Chapter 9

20 3 1
                                    

Ditengah panasnya sinar matahari seorang wanita berjubah putih bersulam emas, dan seorang pemuda berjubah hitam berjalan berdampingan.

Wanita itu cantik dengan hanya melihat  rambut merah panjang yang mengalir, dan untuk pemuda itu.....

'' Jadi Rian, ...Ehm, kau adalah salah satu fansku?? '' (Ririana)

'' ohhh~~ .....Sungguh kehormatan berbicara berdampingan denganmu nona''

Yap....sudah bisa kalian tebak, pemuda berjubah hitam itu adalah aku.

Oh.. Dan ngomong ngomong rian itu adalah nama samaranku, aku mengambil nama itu dari penyanyi idola ku, kau tau penyanyi band yang disebut R***,D'M***v.

Banyak yang terjadi selama waktu singkat ini, seperti yang kau lihat, ada banyak yang berubah dari cara bicaraku, kau tau.. jika aku ingin lebih mendapatkan kepercayaan, aku pikir lebih baik jika aku melebih lebihkan sesuatu.

Juga aku dinilai sebagai manusia normal oleh nya......walaupun.. Kenyataannya...

====

[Nam........

[Ras : ■■■■■■■]

>Statistik

[Kekuatan   : ???]
[Konstitusi   : ???]
[Kecepatan   : ???]
[Kecerdasan : ???]
[Sense            : ???]
[Mana            : ???]

>Kerampilan

>kemampuan bawaan

*[■■■■■■■■■]
*[Nol Keberadaan]
*[Pengamat]

====

Itu sungguh jauh dari kata normal....

'' Kau belum menjawabnya, apaka-''(Ririana)

'' Aku adalah fans beratmu'' Aku tersenyum cerah kearahnya dan menjawab sebelum ia selesai menyelesaikan pertanyaannya, mengepalkan tangan dan menatapnya, untuk mendapatkan kesan yang kuinginkan, aku mengatakan kata kata yang sudah kusiapkan '' Bahkan jika dunia ini membencimu, aku akan tetap ada disampingmu untuk menjadi pendukung mu ''

Ehh?? Kenapa aku merasa ada yang salah dengan perkataan ku? Ai yahh.. Bodo amat lah.

'' Ehh? Apakah begitu '' (Ririana)

Masih menatap ku dengan tatapan ragu, Ia menggerakkan tangan, jarinya bergerak halus, dan sebuah kertas putih dan pena muncul mengambang  didepannya,

Ehh Kertas? Apa yang coba ia lakukan?
Ia mengambil pena dan menuliskan sesuatu di atas kertas, lalu memberikannya padaku.

'' Ini '' (Ririana)

'' Ini adalah tanda tanganku '' (Ririana)

Sekali lagi, terkejut ada di wajahku, aku memikirkankannya.... apakah characterku benar benar segampang itu?

'' Kenapa diam saja, bukankah kau tadi mengatakan kau adalah fans beratku? '' (Ririana)

'' Ah, iya, terimak- "
Tapi sebelum aku menyelesaikannya, ia menyelanya.

'' Kita sudah sampai '' (Ririana)

'' Apa? Apa yang sudah sampai? ''

'' Bukankah itu perjalanan kita? Kota sudah terlihat didepan mata '' (Ririana)

Mataku secepatnya memandang kedepan, dan memang sebuah kota terlihat didepanku.

'' Wooaaah.. ''

Sebuah tempat, tembok besar dengan ukiran indah yang menjulang tinggi. Melingkar disetiap sisinya, dan sebuah pintu coklat besi ditengah yang di jaga oleh dua ksatria panjaga yang membawa tombak.

Aku terlalu banyak memikirkan cara menyakinkannya, sampai lupa kalau kita berjalan menuju perkotaan.

'' Heii, kenapa kau berhenti?, ohh, dan ngomong ngomong setelah melewati gerbang, aku akan berpisah dengan mu. Karna banyak tugas yang harus aku lakukan. Jadi cepat lah. '' (Ririana)

'' Ahh!? Iya! ''

Aku terkejut dengan suaranya, dan dengan cepat mengejarnya, yang sudah cukup jauh dariku.

Sama seperti bagaimana klise - klise novel isekai, itu penuh dengan antrian panjang.

Eto.. Karna Ririana Role adalah seorang bangsawan kelas atas, kupikir ia akan dengan mudah melewati antrian, karna ini masih dunia yang didominasi oleh para bangsawan.

Tapi ia melakukan sesuatu yang mengejutkan, ia mengantri sama seperti antrian yang lain.

.... Hmm.. Apakah ia menyembunyikan identitasnya?

+++++++++++++

(Ririana Role POV)

Sambil menunggu, aku melirik pemuda yang ada disampingku.

Aku bertemu dengannya baru baru ini. Tak ada yang tak normal darinya.

Tapi ada dua hal yang menggangguku.
Dia bisa melihat penyamaranku
Juga ada satu hal lagi yang sangat mengganggu ku.
Dia tak memiliki keberadaan.
Bahkan sekarang aku didekatnya. Itu seperti dia tak berdiri disampingku.

Waktu berjalan, dan kita berada tepat didepan penjaga.

Mengeluarkan dua koin perak dari ruang sihir, aku memberikannya kepada penjaga. Karna dia mengaku sebagai fans beratku, akan lebih baik jika aku membayarkannya kan?

Melewati gerbang, sebuah perkotaan akrab menjumpai didepanku.

Tanpa berbalik kearahnya, aku mengatakannya padanya.

'' Kita berpisah disini. '' (Ririana)

Aku menengok kearahnya. Melihat dia tersenyum kepadaku dan menganggukan kepala.
'' Ok, terimakasih untuk semuanya, entah kapan aku akan membayar semua ini nona!! ''

" Bisakah kau tak meninggikan nada mu itu di akhir kalimatmu? Itu cukup menggangguku " (Ririana)

'' Uhuk.. Uhuk, ok ''

Sigh...... Dasar pemuda aneh..

Aku menatapnya untuk terakhirkalinya, dan kaki ku sekali lagi bergerak, untuk melanjutkan langkahku.

'' selamat tinggal rian, mungkin kita akan bertemu lagi jika takdir menentukannya'' (Ririana)

Yang aku tak tau adalah bahwa aku akan penuh penyesalan tak lama setelah bertemu denganya.

WriteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang