embun yang menyejukkan pagi yang sangat indah.

Arka memulai hari dengan semangat, entah apa yang membuatnya semangat datang pagi pagi kesekolah? Dia pun tidak tau.

Jam 06:15 arka tiba di sekolah tepatnya lima menit yang lalu, dia sekarang sedang di kantin menikmati bakso pak justin—juragan suparmin(amin)— karena dia tidak sempat sarapan dirumah.

Seseorang memasuki pintu kantin dengan langkah malas, dan langsung menghampiri mbok eem, penjual nasi goreng.

"Kayaknya mau sarapan tuh"—batin Arka

Sheina berjalan menuju meja kosong di ujung tembok dekat dengan jendela. Tempat yang cocok untuk menyendiri.

Sheina yang menyadari sedari tadi diperhatikan menoleh ke tempat Arka berada. Sedangkan Arkan langsung menolehkan pandangannya kearah lain ketika netra mereka beradu.

"Ngefans gue ni orang"Sheina bergumam.

Setelah menghabiskan makanannya selama beberapa menit. Sheina berdiri kaki jenjangnya menuju stand nasi goreng untuk membayarnya. Setelahnya gadis berkuncir itu keluar dari kantin tanpa sepatah kata pun.

Arka yang melihat Sheina keluar pun, buru-buru membayar makanannya dan berlari kecil untuk menyusul Sheina. dia penasaran.

Kaki jangkung Arka diam diam mengikuti, gadis itu berhenti di taman sekolah, lagi.

Sheina yang tidak menyadari di ikuti pun memulai dialognya.

"Selamat pagi Daisy,apa kabar
Aku masih menunggu, menunggu kebahagian
Datang menjemput dengan bermacam warna
Sekali lagi kapan ia tiba"

Arka yang mendengar semua kalimat kalimat yang di lontarkan Shei pun tertegun, dia masih bingung apa maksud kalimat gadis irit bicara di hadapannya.

Ketika Sheina berdiri ingin pergi dari taman belakang, Arkan bergegas pergi dari sana, nggak keren dong masa nguntit ketahuan.

***

Koridor sekolah masih sepi, belum banyak siswa yang datang , Shei leluasa berjalan tanpa ganguan atau hambatan. Memejamkan mata menikmati alunan musik dari earphone.

"Woii! Sheina!" Pangil seseorang yang tak diraukan. Karena kesal Sasa langsung mengambil earphone Sheina. Sheina yang mengetahui pelakunya Sasa hanya berdecak pelan.

"Apa"
"Dasar manusia perempuan yang irit bicara" gerutu Sasa, sambil menyamai langkah Shei. "Shei Lina mana?" Sasa bertanya dimana teman Shei yang satunya itu.

"Nggak tau" jawab Shei sambil menaiki tangga.
Sasa yang bingung Shei mau kemana pun bertanya. "Shei mau kemana?"

"Rooftop" jawab Shei mengatakan tujuannya. Sambil mengulurkan tas nya kepada Sasa untuk di taruh di kelas. Alis Sasa terangkat satu,bingung. "Bawain."
Ucap Shei mengerti kebingungan Sasa.

SheiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang