12 Really?

53 10 2
                                    

Jieun terdiam sesaat saat tatapan tajam milik Taeyeon mengarah padanya. Ia tak berani menatap balik Taeyeon yang duduk didepannya. Taehyung? Dia malah terlihat tak perduli dan terus menyantap makanannya. Ia berpura-pura mengabaikan pertanyaan Taeyeon, dan membiarkan Jieun yang menjawab.

"Eum....Aku dan Taehyung hanya..." Jieun menghentikan kalimatnya, dan menatap Taehyung sebentar.

"Hanya?" Tanya Taeyeon menunggu Jieun meneruskan kalimatnya.

"Hanya--"

"Dia Yeojachingu ku".

Sontak Jieun menoleh kearah Taehyung, bahkan Taeyeon pun kini hampir tersedak saat mendengar ucapan Taehyung barusan. Jieun terngangah sebentar, lalu kembali bersikap normal agar Taeyeon tak menatapnya curiga.

Taeyeon berdehem sebentar, "Jadi kau pacarnya Kim alien ini?" Tanya Taeyeon masih tidak percaya.

Jieun baru akan menjawab. Tapi, Taehyung sudah mendahuluinya. "Astaga noona! Kenapa kau sangat tidak percaya, eoh? Dia ini benar-benar Yeojachingu ku".

Taehyung lalu menyelesaikan makannya dan kembali kekamarnya. Tersisalah Jieun bersama dengan Taeyeon.

"Maaf Jieunie, aku sudah berlebihan bertanya seperti itu" Taeyeon berucap dengan lembut. Ia lalu menghabiskan makannya yang tinggal tersisa sedikit.

Jieun pun hanya mengganguk. Akhirnya mereka berdua selesai dengan aktivitas makan malam. Jieun membantu Taeyeon membersihkan piring kotor dan merapikan meja makan. Taeyeon Tersenyum simpul melihat Jieun yang cukup mahir dalam hal bersih-bersih.

Setelah selesai Taeyeon berpamitan kepada Jieun untuk berangkat kerja. Tinggalah Jieun sendirian diruang tamu. Ia menatap sekelilingnya lalu menghembuskan nafasnya perlahan.

"Jieun?"

Jieun menoleh kesumber suara. Taehyung yang baru keluar dari kamarnya langsung menghampiri Jieun. "Apa Taeyeon noona sudah berangkat kerja?" Tanya Taehyung sembari menduduk kan dirinya pada sofa yang berhadapan dengan Jieun.

"Nde, baru saja ia pergi" jawab Jieun sambil tersenyum simpul.

Taehyung mengganguk. Ia lalu mengambil ponsel nya, dan mulai memainkan game online yang sangat ia gemari. Jieun seperti diabaikan. Ia bosan sekarang.

Jieun melirik kearah jam dinding, lalu mulai berpikir. Apa mungkin Hanbin sedang mengkhawatir kan dirinya? Atau mungkin tidak. Jieun kemudian teringat, kedua orang tuannya sedang berada di Jepang. Bagaimana jika kedua orang tuanya ternyata sudah pulang dan mencari dirinya? Apa Jieun akan pulang sekarang saja?

"Tae..."

Panggil Jieun sangat pelan, namun sepertinya masih bisa didengar oleh Taehyung. Ia pun menoleh sambil menaikan kedua alisnya.

"Wae?" Tanya Taehyung

"Bisakah kau mengantarkan ku pulang?" Ujar Jieun dan seketika Taehyung menghentikan aktifitasnya.

Taehyung lalu menyimpan ponselnya, "Kau benar akan pulang sekarang?" Ada sedikit nada kecewa saat Jieun akan segera pergi dari rumahnya.

Jieun mengganguk perlahan, "Aku takut jika orang tuaku sudah kembali dari jepang, dan mereka tak menemukanku dirumah"

Akhirnya Taehyung berdiri dari duduknya dan mengambil kunci mobil yang digantung dikamarnya. Taehyung lalu mengajak Jieun untuk bergegas kemobilnya.

Didalam mobil, tak ada yang bersuara sama sekali. Jieun maupun Taehyung sama-sama sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Taehyung sesekali melirik Jieun yang tengah bersandar pada kaca mobil.

"Tae?"

Spontan Taehyung menatap Jieun sebentar, "Wae?" Tanya Taehyung lalu kembali fokus menyetir.

"Maaf karena aku salah menilaimu. Aku pikir kau adalah namja tak baik" ucap Jieun sangat tulus. Taehyung bahkan terdiam sejenak sembari menikmati suara Jieun yang sangat lembut itu.

Taehyung pun tersenyum tipis, "Tak apa. Aku tidak pernah mempermasalahi itu" jawab Taehyung membuat Jieun lega.

Jieun kembali menatap kearah kaca mobil. Entah kenapa ia seperti enggan berpisah dengan Taehyung. Ia menghela nafas pelan, membuat Taehyung sekilas melirik kearahnya.

Tak terasa akhirnya Jieun sampai dirumahnya. Ia membuka pintu mobil lalu segera turun. Taehyung pun menurunkan kaca mobilnya untuk melihat Jieun.

Jieun sedikit membungkuk, menatap Taehyung yang ada didalam mobil, "Kau tak singgah?" Tawar Jieun.

Taehyung menggeleng pelan, "Aku harus kekampus" jawab Taehyung diikuti dengan senyum tipisnya.

Jieun pun sedikit memundurkan langkahnya, ia melambaikan tangannya pada Taehyung, "Gomawo, aku akan menghubunginmu nanti"

Mobil Taehyung pun akhirnya pergi dari pekarangan rumah Jieun. Saat ini ia masih menatap mobil itu yang perlahan mulai menjauh dari pandangannya. Jieun kembali membuang nafasnya pelan, lalu kemudian ia berbalik dan membuka pagar besi didepannya.

Perlahan Jieun masuk kedalam halaman rumahnya. Sepertinya duganya salah. Orang tuanya pasti belum kembali dari jepang. Jieun memegang gagang pintu didepannya. Ia lalu membuka pintu itu, dan ternyata tidak terkunci sama sekali.

Seketika Seorang yeoja turun melewati tangga dari lantai dua. Jieun menatap yeoja itu dengan pandangan tak suka. Ia bergegas kearah kamarnya dari pada harus bertatap muka dengan yeoja sialan itu.

"Kenapa kembali kesini? Sana pergi"

Jieun terhenti ditempatnya. Ia kembali menatap yeoja itu yang tengah berdiri didekat tangga. "Kenapa? Kau tak suka jika aku kembali?" Tanya Jieun sinis.

Yoora tersenyum mengejek kearah Jieun. Dimemperhatikan penampilan yeoja itu dari atas sampah bawah. "Kau tau kan jawaban ku?"

Jieun mengepalkan kedua tangannya. Yoora terlalu semenah-menah, dan itu yang sangat Jieun benci dari yeoja itu.

"Diam kau sialan..."

"Jieun?"

Sontak Jieun maupun Yoora menatap kearah sumber suara. Hanbin yang baru saja keluar dari arah dapur langsnung menghampiri kedua yeoja itu. Melihat kehadiran Hanbin, Yoora dengan cepat memasang wajah santainya.

Hanbin menghampiri Jieun. Ia menatap penampilan adik perempuannya itu dari atas sampai bawah. Jieun pun hanya diam saja. Ia masih teringat saat Hanbin membentaknya karema membelah Yoora.

Perlahan Hanbin menarik Jieun kepelukannya. Ia hampir saja menangis saat ini. Ia tau, jika Jieun sangat benci jika dibentak. Karena itu ia merasa sangat bersalah. "Maafkan aku, Jieunnie. Aku tak bisa mengontrol emosiku saat itu" ungkap Hanbin yang masih memeluk Jieun.

Tangan Jieun terangkat untuk mengusap punggung Hanbin. "Aku memaafkanmu, Oppa" Jieun tersenyum tipis. Ia lalu melepaskan pelukan Hanbin dan menatap kakanya itu, "Kau harus berjanji padaku"

Hanbin mengangguk pelan, "Apapun itu, katakan padaku"

Jieun ingin sekali berkata jujur pada Hanbin, kalau Yoora tak baik untuknnya. Namun, ini pasti bukan waktu yang tepat untuknya mengungkapkan semuanya.

"Kau harus membelikan banyak makanan untukku" ucap Jieun yang berhasil membuat Hanbin terkekeh seketika. Hanbin pikir Jieun akan memintah sesuatu yang lebih padanya.

Jieun langsung memasang wajah polos menatap Hanbin, "Wae..., aku serius saat ini. Aku sangat lapar, dan Oppa harus membelikanku makanan yang banyak" akhirnya Jieun ikut tertawa bersama Hanbin.

Berbeda dengan Hanbin dan juga Jieun, Yoora menatap jengkel kedua orang itu. Kenapa juga ia menonton drama kakak beradik itu. Merasa bosan karena tidak diperhatikan, Yoora berdehem pelan yang berhasil mengalihkan perhatian kedua orang itu.

"Oppa, aku akan kekamarku. Kau urus dulu peliharaanmu itu" Jieun segera berlalu dari tempatnya.

Yoora seketika terkejut saat kata 'Peliharaan' yang diucap Jieun terarah padanya. Dia kemudian berdecih pelan. Hanbin pun langsung mengajak Yoora kembali kekamarnya.

Jangan lupa Vote yaaaaaa

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang