01

18.8K 1.1K 27
                                    

"Ughh.."

Erangan itu keluar, dari bibir seorang gadis yang terbaring di sana. Penyebabnya tak lain karena sinar matahari yang masuk melalui sela-sela jendela kamar hotel yang ia tempati saat itu.

Ia beranjak perlahan, masih berusaha mengumpulkan kesadarannya. Lalu tatapannya mulai mengelilingi. Menyadari jika ia tak berada di kamarnya saat ini.

Ia hampir saja memekik, ketika melihat penampilannya yang tak berbalut apapun. Hanya sebuah selimut yang membalut tubuh polosnya.

Gadis itu membalut tubuh polosnya dengan selimut yang ia kenakan semalam. Berusaha untuk turun dari tempat tidur dan menemukan tas kecilnya yang tergeletak di atas sofa di kamar itu.

Dan hal pertama yang ia cari adalah ponselnya. Setelah menemukannya, ia mencari kontak seseorang. Setidaknya, ia harus menelpon salah satu temannya.

Ceklek

Bunyi pintu yang terbuka itu menggagalkan rencananya yang sudah akan mendekatkan ponselnya pada telinganya. Membuatnya berbalik dan sedikit terkejut ketika mendapati seorang pria yang baru saja keluar dengan keadaan yang hanya berbalut handuk di sekitar pinggangnya. Dan satu handuk lain ia gunakan untuk mengeringkan rambut hitam legamnya yang basah.

Pandangan sang pria bertemu dengan sang gadis. Dan entah mengapa, kini kecanggungan melingkupi keduanya. Bahkan sang pria menghentikan aksi mengeringkan rambutnya.

"Hey, kau sudah bangun? Bagaimana tidurmu?"

Suara Jimin memecah keheningan di antara keduanya. Dan Rose di sana yang tampak canggung hanya mengangguk. "Baik. Aku tidur dengan nyenyak."

"Senang mendengarnya. Oh ya, apa kau lapar? Aku akan memesankan room service jika kau mau. Sementara kau bisa membersihkan dirimu selagi menunggu."

Tawaran yang bagus, pikir Rose. Maka gadis itu hanya mengangguk. Pun dengan langkahnya yang kini mendekat ke arah kamar mandi, membuat Jimin memberikan sedikit ruang pada gadis itu.

Dan saat pintu tertutup, Jimin menghela napasnya. Tak tahu mengapa ia harus merasa canggung dengan gadis itu. Ya, itu bisa saja terjadi karena mereka baru saja bertemu semalam. Dan ini bahkan dari 24 jam mereka mengenal satu sama lain dan mereka berakhir di sini. Di kamar hotel dan menghabiskan malam bersama

Ceklek

Jimin sedikit terkejut di sana, ketika pintu kamar mandi di belakangnya terbuka kembali. Menampilkan Rose di sana yang hanya menampakkan kepalanya.

"Maaf, tapi bisakah kau meletakkan selimut ini kembali?"

"A-Ah, ya. Aku akan meletakkannya kembali." Ucapnya, sembari mengambil alih selimut yang Rose berikan padanya.

Rose menampilkan senyumnya. "Terima kasih." Dan pintu kembali tertutup. Sementara Jimin kembali tersenyum di sana, seperti seorang remaja yang baru saja merasakan kembali jatuh cinta.

.

.

Guyuran shower di atas sana turun begitu saja membasahi tubuh gadis itu. Sementara kedua tangannya ikut membasuh tubuhnya dengan lembut.

Ciuman antara keduanya tak terhenti semakin panas dan begitu bergairah. Apalagi dengan sang pria yang kini melepaskan satu persatu material di tubuhnya dan sang gadis. Meninggalkan keduanya dengan keadaan hanya berbalut dalaman saja.

Rose mematikan keran shower saat itu. Dengan nafas yang terengah-engah, ia terus tersenyum ketika mengingat kembali malamnya yang begitu panas bersama pria yang bahkan baru ia temui.

Lil' TouchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang